MENGAPA REMAJA BATAM INI MENJADI BEGAL?

mengapa mereka menjadi geng motor
mengapa mereka menjadi geng motor
Ini hanyalah sebuah pertanyaan di akhir tahun 2019, saya harap saya tidak akan bertanya lagi pada tahun tahun mendatang ketika pemerintah telah berhasil mengentaskan kemiskinan dan mengakkan hukum dan keadilan demi melindungi masyarakat di segala aspek kehidupan mereka.

Saya juga tidak menganggap opini saya benar, saya hanya ingin mengemukakan beberapa contoh yang singkat.

BAHKAN REMAJA PREMPUAN YANG MASIH DUDUK DI BANGKU SEKOLAH SMP AKHIRNYA MENJADI BEGAL.

Batam di hebohkan oleh tertangkapnya 6 orang pelaku begal dan menurut polisi mereka di motori oleh beberapa orang residivis. Dari 6 orang tersebut, 4 orang diantaranya adalah anak anak. Sasaran utama aksi kejahatan mereka terutama adalah para wanita yang melewati kawasan tempat kawanan begal tersebut beroperasi.

Yang lebih memprihatinkan lagi salah satu pelaku adalah seorang gadis di bawah umur yang masih duduk di bangku sekolah SMP.  Gadis ini menjadi umpan untuk menakut nakuti korban bagi kawanan begal remaja ini. Dia juga mengaku tidak pernah dipaksa untuk melakukan perbuatannya itu.

Para remaja begal ini tidak segan segan bertindak sadis dengan melukai para korbannya. Beberapa orang korban begal ini yang kebanyakan wanita di ketahui sampai meninggal dan saat di bawa ke rumah sakit.
ilustration girls become robber
Ilustrasi 

Bukan hanya di Batam, saya mendengar dari keluarga di kampung anak anak muda yang tadinya terlihat baik baik saja kini telah resmi menjadi buronan karena memilih hidup menjadi seorang begal! Kampung saya hanya berjarak beberapa jam naik speed boat ke Batam.

MENGAPA INI TERJADI?

Mereka adalah generasi muda. Menangkap dan menghukum mereka adalah tindakan reaktif. Sekali lagi hanya tindakan reaktif. Namun mereka harus di hukum! Atau apapun alasannya Hukum adalah Hukum dan harus di tegakkan.

Dan ternyata setelah mereka masuk ke dalam penjara cerita yang sama tidak begitu saja berakhir, bahkan cenderung meningkat.

Anak anak remaja ini memegang senjata tajam seperti golok dan samurai tidak segan segan menebas korbannya yang melawan, tidak perduli korbannya itu masih anak anak, wanita dan orang orang tua. Rasa penghormatan terhadap sesama manusia seolah terluka oleh prilaku liar tak memperdulikan norma dan hukum. Jika mereka pernah menonton filem, pasti mereka lebih tertarik meniru peran yang antagonis. Namun disini moral sebuah tontonan tidak bisa serta merta di jadikan kambing hitam.

Sebagian yang keluar dari penjara akan mengulangi kejahatan mereka kembali. Alasannya Karena hanya itulah pekerjaan yang pernah mereka lakukan. Alasan lain karena di sana mereka memiliki teman teman. Masyarakat menyebutnya: Kumat lagi.

Bukan semua itu? Dan pihak kepolisian telah menghimbau setiap keluarga yang memiliki anak agar lebih ketat mengawasi anak anak mereka. Apakah artinya mereka menyalahkan kondisi moral keluarga, benarkah demikian? Sama sepeti pada saat kita curiga pada pengaruh tontonan, kita hanya menduga dan ada benarnya, tapi bagaimana peranan negara? Kita sungguh berharap jangan hanya bersikap reaktif dan menghukum, kita perlu memikirkan tindakan preventif.

Jadi apa peranan keluarga dan apa peranan dan kewajiban negara terhadap generasi muda? Kita memiliki undang undang terhadap perlindungan anak anak. Itu lebih ke fisik daripada ke mentalitas, atau itu sudah mencakup kedua duanya dalam penafsiran dan pengimplementasiannya? Mereka biasanya menjadi korban orang orang yang lebih dewasa. Tapi kita tidak boleh lupa orang orang dewasa pelaku kriminal itu dulunya juga anak anak.

Ataukah Sistem pendidikan dan nilai kita tampak ada yang salah bagi generasi muda yang baru mulai tumbuh itu.

MEREKA MEMILIKI KELUARGA

Kita sebut saja namanya Aris, dia adalah anak yang baik, tampak sangat menyayangi adik adiknya. hampir setiap hari dia membantu bapaknya yang sudah menduda dan suka mengomelinya bekerja di kebun kelapa mereka. Dia kini telah berusia 18 tahun.

Sebagian kita pasti sudah tahu, di kampung menikah pada usia 18 masih merupakan hal yang wajar dan normal. Jadi dia mengumpulkan uang dan bapaknya yang mengaturnya.

Ketika uang telah di rasa cukup untuk melamar gadis pujaan hati, dia mengutarakan niatnya, bapaknya tampak tidak keberatan. Tetapi tidak mengambil keputusan secepatnya.

Hingga akhirnya Aris mulai gelisah karena bapaknya ingin menikah lebih duluan. Disinilah komplik terjadi. Namun mereka akhirnya dapat menyelesaikan melalui komunikasi antara bapak dan anak.

"Kalau saya duluan menikah, nanti kamu akan ada ibu yang mendampingi bapak mengantarkan lamaran" demikian alasan orang tua tersebut.

Aris menurut dan merasa itu masih masuk akal. Tetapi lamaran tidak pernah terlaksana karena uang simpanan telah terpakai sebagian oleh si bapak saat melamar wanita pujaannya juga.

Aris sangat kecewa,  dia ingin sekali melampiaskan kekecewaannya, tetapi dia tidak melakukannya.

Dia memilih pergi dari rumah.

Di luar rumah dia menemukan teman teman yang memberikannya tempat tinggal yang hangat dan penuh tantangan dan membuat hidupnya kembali bergairah setelah patah hati:

Menjadi begal.

Sayang pada percobaan pertama dia hampir tertangkap ketika membegal pengendera motor bersama teman temannya di persimpangan jalan yang sepi.

Kini Aris menjadi buronan polisi. Dan dia akan melakukan pekerjaan begalnya pada setiap ada kesempatan atau pada saat dia membutuhkan uang. Dia tidak memiliki latar pendidikan yang baik untuk mendapatkan pekerjaan, sebelum ini dia hanya tahu bagaimana bekerja di kebun keluarga.

Ada banyak Aris Aris yang lain:
  • Datang dari keluarga miskin
  • Memendam kecewa dan tidak lagi percaya pada nilai keluarga
  • Sekolah di lingkungan baru yang mau menerima mereka
  • Dan akhirnya menerima risiko menjadi pelaku kriminal sebagai: Itulah risiko yang harus saya hadapi dengan jantan.
Kebanyakan yang mereka begal adalah pengendera motor, jika berhasil motor berikut uang dan segala benda berharga sang pengendera mereka sikat. Tidak jarang perampasan paksa ini mengakibatkan korban meninggal dunia dari terjatuh dan terbanting hingga di bacok dengan parang tajam.

Kita hanya dapat membayangkan darah menyembur ke aspal, setelah suara besi dari golok tajam beradu ke tulang korban.

Mengejar motor adalah tantangan yang sesuai dengan jiwa muda, keberhasilannya lebih tampak seperti pembuktian kemampuan individu dalam bertindak dan menuju kedewasaan.

AKHIRNYA HANYA LINGKUNGAN ITU YANG MAU MENERIMA MEREKA DENGAN MUDAH.

Seorang remaja pada saat keluar rumah salah satunya adalah karena telah merasa tidak diperlakukan adil di dalam keluarga. Merasa kecewa dan sebagian dari Mereka ingin mendapatkan impian mereka: kebebasan, berekspresi. Dan harapan. Mereka mencari "rumah" yang mau menerima mereka apa adanya.

Seorang remaja pada saat keluar dari rumah akan mendapatkan banyak pengalaman berbeda, penolakan dan intimidasi namun juga menemukan teman teman senasib. Rasa senasib dan ingin berjuang daalam membuktikan diri membuat mereka berlaku agresif. Terkadang seperti sebuah godaan untuk mencari jati diri.

Diantara teman teman timbul ikatan "organisasi" tidak bernama. Atas nama ikatan persahabatan, kesetia kawanan dan saling melindungi terbentuk 'kode etik':
  • Saling melindungi
  • Setiakawan
  • Benar atau salah temanmu adalah temanmu
  • Jangan menjadi penghianat
  • Selalu punya harga diri
Akhirnya dalam petualangan yang mendebarkan mereka menemukan "kenyamanan".

Itu sangat klasik di kalangan kelompok kriminal paling awal, dan mereka siap mendeklarasikan perang pihak pihak pihak yang lebih 'mapan' yaitu mereka yang telah bekerja dan telah memiliki penghasilan, dengan moral mereka sendiri yang terkadang mirip dengan Robinhood syndrom. Mendobrak kemapanan tatanilai yang telah ada. Congaoh lain adalah:

Jika ada terdapat anggota berlainan jenis atau remaja prempuan di dalam anggota, mereka juga akan melanggar semua tabu, membuang tata nilai, dan tidak akan ada kewajiban mematuhi etika dan moral seperti yang pernah di ajarkan ketika berada di lingkungan keluarga atau sekolah, tidak akan mempertahankan nilai baik yang di pegang teguh oleh masyarakat. mereka melihat pengalaman masa lalu mereka yang singkat hanyalah 'kegagalan'

INI ADALAH NEGARA MEREKA JUGA

Jika faktor kemiskinan menjadi masalahnya, negara ikut "berdosa". Namun jika kita mendasarinya melulu atas nilai yang telah tergerus oleh peradaban modern, kita tidak boleh lupa, bahkan beberapa negara yang memberlakukan aturan berlandaskan ajaran agama yang ketatpun ternyata tidak bisa membendung kejahatan.

Sebuah negara bisa saja kuat dengan memiliki angkatan bersenjata dan menghabiskan uang untuk membeli senjata. Kuat menahan serangan fisik dari luar. Tapi negara sesungguhnya lemah jika tidak memiliki pondasi ekonomi yang kuat dan mapan. Negara miskin, negara negara dengan banyaknya komplik sekterian dan agama, pada umumnya terjebak dalam komplik an kriminalitas kemanusiaan yang menyedihkan. Tapi sebaliknya negara dengan perekonomian yang baik dan kuat tampak menjadi negara yang tenang, damai dan sejahtera.

Ijinkan saya menoleh sejenak: Beberapa negara bahkan tanpa aturan nilai agama seperti sebagian negara di negara Eropa, Selandia baru terbukti adalah negara negara bahagia. Bahkan beberapa peneliti yang sengaja bertahun tahun tinggal disana mengatakan: "Bahkan hewan hewanpun merasa aman tinggal disana. Lingkungan tampak terjaga, bersih dan rapi.

Mengempeskan ban sepeda milik orang lain dengan sengaja saja sudah dianggap sebagai kejahatan" 

Mereka mengatakan sebagian anak anak mereka lahir di luar nikah dan menjadi anak anak yang baik di dalam keluarga hingga mereka dewasa, memiliki perasaan empati yang tinggi terhadap sesama makhluk hidup demikian dari generasi ke gnerasi. Kita bisa melihat Qatar sebagai salah satu negara yang masyarakatnya menjadi "baik" di sampin Finlandia dan Selandia Baru.

Saya tidak bermaksud membanding bandingkan. Saya sangat tidak nyaman dengan hal itu. Salah salah saya hanya kan di "bantai" oleh pihak pihak yang merasa tidak mau menerimanya. Tapi saya menekankan dengan jelas peranan negara dalam memberikan perlindungan hukum, menjamin hak pendidikan, hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak berperan penting dalam kesejateraan, perasaan aman dan damai di tengah kehidupan masyarakatnya. 

Saya rasa tidak banyak orang yang akan membantah ini. Dan saya yakin kelak Indonesia akan mencapainya.

Akan tetapi kita tahu kesulitan yang sedang di hadapi pemerintah: Pemberantasan korupsi, menbangun infrastruktur, membenahi ekonomi. Tetapi rasanya mengapa demikian rumitnya? Kita hanya mampu menonton dan bersabar. Begitu banyak hal runyam yang masih harus di benahi.

Pemerintah yang dapat mensensor tontonan, membatasi kegiatan dan menghentikan kelompok kelompok yang berlaku destruktif dengan melibatkan masyarakat yang telah membayar pajak demi memastikan kemanan dan kesejahteraan hidup bernegara. Pemerintah juga harus menyadari betapa berharganya generasi muda bangsa untuk meneruskan perjuangan dalam mengelola negara hingga kelak kita mampu menjadi negara yang besar.
KITA MENCINTAI MEREKA DAN SERING TIDAK TAHU HARUS BERSIKAP BAGAIMANA TERHADAP ORANG ORANG YANG KITA CINTAI.

Tolong di share ya..

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak