KITA BISA MENGARUNGI WAKTU DALAM SINGULARITY

Kadang jika kita memandang kelangit biru pada malam hari yang penuh bintang pikiran jadi tenang, jadi terbuka bagai cakrawala yang tak berujung.
Manusia bermimpi keabadian
Dalam buku yang di tulis mantan bos NASA, cosmos: beyond universe. Bahwa kita merasakan sesuatu sampai bulu kuduk kita berdiri dan itu adalah kosmos, kita hanyalah bagian dari kosmos, kita masih saling tertaut walau dalam realita seolah terpisah satu dengan yang lain.

Dan rasa ingin tahu kita terhadap keberadaan kita dialam semesta ini, terhadap kesadaran kita sendiri membuat kita meraba raba, mencari tahu dan mulai menghitung bentuk lengkung alam semesta. Dan kita seolah terperangkap dan dibatasi oleh Ruang dan Waktu, seperti bayi yang ingin merangkak keluar pembatas jagaan.

Ruang dan waktu.

Apakah ruang dan waktu itu? Bukankah itu hanyalah sebuah realitas yang tidak berbeda? Kita hanya memiliki perasaan dan hitungan hitungan didalam syaraf kita tentang jarak tentang jauh tentang kemaren, hari ini dan hari esok?

Ada yang yang begitu membuat kita panasaran tentang realitas waktu keterbatasan kita dalam menempuhnya.

  1. Kita pernah memiliki masa lalu dan kita mengingatnya, tapi kita tidak bisa kembali mengulangnya
  2. Kita menjalani masa kini bersama seluruh rasa sakit dan rasa bahagianya tetapi dia terus berlalu dan tertinggal dibelakang kita.
  3. Kita meraba raba dalam ketidak tahuan kita tentang masa depan
Tiga contoh diatas hanyalah rentang kecil daripada kehidupan manusia. Bagaimana kalau kita bertanya tentang usia alam semesta? Apa yang terjadi dimasa lalu bumi sebelum kita manusia ada? 

Lalu kita hanya melihat realita sekarang dan kita tahu keadaan bumi pada semilyar tahun yang lalu tidaklah sama. Lalu apa rupa dunia setelah seribu tahun kedepan? Seberapa cerdas umat manusia mampu bertahan hidup sebagai spesies makhluk berakal?

Kenyataan betapa terbatasnya diri kita membuat kita ingin mencari tahu dan mengatasi segalanya dan fakta bahwa setiap manusia akan mati membuat para ilmuwan bertanya: Apakah kematian itu begitu membuat manusia tidak berdaya, bagaimana jika itu hanyalah sesuatu yang sebenarnya dapat kita atasi?

Ide menipu kematian terdengar gila, tetapi bisa jadi sebuah ide yang berani dan dapat di realisasikan oleh sebagian orang.

Kita tidak pernah tahu seberapa cerdasnya kita atau hanyalah makhluk yang paling bodoh di alam semesta. Kita hanya hidup untuk didaur ulang membusuk menjadi humus didalam tanah lalu tumbuh subur dimakan akar tanaman dan ulat. Dilahirkan kembali dalam bentuk kesadaran yang berbeda. Paling tidak sebelum kita menemukan keabadian kita. Tetapi apakah hukum alam sejalan dengan itu? 

Teknologi 

Teknologi memberikan harapan kepada umat manusia. Tetapi teknologi adalah tentang rekayasa sumberdaya alam untuk mencapai kesempurnaan menuju manusia masa depan.

Sumber daya itu adalah kecerdasan, logam keras hingga syaraf neoron buatan yang lembut super komputer. Manusia masih melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatunya yang mungkin akan dapat merobah evolusi kita menjadi lebih cepat.



www.editblogtema.net

2 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak