JAKARTA 2023 KOTA DENGAN POLUSI UDARA TERBURUK DI DUNIA

 

 Dunia saat ini sedang ramai membahas isu polusi udara di Jakarta, yang telah menyebabkan banyak orang menganggap kota ini tidak lagi layak untuk dihuni. Namun, fakta ini juga terjadi di kota-kota besar di Cina, yang bahkan mengalami situasi yang lebih parah. Namun, yang membedakan adalah bahwa Cina telah mengambil tindakan cepat dan efektif untuk mengatasi masalah ini. Ini adalah topik yang akan kita bahas dalam video ini.

Namun sebelum melanjutkan, kami ingin menawarkan produk USB mikrofon kardioid berkualitas tinggi namun terjangkau, yang akan meningkatkan kualitas narasi Anda dalam konten suara. Ini sangat cocok bagi mereka yang ingin memasarkan produk di platform seperti TikTok dan marketplace lainnya. Anda dapat melihat produk ini di keranjang belanja.

Sekarang, mari kita lanjutkan cerita kita. Ini adalah cerita yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.

Beberapa tahun belakangan, Cina sering kali menjadi pusat perhatian karena polusi udara yang sangat tebal, hingga matahari pun sulit terlihat di siang hari. Namun, hal ini telah berubah. Berdasarkan studi yang menggunakan data satelit dari Energy Policy Institute (EPIC) di Universitas Chicago, Cina berhasil mengurangi partikel-partikel udara berbahaya sebesar 40 persen dalam waktu tujuh tahun, dari 2013 hingga 2020. Ini merupakan penurunan yang paling signifikan dalam waktu singkat di seluruh dunia.

Dalam perbandingan, Amerika Serikat memerlukan tiga dekade untuk mencapai penurunan polusi yang serupa setelah kebijakan Clean Air Act diberlakukan pada tahun 1970. Bagaimana Cina mampu mencapai prestasi ini dalam waktu yang singkat?

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita kembali ke tahun 2013 ketika polusi udara di Asia mencapai tingkat ekstrem. Pada waktu itu, Cina mencatat rata-rata 52,4 mikrogram per meter kubik partikel polutan PM2,5, sepuluh kali lipat lebih tinggi dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kunci keberhasilan ini terletak pada komitmen pemerintah dan alokasi dana yang besar. Berbeda dengan Indonesia yang merasa tersinggung ketika Jakarta dikritik sebagai kota dengan kualitas udara buruk, Cina mengakui masalah ini dan berusaha menyelesaikannya.

Pada akhir tahun 2013, pemerintah Cina mengimplementasikan rencana aksi nasional untuk meningkatkan kualitas udara. Dalam empat tahun, mereka berhasil mengurangi polusi udara dengan anggaran sekitar Rp4 triliun. Beijing juga mengalokasikan dana sekitar Rp1,8 triliun untuk tujuan ini.

Langkah pertama yang diambil adalah mengatasi masalah polusi di berbagai kota di seluruh Cina. Pemerintah fokus pada pengawasan ketat terhadap isu lingkungan yang berkaitan dengan pencemaran.

Selanjutnya, mereka melarang penggunaan batu bara, meskipun bisnis ini sangat menguntungkan saat itu. Mereka juga mengurangi penggunaan mobil dan menggalakkan penggunaan sepeda serta berjalan kaki. Ini bukan hanya karena keterbatasan finansial, tapi juga karena kesadaran akan pentingnya lingkungan.

Akibat dari tindakan ini, penelitian dari Universitas Chicago memperkirakan bahwa penduduk Beijing akan hidup rata-rata 4,4 tahun lebih lama dibandingkan tahun 2013, berkat penurunan polusi udara.

Di tempat lain, situasinya lebih buruk. Polusi udara di kota New Delhi, misalnya, mencapai 107,6 µg/m3, jauh melampaui ambang batas 5 µg/m3 yang direkomendasikan oleh WHO. China, yang dulu masuk dalam lima besar negara dengan polusi udara terparah, kini berada di posisi kesembilan dengan 31,6 µg/m3 berkat langkah-langkah penanganan yang efektif.

Kenyataannya, hanya sedikit orang di dunia yang dapat mengatakan bahwa mereka menghirup udara bersih. Sekitar 97 persen populasi dunia tinggal di tempat-tempat dengan kualitas udara di bawah standar WHO. Polusi udara ini memengaruhi harapan hidup global, dengan lebih dari dua tahun harapan hidup rata-rata yang hilang akibatnya. Dampaknya lebih besar daripada HIV/AIDS, malaria, atau perang.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak