Ada hal kecil namun cukup signifikan mempengaruhi pandangan pengguna pada saat menggnakan template premium buatan pihak ketiga. Yakni tampilan pada segala sisi, dari antarmuka, user interface, UX (User Experience) hingga detail seperti kerapian, akurasi tombol dan....LAYOUT!
Dari tampilan layout pada saat masuk ke dasbor blogger kita tahu template itu full desain, redesain atau hanya sekedar template default yang hanya diberi sentuhan kustomisasi.
Membuat (meng'create') template untuk di pasangkan pada halaman blog itu ada 3 jenjang hirarki dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi:
1. Hirarki ketiga: Mengkustomisasi template bawaan
Ini adalah langkah awal memahami struktur template blogger.
Walau hanya mengkustomisasi template bawaan melalui tool desainer pada dasbor blogger seperti merubah ukuran huruf, merubah warna latar, mengejas lebar dan tinggi layout, namun dengan pengatahuan awal ini bisa memotivasi pengguna tersebut untuk memahami struktur dan layout suatu template blogger.
Template bawaan sangat aman karena segala sesuatu telah tersetting menurut standar Google. Mengkustomisasinya tidak akan mempengaruhi tabiat server, trit keamananan dan juga mudah di kenali sebagai template default walaupun telah dirobah latar dan jenis fontnya.
Tema bawaan mudah di pergunakan karena segala setting tersedia di dasbor tidak perlu mengedit bagian editor HTML blogger. Misalnya untuk membuat menu navigasi cukup dengan PageList halaman, merobah latar cukup melalui pengaturan, memasang dan mengkustomisasi widget dll.
Namun ia juga memiliki beberapa kekurangan, misalnya tampilannya yang seragam dan sama. Kurangnya optimasi meta tag. Tidak terdapat tampilan breadcrumb, related post dan navigasi back to top atau scroll top. Tentu saja kita bisa menambahkannya melalui halaman editorial HTML blogger.
Dan untuk langkah tersebut kita harus memahami sumber kode template, langkah inilah yang dapat dilakukan oleh 'tukang oprek' yakni mereka yang telah memahami langkah langkah memodifikasi template melalui halaman editor HTML, mereka yang menguasai level hirarki kedua.
2. Hirarki kedua: Membuat re-desain template bawaan
Dibuat dari template yang telah ada (template default alias bawaan blogger) membuat template re-desain. Pelaku harus memahami atau paling sedikitnya terbiasa dengan kode kode HTML untuk mendesain ulang sebuah template.
Beruntungnya struktur desain bawaan adalah panduannya. Namun walau demikian redesain berarti merombak, membuang dan menambahkan elemen elemen ke dalam struktur template bawaan. Tentu saja re-desain tidaklah serumit dan se original membuat template dari NOL.
Walau tidak se ahli pembuat template original, seseorang yang melakukan redesain jelas juga wajib bisa menulis CSS. Mereka ini disebut 'tukang oprek template'. Tapi jangan berkecil hati walau masih berada di kelas 'tukang oprek' karena itu adalah modal utama dan bisa menjadi pertanda bahwa selangkah lagi Anda akan menjadi creator dan desainer template yang sesungguhnya.
Namun walau bagaimanapun, hasil pekerjaan oprek dan kustomisasi tetap memperlihatkan karakter asli template bawaan karena keterbatasan pengatahuan dalam merombak template secara secara mendasar terutama pada bagian struktur bawaan template tersebut
3. Hirarki paling top: Membuat Template murni di desain dari NOL.
Mendesainnya dari membuat layout hingga selesai, ini dilakukan oleh sesorang dengan bekal pengatahuan koding yang lumayan, berita bagusnya untuk zaman now banyak tool atau peralatan bantu baik offline maupun online untuk mempercepat pembuatannya, sebut saja bootstrap, hingga librari lbrari seperti JQuerry yang dapat menyingkat waktu pembuatan sebuah widget blogger secara signifikan.
Librari librari ini ya ampun, bukan hanya mempermudah kita dalam menulis ulang kode kode, tapi juga benar benar membantu kita dalam mendesain ulang atau mendesain dari awal sebuah template.
Biasanya template yang tinggi akurasinya di buat memakan waktu hingga 3 hari, dan boostrap mampu mempersingkatnya. Saya senang menggunakan tool online dan juga librari online yang telah menjadi baku, sebut saja jika ingin mempermudah penulisan Javascript.
Yang membuat template ini pasti ahli koding. Seorang enginer koding yang terbiasa memanipulasi kode kode HTML.
Akan tetapi jangan salah ya menguasai koding dasar HTML saja tidak cukup, Anda setidaknya harus memiliki talenta sebagai seorang desainer, yang dapat memanipulasi kode HTML ke dalam tampilan visual yang indah sehingga memenuhi kriteria sebagai sebuah bentuk karya seni.
Kesimpulan:
Untuk membuat template sendiri Kita harus belajar perlahan lahan, tidak musti harus belajar koding mati matian, cukup mengikuti prosesnya. Contohnya panasaran terhadap satu widget cobalah utak atik widget tersebut sampai mengerti dari mana dan bagaimana sumber kodenya di buat.
Sambil membuka halaman online mata pelajaran HTML, CSS, dan javascript yang rata rata gratis (hanya bayar kalau mau mengambil sertifikat).
Karena dasar membuat template HMTL memanglah demikian.
Dengan melakukan hal ini terdapat dua keuntungan: Bekerja dan juga Belajar, Belajar dan juga praktik untuk membantu membuktikan bagaimana suatu pemahaman dapat di eksekusi secara ril. Pada awalnya tidak masalah hanya meniru, makhluk hidup bertahan karena meniru nenek moyangnya, orang jenius terlihat besar karena pendahulunya.
Saya berikan contoh analogi: Cina dan Jepang dulu tukang meniru barang barang teknologi, kini mereka malah menjadi inventor yang di ikuti oleh banyak pelaku teknologi, bukan? Malahan berkat bekerja keras mereka telah jauh meninggalkan negara negara yang telah mereka tiru.
Hanya sebuah analog ya...Tapi jangan pula suka mencontek saat di bangku sekolah. Kalau itu mah kalian gak bakalan lulus, boro boro jadi juara umum.
Meniru dalam konteks belajar memang tidak dapat terelakan. Yang tidak boleh itu mencuri dan main curang...