Mengapa kebenaran, cinta dan keadilan terasa absurd?

Dalam hidup kita akan merasakan banyak paradox, hanya jika kita mau berfikir lebih dalam, berani melanggar tabu, dan berfikir di luar kotak. Ya seperti itulah akal fikiran kita berfungsi. Karena pemikir besar selalu berani untuk melakukan perubahan termasuk terhadap melanggar norma norma yang telah ada. Mereka kita sebut sebagai kaum 'Pembaharu'. Dan tidak sedikit yang menentang, namun akhirnya suara mereka akan mendapatkan tempat walaupun bukan di hati orang orang pada zamanya.

apakah sesungguhnya kebenaran itu

Mereka mengatakan itu sebagai kebenaran, tapi tunggu, apa sih di dunia ini yang tidak mengandung paradox? Termasuk kebenaran 'hakiki' yang di klaim oleh sebagian besar orang.

Misalnya: Apakah kebenaran itu menurut Anda, menurut kekasih Anda, menurut teman teman dan keluarga Anda? Jauh lebih penting dari itu jika ingin melihat segala sesuatu di luar kotak adalah dengan bertanya: Apakah kebenaran itu menurut musuh musuh dan lawan lawan Anda?

Bagaimana bentuk rupa dunia ini seandainya semua orang memiliki pemikiran, perasaan dan keyakinan yang sama? Apakah dunia ini akan berwana seperti yang Anda lihat sekarang?

Baca juga: PARADOX CINTA

Lihat saja bentuk pohon saja berbeda daun dan warna, singa dan anatelope berbeda dalam rupa dan cara makan. 

Apakah singa salah ketika memangsa seekor rusa? Siapa yang patut disalahkan ketika seekor rusa tidak berdaya pada saat dimangsa leh seekor harimau? Mengapa kebenaran selalu menyertakan cita rasa keadilan di dalamnya? Lalu keadilan seperti apa yang didapatkan oleh seekor rusa yang hidup di dunia ini pada saat dia menahan sakit dagingnya dikoyak hidup hidup oleh taring dan rahang kuat yang merobek robek urat dan daging mereka?

Atau keadilan apa bagi hewan hewan yang menjadi korban manusia pada saat mereka meronta kesakitan di rumah jagal?

mereka juga memiliki kelembutan dan cinta

Tidak akan ada jawaban yang adil, karena Anda bukan seekor singa dan apalagi seekor rusa, mudah saja mengabaikan perasaan ini dengan memutar balikan logika: Singa tidak bersalah pada saat memangsa seekor rusa karena itu adalah makanan mereka, para singa juga memiliki keluarga dan anak anak mereka yang lucu lucu, sama lucunya dengan anak anak rusa yang mereka makan. Jadi apabila darah makhluk lain tertumpah itu adalah keadilan yang tidak perlu dibahas. Dan disana tidak perlu ada kebenaran.

Terlebih lebih lagi tidak diperlukan keadilan itu karena mereka bukanlah manusia.

Tapi itu adalah hukum alam. Seharusnya hukum alam berlaku sama terhadap kehidupan. Dan manusia membangun peradaban, memiliki kesadaran lalu mencampurinya. Jadi hukum alam menentukan apa yang benar dan apa yang adil, akan tetapi jika sampai kepada kita manusia maka kita mengatakan itu adalah kehendak Ilahi maka Tuhanlah yang menentukannya, akan tetapi kita selalu tahu cerita tidak pernah berakhir dengan asumsi asumsi itu. 

Kita manusia ingin jawabannya. Dan itu belum berakhir dalam kesadaran kemanusiaan kita. Lalu hanya kepada sesama manusia kita dapat membahas kebenaran, keadilan dan persamaan hak tersebut. Karena kita yang membuat peraturannya, bukan hewan hewan itu.
mereka hidup saling membutuhkan
Dan manusia memiliki keyakinan, agama yang masing masing mereka peluk. 

7 milyar manusia juga berbeda dalam menganut kebenaran, satu orang bisa mengatakan seribu orang tersesat dari jalan yang benar, adilkah itu? Benarkah satu orang itu begitu pintar dan beruntungnya hingga menemukan kebenaran untuk dirinya sendiri? Atau hanya karena Dia membaca kitab lalu menghakimi orang lain sebagai kafir.

Dan orang yang merasa telah menemukan kebenaran kadang menganggap orang lain yang tidak sependapat sebagai "gagal faham" dan dengan meyakini sesuatu umumnya orang merasa hidupnya telah tenang dan terjamin dari ancaman besar kesesatan. Sekarang mari kita membahas beberapa jenis dan identifikasi kebenaran yang dipakai manusia sebagai standard mencari keadilan.

1.Kebenaran karena bukti: Di pengadilan orang diputuskan bersalah atau dibebaskan karena terbukti tidak bersalah harus melalui bukti, bukti dapat ditelusuri dari alibi, bukti barang atau materi dan bahkan logika. 

Seperti mencari dan menyusun kepingan kepingan jigsaw untuk menemukan bentuk sebenarnnya dari sebuah pertanyaan. Kelemahannya masih ada 0,01% kesalahan, ketika orang tidak bersalah harus mendekam dalam penjara karena semua bukti mengarah kepadanya. 

2.Kebenaran karena keyakinan: Satu pemeluk agama akan mengatakan bahwa agamanya adalah agama yang paling benar, bahwa mereka akan masuk sorga sementara pemeluk agama lain di neraka, begitu juga sebaliknya dengan klaim pemeluk agama lain. Kebenaran karena keyakinan akan merujuk kepada kitab masing masing agama. 

Keyakinan tidak sama dengan logika walaupun ada kalanya orang percaya setelah merasa logikanya benar, tapi logika itu tidak begitu banyak menolong seseorang untuk meyakini suatu agama. Sebagian orang tentu akan mengatakan secara logika agama kristen itu benar, sementara yang lain mengatakan agama budha atau Islam itu secara logika masuk akal. 

Contoh lain kebenaran karena keyakinan ini juga berpotensi menimbulkan konflik: Dua orang yang memiliki masing masing sebidang tanah yang letaknya berdampingan memutuskan untuk mengukur dimana batas luas tanah masing masing, dimana tidak terdapat tanda atau patokan lalu misalnya A yakin tanahnya ukurannya lebih 3 meter, sementara B juga berkeyakinan yang sama. 

Keduanya tidak mau mengalah dan masing masing merasa benar, jika tidak dapat menahan emosi dan salah satu tidak ada yang mau mengalah tentunya akan menimbulkan peristiwa yang tidak diinginkan. 

3. Kebenaran Logika, kebenaran karena bukti empiris, karena hasil pembuktian di laboratotiom. Kebenaran ini dianut oleh para Ilmuwan. Orang beragama menentang ide manusia berasal dari spesies keluarga kera dan Anda mentertawakannya. Tapi Ilmuwan harus mengemukakannya karena hal itu tidak bertentangan dengan logika dan kecenderungan bukti empiris. Orang beragama tentu akan berpegang pada teks daripada "Firman firman" Tuhan. Ilmuwan berjalan pada disiplin sains dan data statistik yang ketat. 

Manusia berbeda dalam menganut dan menyikapi kebenaran, orang dengan kepala muatan logikanya lebih dominan tentu tidak akan menerima suatu hal tanpa melakukan analisa, ketika dia menganalisa dia menemukan "kebenaran" untuk dirinya sendiri bukan untuk semua orang.

Begitu juga orang dengan keyakinan agama, orang beragama cenderung mengajak dan mempengaruhi orang lain agar memeluk keyakinan yang sama, istilah kafir dan domba tersesat adalah fakta atau realitas yang kadang tabu untuk dibahas, padahal itu hanyalah realitas yang seharusnya kita sikapi secara dewasa. Keyakinan bahwa satu agama adalah untuk seluruh manusia tentunya masih jauh dari kenyataan karena keyakinan tidak untuk jangka pendek, tapi jangka panjang.

kebenaran apa yang Anda anut?

Bukti di pengadilan juga dapat di manipulasi, tepian "kebenarannya" tentu saja tetap ada namun tersembunyi. Ketukan palu hakim adalah penanda kebenaran 'telah diputuskan' bukan 'ditemukan'. Kebenaran yang sifatnya lebih karena "Menang dan Kalah" ketimbang Kebenaran karena "Benar dan Salah"

Berhati hatilah ketika Anda ngotot bahwa Anda benar, bisa jadi orang lain malah melihat itu sebagai kesalahan...namun Anda tetap berhak "meyakini" pendirian Anda. Hanya saja sangat tidak bijak jika lantas Anda menunjuk seribu orang lain adalah salah...

JADI KEBENARAN APA YANG ANDA ANUT?

Jelas Anda sangat mengetahuinya. Misalnya Anda bisa menjawab: Aku menganut agama.

Islam, kristen atau Budha. DLL.

Anda tidak perlu membuktikan kebenarannya karena Anda yakin itu diluar kuasa dan nalar Anda. Tetapi tidak semua orang akan sependapat dengan Anda.

Logika, keyakinan dan pilihan apapun, atau kepada apapun Anda berpihak tidak ada satupun yang salah dan tidak ada satupun yang yang sesungguhnya benar. Bahkan seorang pembunuh tidaklah sepenuhnya bersalah karena dia telah membunuh, ia punya alasan, tetapi tentu saja Ia harus di hukum karena banyak alasan pelanggaran, semuanya sepenuhnya adalah mekanisme hukum alam di dalam kehidupan. 

Sesungguhnya kita hanya membela diri kita, mengikuti nilai orang banyak agar kita dapat hidup berkelompok, bersosial dengan nilai yang telah disepakati. Dan yang terpenting merasa aman hingga ke akhir hayat Anda.

Seorang paling alim sekalipun tidak memiliki kebenaran apa apa di hadapan hukum alam, kebenaran hari ini bisa salah hari esok ketika nilai berubah. 

Anda tidak bisa dicintai oleh 100% orang yang Anda cintai, karena harganya terlalu mahal untuk ditebus. Orang yang Anda cintai memiliki konsen dan hidup yang berbeda. Anda hanya perlu menerima kenyataan dan menerima perbedaan tanpa harus menyimpan perasaan benci. Walaupun perasaan cinta dan benci amat manusiawi, tetapi mengendalikannya jauh lebih baik jika ingin menjaga kelangsungan hidup yang rukun.

Karena jika Anda menyimpang dari nilai yang telah ada, Anda akan dikucilkan. Jadi kesalahan Anda hanyalah karena Anda melanggar nilai yang telah disepakati oleh manusia selama ribuan tahun, nilai nilai yang terbukti membuat manusia hidup bersama dan baik baik saja hingga saat ini.

Apapun pikiran orang yang pergi ke gereja, ke mesjid dan vihara. Apapun keyakinan yang mereka miliki tidak akan berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan pribadi seseorang. Namun kebenaran yang sesungguhnya adalah dunia ini berjalan karena perbedaan. 

Tidak mungkin para serigala hidup tanpa daging rusa rusa yang berlari lari ketakutan di rimba yang gelap dan padang savana yang luas, mereka tidak memakan rumput, tetapi rusa memakan rumput rumput dan rumput rumput adalah makhluk hidup yang dimakan oleh rusa rusa, bagi rumput rumput para serigala adalah hakim yang adil bagi mereka. Pada kenyataannya mereka saling terikat satu sama lain: Serigala, rumput dan rusa rusa itu. Tanpa semuanya mereka tidak ada. Itulah paradox, itu juga mengapa Anda harus membaca:

PARADOX CINTA

Manusia juga tidak mungkin hanya hidup didalam tempat ibadah tanpa membangun teknologi untuk mempertahankan keberadaan diri mereka, jelas tidak mungkin para pendekar pedang bertahan dari gempuran kanon dan rudal para tentara modern. Hidup adalah kenyataan walaupun sebuah ide dapat merubah kenyataan, akan tetapi kenyataan setelah perubahan tidak akan banyak berbeda pada saat manusia menjalaninya.

Disanalah bahasa metafora alam berlangsung: Di kedai kopi orang saling mengejek pihak lain, menyalahkan keyakinan mereka, akan tetapi di tempat pesta mereka bertemu saling tersenyum, tertawa dan berbasa basi.

Semua pertarungan, segala cinta dan perasaan kebencian sesungguhnya hanyalah harta pusaka hidup yang bertahan di librari alam dan diolah untuk membuat hidup dan kehidupan menjadi berpendar dan berwarna warni dan sesekali tumpahan darah menyirami kehidupan kita, menyulut kebencian dan perang yang lebih besar. lalu semuanya hancur dalam kesedihan yang dalam. 

Sejarah mencatat bagaimana mereka kembali membangun peradaban baru setelah "cuci gudang" itu.

itulah sebabnya mengapa kebenaran, cinta dan keadilan terasa absurd?

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

2 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak