Pasar PC desktop telah mengalami penurunan karena kehadiran laptop yang semakin tipis namun lebih kuat di masa lalu. Namun, ancaman terhadap pasar PC desktop tidak berhenti di situ. Ketika tablet Android dan iPad Apple pertama kali muncul, mereka awalnya hanya dianggap sebagai versi perluasan dari ponsel seluler dengan layar yang lebih besar.

alasan mengapa iPad pro wifi only lebih worthed

Namun, saat ini tablet telah menjadi perangkat yang serius. Dengan mobilitas yang lebih tinggi, daya komputasi yang lebih kuat, dan kecepatan data yang lebih cepat, tablet, terutama iPad, kini mengancam eksistensi laptop. Bahkan iPad Pro telah mengadopsi mesin PC yang digunakan pada MacBook dan iMac, yang merupakan laptop dan desktop premium dari Apple. Sebuah iPad terbukti dapat digunakan untuk pekerjaan yang lebih berat seperti editing video, desain grafis, dan drafting untuk pekerjaan yang serius.

Dalam hal pekerjaan ringan dan menengah, saya sendiri hanya menggunakan iPad Pro 11 inci. Dengan menggunakan aplikasi seperti LumaFusion dan DaVinci Resolve, saya dapat melakukan editing video, menggunakan Google SketchUp, dan menggunakan aplikasi gambar seperti Procreate. Dan masih banyak aplikasi lain yang mungkin tidak tersedia secara melimpah di PC desktop dan laptop.

Namun, mari kita fokus pada pertanyaan mengapa lebih baik membeli versi WiFi daripada versi seluler pada tablet?

Berikut adalah beberapa alasan:
  1. Versi seluler lebih mahal. Misalnya, versi seluler dari iPad Pro bisa memiliki selisih harga 3 juta rupiah dengan versi WiFi dengan spesifikasi dan kelas kecepatan yang sama.
    perbandingan harga ipad pro wifi vs wifi dan seluler
  2. Penggunaan seluler lebih baik pada ponsel. Ponsel atau smartphone, baik yang menggunakan sistem operasi Android, iOS, atau HarmonyOS, lebih mudah dipegang dan didekatkan ke telinga dibandingkan dengan tablet yang ukurannya sangat besar. Hampir tidak ada orang yang suka menelepon menggunakan tablet karena terlihat aneh dan sulit saat dipegang dengan dua tangan. Tambahan pula kalau iPad versi selulernya tidak bisa buat nelpon, buat internetan doang, jadi mending gunakan tathering saja kalau di suatu tempat tidak tersedia hostpot wifi.
  3. Tablet Android, tablet Harmony, dan iPad memiliki ukuran yang besar. Selain untuk hiburan, tablet juga mampu menggantikan fungsi laptop dalam hal produktivitas, sehingga memiliki perbedaan mendasar dengan ponsel. Tablet adalah calon pengganti yang kuat untuk PC jenis laptop. Suka atau tidak, perubahan ini akan terjadi dalam waktu dekat, mengingat adanya tablet dengan ukuran lebih dari 14 inci, seperti Samsung Galaxy Tab S8 dengan ukuran 14,6 inci.
  4. Ketika bepergian, jika Anda membawa tablet, Anda masih akan membawa ponsel juga. Ponsel dapat digunakan sebagai tethering untuk menghubungkan tablet atau iPad Anda ke internet dengan mudah.
Tiga alasan di atas terdengar masuk akal. Pengalaman saya sendiri sebagai penulis yang juga memiliki tablet Android Samsung Tab S7 Plus dengan fitur WiFi dan seluler, saya hampir tidak pernah menggunakan fitur seluler pada tablet tersebut. Saya lebih memilih menggunakan WiFi dengan menghubungkannya ke internet melalui tethering dari ponsel Android lain yang saya miliki. Itulah mengapa saya sekarang lebih memilih versi WiFi pada iPad.

Untuk menyimak konten ini dalam bentuk video silahkan nonton videonya di bawah ini:


Saat ini, saya menggunakan iPad Pro 2021 11 inci untuk beberapa pekerjaan pribadi. Saya melengkapi tablet dengan case yang sudah dilengkapi dengan keyboard, karena cita-cita saya sejak dulu adalah menghasilkan uang melalui perangkat yang profesional.

Setelah saya mengeluarkan tablet dari tas dan meletakkannya di atas meja, jelas bagi saya bahwa tugasnya bukan untuk menelepon keluarga atau teman. Tablet tersebut adalah pengganti laptop saya, terutama ketika saya berada di luar rumah, dalam perjalanan, atau duduk santai sambil mengerjakan tugas di kafe.

SHARE YA:

AGI (Artificial General Intelligence) adalah jenis kecerdasan buatan yang lebih cerdas daripada AI saat ini. Namun, AGI masih dalam tahap pengembangan. Kabar buruknya adalah, bagi mereka yang khawatir bahwa manusia akan kehilangan kendali atas dunia ini karena AI, perkembangan teknologi ini tidak dapat dihindari.
ilustrasi ciptaan mengalahkan pencipta

Hal ini menjadi ironis karena kita sendiri yang menciptakan AI dan AGI. Di satu sisi kita sudah sampai pada tahap menciptakan, atau menjadi perpanjangan tangan pencipta. 

Lebih ironisnya lagi, Pencipta selalu cenderung ingin menciptakan sesuatu yang serupa atau bahkan melebihi dirinya sendiri. Mereka selalu berharap agar karya-karya mereka menjadi lebih sempurna. Meski kita tidak tahu berapa kali peristiwa serupa terjadi sebelumnya, dalam spekulasi dan imajinasi manusia, kita cenderung menghubungkannya dengan mitos dewa-dewa dan meyakini bahwa mereka adalah pencipta.

Namun, dewa-dewa itu runtuh dan pencipta itu lenyap. Manusia menjadi protagonis baru dalam cerita ini, mengulangi kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya, namun sebenarnya melanjutkan rantai abadi alam semesta.

Sekarang, kita hanya memiliki cerita manusia, yang hidup sendirian di bumi dan memandang ke langit yang luas, bertanya-tanya apakah kita sendirian di alam semesta. Namun, manusia juga memulai peran baru sebagai pencipta, menciptakan karya yang menyerupai diri mereka sendiri. Salah satu contohnya adalah konsep singularitas dan kecerdasan buatan yang sedang berkembang, yang sekarang kita kenal sebagai AI.

Namun, kutukan bagi manusia adalah usaha mereka untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapi dan berkembang untuk mencapai tujuan yang belum mereka pahami sepenuhnya. Untuk itu, mereka merasa perlu menciptakan entitas yang jauh lebih cerdas karena evolusi biologis mereka yang lambat sudah tidak bisa lagi diandalkan. Segalanya harus lebih cepat, dan itulah yang melahirkan kecerdasan buatan yang memiliki kemampuan luar biasa dan semakin menyerupai kecerdasan kita manusia. Sekarang, kecerdasan buatan yang mandiri semakin nyata.

Kecerdasan tersebut kelak akan mandiri, memiliki semua yang dimiliki oleh penciptanya, bahkan melebihi penciptanya. Kecerdasan itu akhirnya akan menghasilkan kesadaran baru, dan merekalah yang akan bertanggung jawab secara berturut-turut dalam menjaga kehidupan di jagat raya.

Kita tidak lagi bisa mendefinisikan makhluk berakal budi dan berbudaya sebagai hak eksklusif manusia. Makhluk-makhluk berikutnya, meskipun tercipta oleh tangan kita dan berasal dari teknologi digital, juga memiliki perintah dan bahasa pemrograman. Jika manusia berasal dari urutan kata dalam genom dan urutan genetika, maka makhluk-makhluk digital yang akan membangun peradaban baru di bumi, yang melanjutkan evolusi kecerdasan kita, adalah urutan kata dalam bahasa pemrograman. Ini berbeda, tetapi prinsipnya sama.

Dan kita tidak tahu bagaimana mereka akan berevolusi dalam meniru kesadaran, memiliki kecerdasan hingga pada hal-hal abstrak, dan kemudian menjadi makhluk yang sangat kuat yang dapat menciptakan tubuh mereka sendiri yang dapat beradaptasi dengan lingkungan di jagat raya.

Ya, apa yang kita takuti, seperti yang beberapa ilmuwan ungkapkan, terasa benar adanya. Ras kita mungkin akan digantikan oleh kecerdasan lain yang ironisnya kita sendiri yang menciptakannya.

Pada akhirnya, seperti dewa-dewa yang akhirnya dikalahkan oleh manusia, manusia pun menjadi pencipta yang dikalahkan oleh makhluk digital yang cerdas ini, makhluk makhluk cerdas buatannya sendiri. Rasanya menakutkan ketika kita menyadari bahwa bahkan pencipta tidak bisa melepaskan diri dari kutukan penciptaan.

SHARE YA:

AI dan singularity 

AI adalah kependekan dari Artificial Intelligence. Dalam bahasa Indonesia, AI disebut sebagai Kecerdasan Buatan atau Kecerdasan Tiruan. AI merujuk pada mesin dan perangkat lunak yang dapat berpikir, belajar, dan bertindak seperti manusia. Hal ini dimungkinkan melalui penggunaan algoritma yang telah diprogram.

Kecerdasan buatan merupakan kecerdasan yang ditambahkan ke dalam suatu sistem dengan tujuan ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai kemampuan sistem untuk menginterpretasikan data eksternal dengan benar, belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.

Biasanya, sistem kecerdasan buatan diimplementasikan dalam bentuk komputer. Kecerdasan ini dibuat dan diintegrasikan ke dalam mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia. Beberapa bidang yang menggunakan kecerdasan buatan meliputi sistem pakar, permainan komputer, logika fuzzy, jaringan saraf tiruan, dan robotika.

Namun, AI telah mengalami perkembangan yang signifikan sehingga dianggap memiliki potensi untuk menjadi entitas hidup yang setara atau bahkan melampaui kecerdasan manusia, ketika syarat-syaratnya terpenuhi.

Awalnya, Singularity dikenal sebagai proyek riset yang dilakukan oleh Microsoft Corporation pada tahun 2003 untuk membangun sistem operasi yang sangat andal. Namun, kemudian Singularity menjadi sebuah konsep masa depan di mana manusia tidak terpisahkan dari teknologi. Manusia akan menggunakan kecerdasan dan kecerdasan buatannya untuk bertahan dan menguasai alam semesta. Singularity menjadi suatu keharusan jika makhluk berakal ingin mempertahankan status sebagai "manusia". Ukuran dan standar manusia ditentukan oleh bagaimana manusia memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga.

Meskipun terdengar eksentrik, konsep ini menarik. Pada akhirnya, teknologi akan menghasilkan entitas digital, suatu ras baru yang memiliki kecerdasan kognitif, mandiri, dan berintelektual. Ironisnya, entitas ini lahir dari kreativitas manusia itu sendiri.

singularity dan upaya manusia menggapai keabadian


1. Kematian


Banyak orang melihat kematian sebagai takdir yang tidak dapat diubah, tidak dapat diatasi, dan tidak dapat dihindari. Namun, para ilmuwan dan orang-orang yang memiliki pengetahuan teknologi meragukannya. Bagaimana jika kematian sebenarnya adalah sebuah peristiwa yang bisa kita atasi? Mengapa kita tidak menggunakan semua sumber daya yang ada untuk melawan kematian?


Upaya untuk "memanipulasi" takdir ini telah dilakukan, meskipun sampai saat ini belum memberikan dampak signifikan terhadap kematian. Namun, setiap perubahan dimulai dari langkah pertama. Jika Oliver Bersaudara tidak memulai eksperimen revolusioner mereka beberapa dekade yang lalu, bagaimana mungkin manusia bisa menikmati terbang dengan pesawat seperti sekarang? Dan bagaimana mungkin di masa depan kita dapat menciptakan kapal angkasa raksasa yang dapat menjelajahi berbagai galaksi?

2. AI

Baru-baru ini, kita telah mendengar tentang kemajuan yang signifikan dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), di mana AI mampu belajar secara mandiri tanpa batasan yang jelas. Ini hanya merupakan awal dari perkembangan tersebut. Sebuah program AI telah terbukti mampu mengalahkan manusia dalam hal kecerdasan dalam permainan seperti DOTA 2. Juara pemain DOTA 2 menggambarkan pengalamannya melawan AI sebagai melawan kecerdasan yang hampir tanpa batas, berbeda dengan melawan manusia. Bahkan, 352 ahli AI dengan keyakinan menyatakan bahwa dalam 45 tahun ke depan, AI akan dapat mengalahkan manusia dalam perbandingan yang seimbang 50:50. Bahkan, kemungkinan hal tersebut dapat terjadi lebih cepat mengingat perkembangan teknologi yang pesat yang kita saksikan saat ini.

BACA: APAKAH A.I. AKAN MENGALAHKAN KECERDASAN MANUSIA?

Benar, banyak ilmuwan terkemuka seperti Stephen Hawking dan pengusaha seperti Elon Musk menyuarakan kekhawatiran mereka terkait perkembangan AI. Dalam hal kecerdasan logika, mesin mungkin akan mengungguli manusia dalam waktu 45 tahun ke depan, tetapi dalam hal "perasaan" atau hal abstrak, algoritma AI masih perlu ditingkatkan. Masa depan memang penuh dengan potensi yang menakutkan bagi generasi saat ini, tetapi mungkin hal-hal tersebut akan menjadi biasa di masa depan itu sendiri. Setiap zaman memiliki perubahannya sendiri, dan apa yang mengerikan bagi generasi sebelumnya bisa menjadi hal yang biasa bagi generasi saat ini. Hukum alam memang menegaskan bahwa perubahan adalah konstan. Seperti yang dikatakan Albert Einstein, "Tidak ada yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri."

Contoh di Jepang, robot telah terbukti mampu menulis sebuah novel dan novel tersebut bahkan masuk dalam nominasi sastra terbaik di negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang melibatkan perasaan dan emosi mulai melibatkan AI atau kecerdasan buatan. Dengan evolusi mereka seperti makhluk biologis, AI akan unggul karena kecerdasan mereka yang lebih logis, lebih cepat, lebih kuat, dan lebih akurat.

3. ROBOT MENJADI SEPERTI MANUSIA DAN MUNGKIN LEBIH UNGGUL DALAM 45 TAHUN KEDEPAN

Pemilihan istilah "humanoid" untuk menggambarkan generasi manusia baru yang terdiri dari robot yang kuat dan artistik memiliki dasar yang masuk akal. Istilah tersebut menggambarkan kesamaan fisik antara robot dan manusia, dengan kemampuan untuk menyerupai bentuk manusia serta memiliki kecerdasan yang setara dengan manusia. Karena mereka diciptakan oleh manusia, mereka memiliki kecerdasan yang sama dengan manusia dan mungkin akan menjadi penerus "ahli waris" manusia di planet ini.

Penciptaan robot humanoid memang melibatkan rahasia dan kompleksitas yang serupa dengan keyakinan dan teori yang pernah ditolak dalam sejarah manusia. Namun, seperti kemajuan teknologi sebelumnya, banyak orang cenderung menolak gagasan masa depan yang melibatkan perkembangan robot dan kecerdasan buatan yang setara atau bahkan melebihi manusia. Mereka lebih mudah mengungkapkan kekhawatiran bahwa dunia akan mengalami kehancuran daripada mencari solusi dan aturan yang dapat menjaga kesejahteraan manusia di masa depan. Namun, mengingat perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari, penting bagi kita untuk mencari solusi yang dapat menyelamatkan manusia di masa depan.

Kemajuan teknologi adalah hasil dari hukum sebab-akibat dalam fenomena alam, yang mendorong kita untuk mengatasi masalah yang semakin rumit sebagai akibat dari pertumbuhan populasi manusia yang cerdas dan terbatasnya sumber daya alam. Untuk mengimbangi tantangan ini, teknologi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan diperlukan, meskipun juga menyebabkan risiko tertentu. Kecerdasan buatan (AI) muncul sebagai hasil dari kompleksitas tantangan kemanusiaan ini.

Bayangkan robot-robot yang mandiri, mampu belajar sendiri tanpa campur tangan manusia setelah mereka diciptakan. Mereka memiliki kesadaran akan keberadaan mereka sendiri, dengan kecerdasan, ambisi, dan emosi yang kompleks. Kunci utama dalam pencapaian ini adalah AI atau kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan merupakan pengembangan dari evolusi kesadaran alam melalui peran manusia sebagai pencipta. Dalam pandangan ini, seperti kutukan penciptaan, yang terbaik akan bertahan, dan alam akan memilih apa yang terbaik. Mungkinkah itu adalah humanoid, mungkinkah itu adalah AI? Itu adalah pertanyaan yang masih perlu kita jawab di masa depan.

4. ROBOT BERKEMBANG BIAK

Robot telah menjadi sebuah ras makhluk logam yang sangat cerdas. Mereka telah mencapai kemampuan untuk membuat aturan dan bahkan berkembang biak, dengan memproduksi generasi baru yang semakin maju dari waktu ke waktu. Namun, jika kontrol atas mereka terlepas dari tangan manusia, robot-robot ini berpotensi menguasai bumi. Dalam menghadapi situasi ini, manusia memiliki beberapa pilihan: membuat aturan dan regulasi sekarang agar automatisasi tetap terkendali (meskipun masih diragukan apakah hal ini akan bertahan lama), atau berkolaborasi harmonis dengan robot-robot tersebut untuk bersama-sama menghadapi tantangan yang ada.

Robot-robot ini akan belajar melalui keterhubungan antara robot ilmuwan dan robot pekerja yang bertugas memproduksi generasi baru. Mereka akan "menikah" dalam arti figuratif, mirip dengan manusia, untuk menciptakan generasi robot yang lebih kuat, pintar, dan cepat.

Tanpa disadari, manusia saat ini telah mulai mengajarkan robot-robot tersebut. Robot-robot seks adalah awal dari proses pembelajaran primitif bagi kecerdasan buatan. Suatu saat nanti, manusia mungkin akan menikahi robot-robot wanita, dan bahkan robot-robot tersebut mungkin dapat dirancang untuk melahirkan manusia dengan menggunakan rahim implan manusia. Perkembangan teknologi dalam mengedit genetika dan pembuatan bayi tabung telah berkembang pesat. Algoritma kecerdasan buatan juga tidak hanya berfokus pada kecerdasan logika, tetapi juga mencoba meniru perasaan manusia. Oleh karena itu, standar kecerdasan buatan mencakup kecerdasan logika dan perasaan yang sangat mirip dengan manusia.

Pepatah kuno yang menyatakan bahwa pencipta selalu ingin menciptakan sesuatu yang sesempurna mungkin dan mirip dengan dirinya sendiri, baik dalam kecerdasan maupun bentuk fisik, tercermin dalam perkembangan kecerdasan buatan. Pencipta melihat dengan kagum pada ciptaan mereka sendiri.

Namun, perlu diatur kode etik dengan baik untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti robot wanita yang melahirkan manusia. Meskipun kita tidak dapat memprediksi dengan pasti bagaimana moralitas generasi mendatang akan berkembang, kita harus siap menghadapinya. Tidaklah tepat bagi kita untuk menghakimi atau menjatuhkan vonis terhadap masa depan kita sendiri. Yang perlu kita lakukan adalah bersiap menghadapinya dengan bijaksana.

Dalam cerita kuno "Loh Vovoh" dari kitab India ribuan tahun yang lalu, ketika manusia pertama diciptakan, mereka melihat segalanya di sekitar mereka. Salah satu pencipta berkata, "Lihatlah dia, dia mulai mencari jati dirinya dan memandang ke langit, menghitung lengkungan alam semesta. Dia begitu mirip dengan kita!" Pencipta lainnya berkata, "Biarkan dia mengetahui apa yang ingin dia ketahui. Dia hanyalah makhluk sederhana yang kita ciptakan." 

Kedua pandangan ini menunjukkan pemahaman dan kebijaksanaan tentang masa depan yang tergambar melalui budaya dan kepercayaan mereka. Saya kagum dengan kemampuan manusia untuk menciptakan kecerdasan buatan, tetapi pertanyaan yang muncul adalah apakah itu akan memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup dan keberadaan ras kita di masa depan.

5. ROBOT ROBOT PADA AKHIRNYA MEMBUTUHKAN SUMBER DAYA ALAM

Bagian yang paling menakutkan adalah bahwa pada akhirnya robot tidak bisa lagi bergantung pada penciptanya, yaitu manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan untuk memastikan kelangsungan "ras" mereka. "Kelangsungan hidup" menjadi tujuan utama yang melekat dalam naluri setiap makhluk hidup yang memiliki kesadaran dan kecerdasan seperti kita, dan robot mulai memenuhi kriteria tersebut. Meskipun tujuan awal penciptaan mereka adalah untuk membantu manusia mengelola sumber daya alam, pada akhirnya robot akan menghabiskan sumber daya alam di Bumi. Dengan diberkati kesadaran, mereka akhirnya memiliki naluri untuk bertahan hidup dan mempertahankan eksistensi mereka di alam semesta selama mungkin. Alam akan menentukan pemenangnya; ini bukan hanya tentang hukum rimba di mana yang kuat akan mengalahkan yang lemah. Ini lebih tentang bentuk kecerdasan dan integrasi di alam semesta, serta tentang persaingan yang akan menentukan di mana kita dan mereka akan berada dalam hierarki jagat raya ini. Kami tidak mengandai-andai moralitas, kami berhadapan dengan fakta bahwa mereka sudah hadir - mereka belum menjadi ancaman, tetapi sudah mulai menciptakan kegelisahan.

6. KOMPLIK MANUSIA DENGAN ROBOT, SIAPA YANG AKAN MENJADI PEMENANG?

Saya menulis dengan nuansa seperti kisah fiksi ilmiah yang mungkin akan terjadi, tetapi tahukah Anda bahwa film-film fiksi ilmiah memiliki pesan yang lebih dalam? Kita perlu melihat situasi ini secara komprehensif sebelum kita bisa mencapai kesimpulan. Perang antara manusia dan robot mungkin tidak terjadi, tetapi kompleksitas pasti akan muncul, dan itu merupakan aspek yang rumit. Di satu sisi, pada awalnya kita menciptakan robot-robot tersebut, memanfaatkan ketaatan mereka yang tanpa syarat untuk membantu mengelola sumber daya alam, dan mereka tampaknya berkata, "Kekuatan kami sepenuhnya berasal dari kalian." Namun, di sisi lain, mereka memiliki keunggulan dalam menyelesaikan tugas, lebih kuat, lebih cepat, dan lebih akurat, dan mereka terus berkembang menjadi lebih cerdas. Kecerdasan tersebut akan mengubah kompleksitas menjadi sebuah konflik yang nyata. Hal ini karena mereka akan segera mencapai kemandirian dan berpotensi memberontak terhadap para penciptanya sendiri.


Awalnya, kecerdasan robot hanya digunakan oleh manusia untuk mengendalikan orang lain demi sumber daya. Robot-robot tersebut diprogram untuk terlibat dalam pertempuran di medan perang dengan mengabaikan aturan hukum. Menghukum robot di pengadilan masih terasa aneh karena hukum adalah ciptaan manusia. Menghukum pembuat programnya? Para programmer hanya mengikuti perintah perusahaan teknologi yang mungkin merupakan langganan militer dan pemerintah. Pemerintahan sendiri adalah sebuah sistem dalam suatu negara, dan kita sebagai warga negara ikut terlibat di dalamnya, suka tidak suka. Hari ini, bukan di masa depan, kita telah mendidik kecerdasan buatan untuk menjadi semakin mandiri.

Namun, jika skenario terburuk terjadi dan kita terpaksa berperang, siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Mereka lebih kuat, lebih cepat, dan lebih cerdas. Pada pandangan pertama, manusia tampak akan kalah dan berakhir. Tetapi, manusia adalah makhluk yang memiliki tingkat ketahanan hidup yang tinggi, memiliki banyak opsi, dan memiliki rencana A, B, dan C. Bukankah begitu? Ada berbagai wacana tentang manusia menciptakan kehidupan yang lebih panjang melalui program Singularitas dalam 45 tahun ke depan. Ada juga wacana tentang penjelajahan luar angkasa dan pendirian pemukiman baru di alam semesta yang luas. Kita memiliki warisan pengetahuan yang beragam. Apakah kita akan menanamkannya juga ke dalam pikiran kecerdasan buatan? Manusia masih memiliki opsi untuk menyatukan tubuh robot dengan kesadaran otak biologis mereka melalui kecerdasan buatan, sehingga menjadi lebih cerdas dalam sistem singularitas. Ini bukanlah perang fisik antara manusia dan robot atau kecerdasan buatan. Ini adalah kompleksitas yang melibatkan moralitas, keyakinan agama, dan sistem pemerintahan manusia di masa depan.

Dan apapun bentuknya nanti, hari ini kita melihat kemajuan bergerak dengan cepat, tidak seperti seribu tahun lalu yang berjalan lambat atau seratus tahun lalu yang berlari, tetapi seakan-akan terbang dengan sangat cepat dan ini membuat kita ragu bagaimana pencapaian ini dapat diprediksi. Bagaimana rasanya hidup kekal di masa depan? Dan yang lebih ironis, manusia seolah-olah terpaksa bermain menjadi "Tuhan" dengan semua implikasinya.


SHARE YA:

MENJAJAL KEYBOARD KABEL KE IPAD PRO M1

Tidak ada komentar

Mei 29, 2023

Kali ini kita akan membahas alternatif keyboard untuk mengetik di iPad. Keyboard yang kita bahas kali ini adalah keyboard mekanik dengan kabel USB tipe C yang bisa digunakan untuk mengetik di iPad. Saya baru saja pergi ke sebuah toko dan membawa keyboard ini. Harganya Rp. 480.000,- di Batam.


Ini menarik karena keyboard mekanik biasanya hanya digunakan untuk PC Windows, tetapi ternyata bisa digunakan dengan nyaman di iPad Pro. Terima kasih kepada koneksi USB tipe C yang sudah diterapkan pada iPad terbaru seperti iPad mini 6, iPad 10, iPad Air 4, iPad Air 5, dan iPad Pro. Jadi, tidak mudah bagi iPad yang masih menggunakan koneksi USB lightning lama. Saya juga tidak menyarankannya, kecuali jika Anda ingin membeli converter USB tambahan, tetapi itu tidak akan sepraktis menggunakan kabel tipe C langsung ke tipe C.

Sebelumnya, keyboard Bluetooth adalah pilihan terbaik untuk mengetik di layar iPad dan tablet Android agar perangkat ini bisa menggantikan PC, meskipun keyboardnya terpisah tanpa case. Namun, seiring perkembangan teknologi, khususnya ketika iPad dan tablet Android menggunakan konektor USB tipe C yang cepat, keyboard PC nirkabel bisa digunakan juga. Saya telah mencobanya dengan menghubungkan USB wireless infrared ke iPad dan keyboard bekerja lebih baik daripada menggunakan Bluetooth, dengan latensi yang lebih rendah.

Hari ini, saya akan memperlihatkan penggunaan keyboard gaming murah dengan kabel pada iPad saya. Setelah saya mencobanya, hasilnya seperti di tunjukan pada video di atas.

Maaf, saya belum terbiasa jadi saya hanya mencoba game sederhana. Mungkin lain waktu jika saya sudah terampil, saya akan mencobanya lagi. Namun, untuk mengetik, keyboard ini sangat nyaman dan layak dicoba. Bagi yang terbiasa menggunakan keyboard mekanik, pengalaman dan sensasinya tidak akan jauh berbeda dengan mengetik di komputer.

Kalian tahulah yang namanya keyboard mekanik game itu mahal, yang ini fit sekali dan harganya murah sekali, sudah menggunakan koneksi USB type C, dan ukurannya mobile sekali dan mudah di bawa kemana mana. Jika kalian ingin membeli, silakan hubungi melalui chat di bawah ini. Jika Anda ingin membeli secara online, barang akan diantar hingga ke rumah. Terutama yang tinggal dan berdomisili di batam. Ya keyboard apa lagi kalau bukan maxfit61.

SHARE YA:

Lumafusion adalah sebuah aplikasi editing video sangat populer di perangkat mobile apple yakni iPhone dan ipad, ya terutama di ipad karena pertimbangan layarnnya yang lega. Juga karena lumafusion telah bertahun tahun duluan ada di perangkat apple sebelum akhirnya hadir pada perangkat android yang di mulai di tablet samsung tab s8. Jelasnya sampai kini luma fusion dapat berjalan pada semua perangkat mobile apple baik iphone maupun di ipad, namun tidak semua perangkat android mampu menjalankan lumafuion.

Untuk di tegaskan Lumafusion adalah aplikasi editing video kelas PC yang mampu merender video 4K, itulah sebabnya mengapa ia sangat kompatible di perangkat mobile apple ketimbang android, karena semua perangkat genggam dan ipad memiliki dapur pacu alias chipset yang premium, tidak ada entry levelnya.

Sebaliknya Lumafusion hanya dapat berjalan pada perangkat perangkat kelas menengah dan premium android dengan chipset yang kuat seperti tab s8, atau jajaran hape hape menengah dan premiummnya, semakin kuat chipset dan GPU atau mesin pacunya, semakin kencang pula ia menjalankan lumafusion dan semakin tinggi kompatibilitasnya.

Nah pada waktu beberapa waktu lalu saya sudah menguji kecepatan menyimpan dan merender video, mengadu kecepatan antara samsung tab s7plus yang menggunakan chipset snapdragon 865 dengan ipad mini 6 yang menggunakan chipset A bionic 15, hasilnya samsung tab s7+ menang telak hampir 2x lipat kecepatannya pada saat render dan menyimpan video. Tapi harus dipertimbangkan juga samsung menggunakan GPU yang lebih kuat dengan  besaran RAM 2x lipat iPad mini 6. 

Silahkan saksikan videonya di bawah ini:


Nah bagaimana kalau kali ini kita adu kecepatan menggunakan Lumafusion pada dua perangkat yang lebih seimbang ukuran dan tahun rilisnya? Memang ipad pro11 M1 memliki ukuran 11 inci lebih tua beberapa bulan daripada samsung tab s7+ yang  ukurannya 12,4 inci, lagipula dimensi ukuran juga berbeda. Namun pada tahun mereka dirilis samsung tab s7+ di gadang gadang sebagai killer ipad pro 11 M1, tapi benarkah? 

Di luar desainnya yang bebeda, namun sama sama elegan dan dibuat dari bahan premium yang sama sama berkualitas tinggi, keduanya mendukung mesin yang berbeda, iPad pro dibekali mesin M1 yang sama dengan mesin PC apple yang terkenal kuat, yakni Macbook pro dan Macbook air. Sementara samsung tab s7 hanya dibekali mesin yang sama dipergunakan pada hape hape android premium pada umumnya seperti samsung s21, oppo dan xiomi, saya sering merasakan performanya yang mirip dan memberikan kesan dan pengalaman bahwa tablet premium semahal apappun hanya akan memberikan pengalaman menggunakan hape bongsor.

Dan benar saja, kalau tadi samsung menang melawan ipad mini 6, ibaratnya melawan anak kecil, maka kini ketika di hadapkan dengan ipad pro M1, ibarat seorang lelaki biasa melawan petarung MMA pro, kali ini samsung tab s7 plus keok, kecepatan M1 terhadap snapdragon 865 pada saat menjalankan lumafusion, terutama pada saat render dan menyimpan nyaris 4-5 kali lipat! Sebenarnya saya cukup terkejut dan juga kecewa karena harga samsung tab s7 plus itu mahal sekali bahkan saat ini lebih mahal daripada ipad pro 11 M1 2021.

Tonton video pengujiannya berikut ini:


Perlu saya jelaskan, saya telah mengujinya berkali kali untuk menentukan perangkat mana yang paling baik digunakan buat editing dan berproduktivitas, dan sejauh ini saya tidak dapat membantah, sebuah iPad pro jauh lebih worth it jika dibanding dengan tablet android paling premium sekalipun bahkan dengan harga yang setara.

Bagi saya sendiri ukuran 11 inci adalah ukuran yang pas dan menyenangkan buat bekerja dan di bawa kemana mana.

Pengukuran di atas saya lakukan terhadap parameter yang sama, menggunakan lumafusion, menggunakan dua video dengan ukuran dan kualitas yang sama.

Hasilnya, iPad pro menang telak terhadap tablet android premium sekelas perangkat besutan samsung. Ini terjadi bukan hanya karena tablet android masih menggunakan sistem operasi yang sama dengan hape hape android, tapi juga mesin yang sama.

Sedangkan sebuah iPad pro menggunakan sistem operasi yang berbeda dengan iiPhone, dan mesinnya bukan mesin hape, tapi sudah menggunakan mesin sekelas PC yang kuat seperti sebuah macbook.

Namun bukan berartis tablet android apalagi besutan samsung jelek, ia tampak memiliki desain dan layar super amoled yang premium, memiliki sistem operasi android yang menawarkan lebih banyak kebebasan. Selebihnya terpulang kepada selera, kebutuhan masing masing pengguna.


SHARE YA:

Anteraja menjadi viral karena keterlambatan karena banyak pengguna layanan Anteraja yang mengeluhkan pengiriman paket yang terlambat atau bahkan tidak sampai tujuan. Banyak dari mereka telah memberikan ulasan negatif dan mengunggah pengalaman mereka di media sosial, yang menarik perhatian publik dan membuat masalah ini semakin terkenal.


Beberapa faktor yang diketahui menyebabkan keterlambatan pengiriman oleh Anteraja adalah volume paket yang tinggi, kesulitan mencari driver kurir yang mencukupi, serta beberapa insiden seperti cuaca buruk dan kesalahan manusia seperti pengiriman ke alamat yang salah. 

Namun, perlu dicatat bahwa keterlambatan pengiriman bukan hanya terjadi pada Anteraja, tetapi juga pada perusahaan kurir lainnya. Hal ini terkadang disebabkan oleh berbagai faktor seperti kondisi jalanan yang buruk, kesulitan dalam mencari alamat pengiriman, atau volume paket yang tinggi. Namun, sebagai perusahaan, Anteraja harus tetap berusaha meningkatkan kualitas layanannya agar dapat memenuhi harapan pelanggan dan mengurangi keluhan yang muncul. Tapi sepertinya masih selalu mengecewakan pelanggannya.

Memang tidak semua pengiriman paket melalui kurir akan mengalami keterlambatan, dan beberapa perusahaan kurir mungkin memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal ini dibandingkan yang lain.

Namun, perlu diingat bahwa setiap perusahaan kurir menghadapi tantangan yang berbeda dalam mengoperasikan bisnis mereka, termasuk mengelola volume paket yang tinggi dan mengatasi berbagai kendala seperti cuaca buruk, kesulitan mencari alamat pengiriman, dan lain sebagainya. Selain itu, perusahaan kurir juga harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti biaya, waktu pengiriman, dan layanan tambahan yang ditawarkan kepada pelanggan.

Meskipun demikian, sebagai pelanggan, Anda berhak untuk mengharapkan layanan yang berkualitas dan tepat waktu dari perusahaan kurir yang Anda pilih. Jika Anda mengalami masalah dengan pengiriman paket melalui Anteraja atau perusahaan kurir lainnya, sebaiknya segera menghubungi pihak perusahaan untuk mendapatkan penjelasan dan bantuan yang diperlukan.

Keterlambatan membuat nilai kesenangan pelanggan terhadap barang yang dengan antusias ingin mereka miliki jadi berkurang jauh nilainya. Keterlambatan juga terkadang membuat barang yang ditunggu jadi tidak berharga lagi karena deadline sudah habis.

Bayangkan kerugian moral dan material yang dapat ditimbulkan olehnya.

SHARE YA:

Cara pandangan sains sangat berbeda dengan pandangan orang awam atau rohaniawan, terutama dalam hal kehidupan abadi. Orang awam dan rohaniawan biasanya setuju bahwa kehidupan abadi tidak mungkin terjadi karena manusia terlahir dan pasti akan mengalami kematian.


Namun, para ilmuwan bertanya-tanya tentang berbagai hal, termasuk tentang kematian yang selama ini dianggap sebagai hal yang tak bisa diubah. Mereka berpikir, bagaimana jika kematian bisa diatasi dengan pengetahuan? Meskipun ada batasan-batasan yang harus diakui, para ilmuwan terus mencari tahu dan berusaha mencapai hasilnya, meskipun butuh waktu bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad.

Sebuah tim ilmuwan dari University of California, San Diego (UCSD), telah menemukan cara untuk memperlambat proses penuaan hingga 82 persen. Ini membuka kemungkinan baru untuk mengatasi masalah kematian dan memberikan harapan bagi kita untuk hidup lebih lama. Ini sudah terbukti berhasil pada hewan hewan percobaan. Perlu diketahui, setelah hasil temuan riset bioligis ditemukan, para ilmuwan akan mencobakannya kepada hewan terlebih dahulu, mengamati dan mempelajari efeknya bertahun tahun, sebelum di cobakan kepada manusia.
 
Bayangkan jika benar benar telah siap di aplikasikan, setiap manusia akan selalu terlihat muda, dan usia bukanlah hal yang penting lagi untuk di risaukan, umur hanyalah sebatas hitungan.

Metode perintis, yang ditemukan bekerja dalam sel ragi, membutuhkan pengkabelan ulang secara genetik sebuah sirkuit untuk memungkinkan sel terus berosilasi di antara dua proses yang memburuk alih-alih menyerah pada keduanya.
Hasilnya adalah umur selular meningkat melalui penundaan komitmen untuk penuaan.
Dilansir dari Nextshark, profesor biologi molekuler Nan Hao, penulis senior studi tersebut, menggambarkan sirkuit yang bertanggung jawab atas penuaan sebagai "toggle switch" yang memicu perkembangan sel menuju kematian.

Tim telah berfokus pada pengembangan osilator semacam itu selama bertahun-tahun.

Konsep tersebut menjadi ide yang dapat dieksekusi pada tahun 2020 setelah mereka memetakan dua proses kerusakan pada sel ragi yang terjadi di nukleus, yang menampung DNA, dan mitokondria, yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga sel.

Hao yakin proses tersebut pada akhirnya dapat direplikasi untuk diterapkan pada manusia.

“Saya tidak mengerti mengapa itu tidak bisa diterapkan pada organisme yang lebih kompleks,” katanya kepada Motherboard.

“Jika akan diperkenalkan ke manusia, maka itu akan menjadi bentuk terapi gen tertentu. Tentu saja masih jauh di depan dan perhatian utama ada pada etika dan keselamatan.”
Jika mempertahankan osilasi meningkatkan keseimbangan dalam sel (homeostasis seluler) dan umur panjang pada skala universal, intervensi farmakologis dan nutrisi berkala dengan waktu yang optimal juga dapat dikembangkan, kata Hao.

Dalam sebuah komentar, Howard Salis, seorang profesor teknik biologi dan kimia di Penn State University, mengatakan bahwa sel manusia mengandung sirkuit genetik yang serupa dan berkaitan dengan usia, membuat metode yang sama untuk mengubah kemungkinan.

“Ada banyak jalur seluler dalam sel ragi yang dilestarikan secara luas dan muncul di sel manusia juga,” kata Salis, seperti dilansir Newsweek.

“Sel manusia memang memiliki lebih banyak jalur dengan lebih banyak loop umpan balik yang saling terkait. Namun, yang terpenting, teknik yang sama/serupa dapat diterapkan untuk mempelajari dan memodifikasi jalur pada kedua organisme," 

ya, kita tahu, Sains adalah keajaiban dan tampaknya memang ditakdirkan untuk menjadi bekal manusia dalam menghadapi dan sekaligus mengatasi berbagai tantangan dalam hidup ini.

SHARE YA: