APAKAH PROYEK AMP AKAN SEGERA MATI?

Hayo siapa yang dulu begitu bangga punya halaman blog AMP? Tentu saja AMP masih bekerja hingga saat ini, bahkan laman laman dan media media besar saja sudah banyak yang menjadi halaman AMP, apakah itu masih worth?

apakah AMP akan segera mati?
Sepanjang sejarah kita bekerja menggunakan platform buatan Google, sudah ada berapa platform platform media sosial yang di 'matikan' oleh Google? Pengalaman ini kini membuat orang berfikir untuk bekerja sendiri ketimbang terlalu mempercayai Google. 

Masih segar dalam ingatan ketika Google Plus dimatikan. Lalu Google juga mengumumkan tidak mensupport schema data-vocalubary lagi ke dalam struktur HTML sehingga template yang kita gunakan tidak lagi terlihat terstruktur dengan baik di mata mesin pencari. Tidak lagi SEO friendly.

Yang jelas terkait dengan AMP adalah frameworknya yang dulu diperkenalkan dan di gabung oleh Google menjadi satu yakni:  rel=prev/next dan Authorship attributes kini dinyatakan tidak di support lagi. Apapun alasannya,  kini kita tahu tidak ada platform maupun aplikasi buatan Google yang kebal dari kemungkinan 'dibunuh' oleh Google sendiri.

Masih terkait AMP bebarapa kalangan developer kemudian menyatakan tidak mungkin terlibat dengan projek AMP lagi, yang lain pula mengatakan tidak akan memulainya samasekali. 

APA YANG TERJADI?

Jawabannya, AMP masih terkesan terlalu mengada-ada jika dibanding dengan halaman web klasik yang terus berkembang menjadi lebih responsif dari waktu ke waktu. Dengan di tariknya beberapa dukungan oleh Google terhadap AMP, itu adalah pertanda yang kurang baik bagi pencinta AMP karena AMP yang di gadang gadang akan menjadikan setiap artikel di utamakan berada di atas 'Top Stories' melalui konten 'kanonik'-nya Google harus berhadapan dengan para pengembang yang memiliki cara dan teknik mereka sendiri untuk menjadikan artikel berada selalu di atas top pencarian.

Dan jika terbukti melalui statistik bagaimana selama beberapa tahun ini top artikel halaman mobile selalu berada di tangan pengembang, itu bisa jadi adalah pertanda berakhirnya era AMP yang belum seumuran jagung. 

Lagipula AMP harus berhadapan dengan perkembangan pesat mesin ponsel dan kecepatan jaringan mulai dari 4G, 5G hingga sebentar lagi 6G di masa depan. Gabungan kemajuan teknologi mesin ponsel dan teknologi jaringan membuat pekerjaan AMP terlihat 'ambigu' dan jikapun Google sebelumnya memperkenalkan banyak atribut atribut untuk mensupport AMP, saya yakin itu hanya akan telihat sebagai 'pemaksaan' sekaligus agak mengada ada.

Terlihat bahwa AMP seperti tidak punya masa depan lagi. Kita bisa dengan tenang melanjutkan membuat halaman mobile klasik yang responsif untuk membuat konten yang diperuntukan buat manusia, bukan buat mesin dan bukan pula demi bot bot eksprimen Google.

Dan sudah saatnya Google konsisten terhadap apapun aplikasi buatannya dan lebih terbuka terhadap kita. Tidak asal main tinggal saja. Lalu menyisakan halaman yang terluka.

Saya jadi teringat dengan sebuah artikel laman The Register  tahun 2017 lalu ketika teman teman para blogger sedang getol getolnya register halaman AMP, artikel tersebut berjudul: "Matikan halaman AMP Anda sebelum Ia membunuh Halaman Anda". Saya tidak tahu apakah sekarang hal tersebut mulai terbukti.

Pada waktu itu saya sedang belajar dan berkutat dengan kode kode AMP, hasilnya adalah bertambahnya pengatahuan CSS saya dan menumbuhkan kesadaran saya bagaimana mengurangi porsi Javascript di dalam struktur HTML template.

Saya terus mengikuti perkembangannya, walaupun sedang melakukan eksprimen membuat template template AMP juga, apa boleh buat sebagai pegiat web saya tidak ingin ketinggalan update.

MENGAPA IA TERLIHAT AKAN MATI?
  1. Karena AMP berkampanye dan mengumbar janji kecepatan sebuah halaman mobile. Sedangkan kecepatan bukanlah segalanya.
  2. Jika AMP tetap ngotot mengatakan bahwa ia mempercepat loading suatu halaman web. Itu terdengar tidak penting karena kecepatan itu lebih banyak bergantung pada jaringan: Pada bandwith, walaupun benar struktur halaman yang disederhanakan membuat loading menjadi super ringan. Namun jika mengingat di masa depan akan dipenuhi oleh internet cepat, 5G, 6G, 7G dan kecepatan  teknologinya itu ekspansional, saya ragu jika hal yang kita singgung di atas menjadi lebih penting. 
  3. Teknologi Mesin ponsel juga berkembang dan jangan jangan pula segala macam platform web tidak akan mempengaruhi kecepatannya lagi. Jadi mengapa harus menggunakan AMP?
  4. Kecepatan itu relatif, ada masanya kelak sampai batas nadir orang tidak perduli dengan kecepatan yang hanya selisih sepersekian detik: AMP versus Kecepatan dan kekuatan Bandwith.
  5. Semakin AMP mengikuti semua fitur dan kecantikan halaman mobile klasik, maka semakin mirip mereka satu sama lain dalam hal kecepatan loading karena keduanya akan menanggung beban peramban yang sama. Sekilas orang tidak melihat perbedaan AMP dan halaman Mobile klasik, meskipun secara prinsip itu berbeda.
Kepada Google, semoga ini dapat menjadi masukan.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini!

2 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Thanks for the advice. We will disarm it.
    Employee

    BalasHapus
  2. Setuju sekali dengan pendapat. Saya pun merasakan demikian. Udah capek-capek 'hijrah' ke AMP blogspot, alasannya biar semakin disayang Google. eh, nyatanya tidak berpengaruh signifikan pada SEO; SERP, dan bahkan pendapatan dari iklan adsense melorot tajam pada salah satu blog saya.

    Hingga kini, saya merasa malas untuk mengupdatenya. Toh, para blogger dan developer web merasa susah untuk mengikuti 'kampanye' bombastis AMP Google itu.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak