SIAPA YANG AKAN MEREBUT TAKHTA DUNIA?



Pada minggu lalu, saat berkeliling Eropa, pernyataan Cina ditanggapi oleh banyak pengamat barat sebagai gambaran kepercayaan diri yang tinggi dari Beijing terhadap saingan geopolitik globalnya, yaitu Amerika Serikat. Cina menghimbau Eropa agar berhenti mengikuti Amerika jika ingin kerjasama ekonomi dengan Cina terus berlanjut. Banyak negara Eropa pada umumnya melihat peningkatan signifikan pengaruh Cina dalam beberapa tahun terakhir.

Gaya Cina yang sangat berbeda dengan Amerika Serikat ternyata menarik bukan hanya bagi negara berkembang dan negara ketiga, tetapi juga bagi sebagian besar negara barat yang sudah maju.

Jika Amerika terlihat mendominasi negara lain dan tidak dapat menerima perbedaan sistem pemerintahan dan terutama ideologi negara yang berbeda, sebaliknya Cina terlihat tidak begitu peduli terhadap perbedaan tersebut. Meskipun Cina telah menguasai sumber daya ekonomi suatu negara, memberikan pinjaman, dan membentuk aliansi militer dengan negara tertentu, Cina tidak mempermasalahkan ideologi atau sistem pemerintahan negara tersebut. Sebagai contoh, Amerika menyerang Irak dan Libya, menghancurkan sistem pemerintahannya, dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan demokrasi ala barat yang ternyata jauh dari berhasil, bahkan dianggap lebih buruk oleh sebagian orang.

Dalam persaingan dua kekuatan ekonomi (Amerika peringkat satu, Cina peringkat dua) dan militer (Amerika peringkat satu, Cina peringkat tiga) ini, indikasi bahwa Cina akan mengalahkan Amerika semakin jelas terlihat. Namun, kedua negara ini justru tegang dan terlibat konflik dalam banyak hal. Di bidang ekonomi, meskipun Amerika masih memegang predikat sebagai ekonomi nomor satu, banyak pengamat ekonomi sebenarnya menganggapnya hanya sebagai atribut belaka, karena kenyataannya, besaran dan pengaruh global ekonomi Cina sudah jauh melampaui Amerika. Begitu pula, banyak kalangan skeptis yang percaya bahwa Cina sebenarnya sedang mengejar ketinggalan di bidang militer secara diam-diam, dan berkat kekuatan ekonominya, tampaknya Amerika akan kesulitan untuk menghentikan kemajuan Cina. Fakta ini tentu saja menjadi momok yang menakutkan bagi Amerika, di mana mereka yang jatuh dari puncak hegemoni juga akan kehilangan harga diri.

Untungnya, Eropa mulai menerima kenyataan bahwa setiap kerajaan dalam ribuan tahun sejarahnya pernah mengalami runtuh, hancur, lahir, dan bangkit, dan pada akhirnya akan muncul kekuatan baru yang ditakdirkan untuk mendominasi dunia.

Tidak ada yang abadi di dunia ini, dan beberapa ratus tahun ke depan, Cina pun akan turun dari panggung, tahtanya akan direbut oleh negara baru yang lahir dan ditakdirkan untuk mendominasi dunia.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak