MARILAH MENJADI BLOGGER YANG BERMARTABAT

BLOGGING DEMI UANG

Tidak salah menjadikan uang sebagai tujuan dalam kegiatan blogging. Namun tujuan awal ngeblog sebenarnya bukan demikian. Tidak juga bisa disalahkan program ads datang memberikan iming iming penghasilan kepada para blogger. Banyak juga kalangan blogger yang memberikan pernyataan: Kalau gak ada uangnya saya tidak akan ngeblog. Yoi, siapapun tidak bisa disalahkan, mencari uang itu benar dan sah tetapi moralitas harus dikembalikan pada tempatnya. Uang bukan segala galanya walaupun uang itu sangat penting.
incaran para blogger yang inginkan akomadasi gratis dengan imbalan menulis promo bagus untuk bisnis hotel tersebut
Bisa saja karena tujuan uang sobat menjadi tersesat. Misalnya timbul sifat kemaruk uang, lalu melakukan kegiatan iligel blogging, klik tidak sah, booster trafik robot, fraud, dsb. Dari sisi hukum itu salah apalagi dari segi pandangan agama hukumnya pasti HARAM. Namun disamping hukum dan norma, adalah tatanilai, adab dan kesopan-santunan juga perlu di terapkan dalam dunia blogging.

Masih ingat kisah Elle Darby yang sempat menghebohkan jagat sosial media pada Januari 2018 yang lalu? Itu hanyalah sekelumit kisah yang mengawali debut negetive para sosial influencer dan sedihnya justeru bloggerlah yang terkena getahnya.

Karena Elle sedianya adalah seorang youtuber bukan blogger tapi sebuah hotel mewah di Dublin Irlandia, Charleville Lodge, telah mengumumkan ke seluruh dunia bahwa mereka menolak bekerja sama dengan para media social influencer dan dia begitu terlihat muak terhadap para Blogger. Mengapa?

Dan apakah ini berdampak buruk terhadap karir para youtuber dan blogger? Sedikit banyaknya ya. Karena setelah itu hotel hotel mewah lain yang mengikuti jejak hotel mewah Dublin tersebut berpromosi lebih murah dan namun lebih efektif melaui media sosial resmi yang jauh lebih kuat dan sistematis dalam berpromosi ketimbang hanya seorang media influencer dari youtuber dan apalagi blogger walaupun mereka memiliki follower ratusan ribu banyaknya  di media sosial.

ANTARA BISNIS, RESPEK, MARTABAT 

Bagi sobat yang belum tahu awalnya Darby mengirim surat elektronik kepada hotel Lodge, dan menulis:
"Saya bekerja sebagai sosial media influencer, spesial untuk gaya hidup, kecantikan dan PARIWISATA. Saya dan rekan saya berencana datang ke Dublin untuk liburan akhir pekan Valentine" tulis Darby

"Setelah mencari tempat menginap saya menemukan hotel anda yang sangat menakjubkan..." lanjut Darby menyanjung dan memuji.

Stenson kemudian merespon permintaan Darby secara terbuka di laman Facebook resmi milik The White Moose Cafe - Facebook milik hotel tersebut. Ia menolak permintaan Darby dengan alasan sebagai berikut:

“Salam hormat untuk Social Influencer (saya tahu namamu tapi tak penting untuk menunjukkan nama).

Terima kasih untuk email yang meminta akomodasi gratis untuk meningkatkan eksposur (hotel). Kami mengerti pasti butuh pertimbangan untuk mengirim email seperti itu, kecuali jika anda TIDAK PUNYA HARGA DIRI  DAN BERMARTABAT," tulis Paul.

Dia melanjutkan, "Bila saya memberikan akomodasi gratis kepadamu dengan imbalan diulas ke dalam video di Youtube, siapa yang membayar staf hotel yang melayanimu? siapa yang membayar petugas kebersihan yang membayar kamarmu?," katanya.

Paul juga menambahkan staf-staf hotel lainnya seperti pelayan restoran dan resepsionis. Ia juga mengatakan tentang biaya lampu dan pemanas air yang menjadi bagian layanan kamar hotel.

"Oh jadi saya harus mengatakan kepada staf saya bahwa mereka akan diulas dan di siarkan ke dalam Youtube sebagai pengganti gaji mereka untuk pekerjaan yang dilakukan saat Anda berada di hotel kami?" tambah Paul.

Pesan tersebut disimpulkan Paul dengan, "Catatan: Tidak perlu jawaban."

Elle mengunggah penolakan itu sambil menangis di media sosial youtube. Mengunggah video dengan airmata ke youtube dan mengungkapkan rasa malu, marah dan terhinanya dia.
"Sebagai gadis berusia 22 tahun yang menjalankan bisnis saya dari rumah, saya tidak merasa telah melakukan kesalahan" katanya.

Karuan saja ulahnya mendatangkan reaksi keras dari pihak hotel Dublin, Paul Stenson mengumumkan statemen hotelnya yang mulai detik itu juga menolak para media influencer terlibat promosi bisnisnya yang sedihnya judulnya semena mena "membanned" para BLOGGER! Perhatikan pengumuman resminya yang berjudul:

**ALL BLOGGERS BANNED FROM OUR BUSINESS (Semua blogger dilarang terlibat bisnis kami)**
Saya menulis ini karena dampaknya sungguh tidak terduga. Kini Elle Darby tetap melanjutkan kegiatannya terutama sebagai Youtuber, pengikutnya juga tidak bertambah secara signifikan. Dalam beberapa waktu dia malah mendapatkan lebih banyak "bully" dari para netizen ketimbang rasa simpati. Lebih banyak disalahkan oleh berbagai kalangan ketimbang mendapatkan dukungan.

Sementara menurut laporan jurnal bisnis terbaru, justeru Hotel di Dublin Charleville Lodge, naik rating bisnisnya, menjadi bukti bahwa mereka tidak membutuhkan para blogger untuk mempromosikan bisnis mereka. Kini mereka sedang melakukan renovasi untuk meningkatkan kapasitas ruang tamu hotel mereka.

BISNIS MEMBUTUHKAN PROMOSI YANG LEBIH JUJUR NAMUN ELEGAN

Menurut kalangan ahli dan bisnis, promo para media influencer kebanyakan terlihat tidak jujur dan munafik bagi beberapa kalangan pembaca terpelajar dan berduit. Misalnya jelas karena dibayar mereka akan mengatakan segala hal yang baik baik saja perihal tujuan pariwisata terutama akomodasi yang tersedia untuk para wisatawan kelak. Sering faktanya tidak sesuai dengan kenyataan.

Misalnya mereka mengatakan tentang keindahan alam suatu tempat, lalu betapa nyaman dan mewahnya hotel disana. Dan ketika saya datang kesana tampak jauh dari apa yang mereka tulis.

Para blogger wisata itu meniru gaya menulis konvesional blogger promosi yang "promotion oriented" kata seorang pakar, mereka tidak menulis kekurangan kekurangan sebuah tempat wisata dan kekurangan akomodasi yang tersedia. Semua seolah ditulis: Pemandangan indah dan menawan. Hotel mewah dan nyaman. Kata kata yang terulang ulang pada setiap blog pariwasata. Itu tidak informatif samasekali, sambung pakar tersebut.

Kesan membujuk supaya membaca dan berkunjung terasa vulgar, teknik penulisan rata rata adalah sama seolah blogger pariwasata yang satu dan yang lain saling meniru.

Jika sobat perhatikan kritik tersebut, ternyata para pebisnis dan sebagian pembaca juga sudah lebih pintar mungkin karena seringnya membaca artikel dan konten konten pariwisata juga. Intinya selain keindahan suatu tempat pariwisata, tida ada salahnya menyertakan kekurangan kekurangan suatu tempat dan berikut akomodasinya agar tulisan tidak terkesan sebagai media promosi, tetapi memiliki nilai lebih karena bersifat lebih informatif.

Jangan biarkan tulisan terkesan murah dan hanya sebagai "bayaran" setelah bersenang senang, Jika perlu pada akhir tulisan sertakan juga ruang "rekomendasi" dari penulis terhadap masa depan bisnis pariwisata tempat yang telah sobat kunjungi sebagai tanda perhatian kita. Tuliskan kekurangan keurangan tempat tersebut dan saran perbaikannya.

Well, kita tidak menyalahkan Elle Darby. Kita berterimakasih karena dia telah menunjukan hal tersebut untuk kita jadikan pelajaran dalam melakoni kegiatan blogging.

4 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Saya baru tahu tentang cerita ini mas, menarik juga ternyata... Kalau menurut saya sih seharusnya si Elle tidak perlu meminta fee atas apa yang dia lakukan, mungkin lebih baik dia memberikan info sisi baiknya dari hotel yang dia singgahi di videonya, mungkin itu lebih baik, asalkan tidak menyebutkan merek didalam videonya.. nantinya juga akan ada komentar2 penasaran dari pada netizen...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dia minta fee sebelum pergi ke Dublin dan mengirim surat elektronik. Tapi permintaannya di tolak. Jadi dia belum sempat meliput.

      Itu pekerjaan media influencer yang pede karena memiliki follower beribu ribu

      Hapus
  2. Saya bacanya ketika kasusnya masih hot di awal-awal kejadian. Menurut saya, hotelnya terlalu sombong sih dan cara komunikasi yg kurang baik. Penolakan ataupun cibiran kan bisa via email (japri) bukan di ranah imu Medsos. Toh email yg dikirim si youtuber juga via email bukan medsos... Ehmmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu memang disesalkan oleh sebagian kalangan. Mereka pebisnis selalu berada diatas angin pada saat terjadi benturan.

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak