Tampilkan postingan dengan label kanonis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kanonis. Tampilkan semua postingan
Google memilih salah satu halaman konten yang kanonik dari sekian banyak halaman duplikat, artinya apa? Artinya begitu banyak halaman atau konten yang terlihat sama atau memang sebenarnya sama saja namun di rayapi (di crawl) melalui internet dengan cara berbeda bentuk dan kaidahnya: Misalnya yang  satu akan di rayapi melalui halaman mobile atau yang lainnya akan di rayapi melalui halaman Web pengguna layar besar semisal desktop dan laptop. Dan itu dikatakan sebagai duplikat, lol. Duplikat? Ya ampun rada rada mengarah mengkopi konten ya...padahal tidak lho.

menentukan halaman kanonik blog


Apakah itu buruk?

Tidak, itu tidak buruk karena itu bukan kesalahan kita. Kalau itu buruk Google-lah yang harus memperbaikinya. Kita hanya punya satu halaman dan 100% original namun mesin pencari memerlukan beberapa cara untuk merayapinya dan apa boleh buat dikarenakan hal tersebut halaman kita dinyatakan duplikat. Duplikat karena ada beberapa cara Google untuk merayapinya tadi. Dua cara yang paling populer adalah cara mobile seluler dan cara web desktop.

Dan kita diminta untuk menentukan halaman kanonis tersebut atau membiarkan user dan google yang menentukannya. Bagaimana caranya? Nanti akan kita jelaskan.

Bagaimana jika tidak memilih? Tidak akan wajib, namun Google yang akan menentukan halaman kita akan menjadi kanonis yang mana. Kelemahannya tentu saja selalu lebih memuaskan jika kita sendiri yang menentukan pilihan untuk setiap properti kita sendiri, bukan? 

Persoalannya ya itu tadi, harus tahu caranya. Dan terus meskipun telah memilih belum tentu pilihan tersebut akan menjadi sempurna. Yang terbaik tentu saja alangkah jauh lebih baik jika tidak ada pemisahan halaman kanonis mana dan yang mana. Semuanya seharusnya berjalan otomatis. Namun entah mengapa hal ini terjadi, mungkin disebabkan oleh keterbatasan teknologi atau ada tujuan lain di baliknya, hanya Google dan Tuhan yang tahu. Itu yang dinamakan rahasia dapur perusahaan.

Ketika salah satu pilihan djatuhkan jangan kaget jika pada pengujian webmaster melalui laptop atau dekstop dan melalui seluler mobile akan berbeda. Contoh ketika kalian tes halaman konten melalui laptop konten dinyatakan telah di rayapi (atau di 'crawl') namun ketika masuk ke webmaster tool dan tes melalui perangkat seluler (mobile) halaman dinyatakan 'tidak ditemukan di google'.

Jadi Kita hanya harus memilih mau di rayapi melalui halaman mobile atau web desktop? Zaman now? 

Mobile dong. Itu kalau saya jadi kalian. Tapi kata saya ya, subjektif banget. Kalian bebas menentukan pilihan kalian sendiri. Biar gak menyesal dan menyalahkan sang pemberi saran.

Karena halaman blog itu 77% akan di akses melalui perangkat seluler. Akan tetapi itu tadi masuk syaratkah sebuah halaman itu jika di rayapi melalui mobile atau menjadi predikat kanonik mobile? Tentu saja ada syaratnya. Halaman blog secara keseluruhan harus mobile. Templatenya mobile friendly, kontennya mobile misalnya konten gambar yang ringan dengan ukuran yang tepat, karena sampai saat ini konten gambar lebih runyam posisinya di halaman web ketimbang konten teks. Ia memerlukan pengelolaan yang tepat.

persoalannya terkadang walaupun kita telah memilih hari ini, belum tentu juga pada akhirnya pilihan kita tersebut tepat, bukan?

Contoh sederhananya adalah: Terkadang sebuah halaman blog tutorial lebih nyaman di akses melalui halaman web desktop ketimbang mobile. Lebih mudah mengkopi sumber kode, membaca petunjuk dan mempraktikannya, bukan? Tapi itu hanya segelintir kasus yang dapat setengahnya di abaikan karena umumnya orang blogging hal hal umum seperti travelling, wisata, kuliner, life style, gagdet dll.

Jadi apakah sebenarnya halaman kanonis itu?

Begini kata google: URL kanonis adalah URL halaman yang dianggap Google sebagai URL paling representatif atau paling mewakili dari sekumpulan halaman duplikat di situs kalian. 

Misalnya, jika Kalian memiliki URL untuk halaman yang sama misalnya: 

contoh.com?pakaianwanita=1234 

Dan:

contoh.com/pakaianwanita/1234

Maka Google akan memilih satu URL sebagai kanonis. Perhatikan bedanya hanya di penulisan dan itupun bukan kita yang menentukannya sedangkan itu hanyalah URL atau alamat halaman yang sama milik kalian, namun perbedaan itu bisa menyebabkan halaman berada pada prioritas halaman yang berbeda. Mengerti?

Atau bisa juga begini,

Perhatikan bahwa halaman tidak harus benar-benar identik; hanya perubahan kecil dalam pengurutan atau pemfilteran daftar halaman tidak membuat halaman menjadi unik (misalnya, mengurutkan berdasarkan harga atau memfilter berdasarkan warna item.

Kanonis dapat berada di domain yang berbeda, halaman dengan duplikat. Artinya dalam beberapa kasus, walaupun jelas kalian menduplikat konten lain namun di tempatkan di domain yang memiliki performa tinggi bisa saja dengan cepat menjadi pilihan untuk di rayapi dengan baik karena ia memenuhi syarat kanonis.

Dengan kata lain Saat mengindeks sebuah situs, Googlebot mencoba menentukan konten utama dalam setiap halaman. Jika Googlebot menemukan beberapa halaman yang serupa pada situs yang sama, Googlebot akan memilih halaman yang dianggap paling lengkap dan paling berguna berguna bagi pengunjung, kemudian menandainya sebagai kanonis. Lalu jika halaman di anggap kanonis sudah pasti akan lebih sering di rayapi, sedangkan halaman yang di anggap duplikat tidak akan terlalu sering di-crawl untuk mengurangi beban crawling Google pada situs Kalian.

Duplikat dianggap kanonis? Ya bisa saja terjadi. Halaman asli di anggap duplikat? Ya bisa saja terjadi. Tapi tentu saja tidak akan sering.

Google memilih halaman kanonis berdasarkan sejumlah faktor (atau sinyal), seperti penayangan halaman melalui http atau https; kualitas sebuah halaman; keberadaan URL dalam peta situs; dan pemberian label rel=canonical apa pun. Kalian dapat menunjukkan preferensi ke Google menggunakan teknik ini, yakni meletakan rel=canonical tadi, akan tetapi Google dapat memilih halaman kanonis yang berbeda dengan pilihan Kalian, karena berbagai alasan. Sekali lagi kalian tidak dapat berbuat apa apa jika sudah demikian adanya.

Versi bahasa yang berbeda pada satu halaman akan dianggap duplikat hanya jika konten utama menggunakan bahasa yang sama (yaitu, jika hanya header, footer, dan teks non-kritis lainnya yang diterjemahkan, namun isi tetap sama, halaman akan dianggap duplikat).

Google menggunakan halaman kanonis sebagai sumber utama untuk mengevaluasi konten dan kualitas. Hasil Google Penelusuran biasanya mengarah ke halaman kanonis, kecuali jika salah satu duplikat secara eksplisit lebih cocok untuk pengguna: misalnya, hasil penelusuran mungkin mengarah ke halaman seluler jika pengguna menggunakan perangkat seluler, meskipun halaman desktop ditandai sebagai kanonis.

Mengapa sih harus ada halaman duplikat? 

begini alasan google:

Ada alasan yang valid mengapa situs Kalian mungkin memiliki URL yang berbeda namun mengarah ke halaman yang sama, atau memiliki halaman duplikat atau yang sangat mirip di URL yang berbeda. 

Berikut alasan yang paling umum:

Untuk mendukung berbagai jenis perangkat:

https://example.com/news/koala-rampage https://m.example.com/news/koala-rampage https://amp.example.com/news/koala-rampage

Untuk mengaktifkan URL dinamis bagi beberapa hal seperti parameter penelusuran atau ID sesi:

https://www.example.com/products?category=dresses&color=green https://example.com/dresses/cocktail?gclid=ABCD https://www.example.com/dresses/green/greendress.html

Jika sistem blog Kalian otomatis menyimpan beberapa URL saat Kalian menempatkan entri blog yang sama pada beberapa sesi.

https://blog.example.com/dresses/green-dresses-are-awesome/ https://blog.example.com/green-things/green-dresses-are-awesome/

Jika server dikonfigurasi untuk menayangkan konten yang sama untuk varian www/non-www http/https:

http://example.com/green-dresses https://example.com/green-dresses http://www.example.com/green-dresses

Jika konten yang Kalian tayangkan di blog untuk distribusi offline ke situs lain direplikasi sebagian atau seluruhnya pada domain tersebut:

https://news.example.com/green-dresses-for-every-day-155672.html (postingan yang dapat didistribusikan offline) https://blog.example.com/dresses/green-dresses-are-awesome/3245/ (postingan asli)


Cara mengonsolidasikan URL halaman ke dalam HTML

Ingat kalian bisa saja sudah memilih halaman kanonis, tetapi kemudian Google akan memilih halaman kanonis yang berbeda dengan berbagai alasan yang lebih tepat secara teknis, bisa saja karena disebabkan oleh alasan kualitas, performa atau ketepatan sang konten itu sendiri.

Jadi paling tidak akhirnya Google memberikan petunjuk cara mengonsolidassikan URL duplikat tadi.  Baiklah saya akan mencoba menjelaskannya dengan bahasa indonesia standar dan mudah mudahan mudah dimengerti.

Kita bisa menambahkan link ke semua halaman duplikat yang mengarah kepada halaman kanonis dengan tag:

tag rel='canonical'

akan tetapi ia memang dapat memetakan halaman duplikat dalam jumlah yang tidak terbatas akan tetapi ia memiliki kelemahan:
  1. Jelas dapat menambah ukuran halaman dan meberatkan loading
  2. Jelas rumit dan tidak mudah terutama untuk situs besar atau situs situs denga URL yang sering berubah rubah
  3. Jika Kalian tidak menyertakan konten dengan dokumen PDF dan hanya menggunakan HTML, maka kalian dapat meletakan HTTP rel='canonical' pada bagian header halaman HTML blog kalian. Jelas tidak cocok untuk halaman dengan niche khusus yang terkait dengan kebutuhan khusus pula.
Sebenarnya masih ada beberapa cara untuk menentukan halaman kita untuk di arahkan menjadi halalaman kanonik bagaimana dan yang mana. Namun menurut halaman bantuan Google itu sendiri, hal tersebut tidaklah menjadi wajib untuk kita lakukan. Tergantung apakah kita ingin meningkatkan performa halaman kita sendiri.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

SHARE YA:

Pernah membuka halaman webmaster dan memeriksa URL postingan? Lho kok dinyatakan 'konten' kita sebagai tidak di kenali dan tidak di temukan? Jangan buru buru menyangka halaman itu tidak di indeks, periksa kembali melalui laptop atau tablet (layar yang lebih besar daripada layar smartphone) hasilnya bisa saja berbeda. Dan demikian juga sebaliknya, jika tidak terindex sewaktu di periksa melalui halaman web desktop, cobalah periksa halaman mobile melalui perangkat hape.

Ya pada desktop ternyata konten telah di indeks. Namun ketika kembali di periksa melalui ponsel, hasilnya tidak sama: Dinyatakan sebagai tidak di temukan! Ini hanya menjelaskan cara mesin pencarian mengindeks halaman melalui perangkat mobile dan perangkat dekstop telah di pisahkan oleh Google.

Halaman Mobile sangatlah penting buat blogging di zaman now. Banyak yang mengeluh artikelnya lambat terindeks ketika di periksa Webmaster Search Tool, namun sebaiknya Anda kini mengetahui bahwa pengindeks melalui mobile dengan melalui desktop itu beda hasilnya. 

Ini seolah semakin mengokohkan klaim Google: Bahwa halaman mobile akan di utamakan diatas halaman desktop, karena halaman mobile yang lebih kanonis maka halaman Desktop akan di kemudiankan dan bahkan akan ditinggalkan. Perhatikan artikel yang saya tulis ketika di periksa melalui ponsel dan tablet (dengan posisi landscape sehingga mendekati layar laptop):

index melalui halaman web

Pada gambar diatas jelas terlihat bahwa URL halaman telah terindeks, bukan? Pengujian dilakukan melalui perangkat tablet 10", laptop dan PC dekstop. Ketiganya menunjukan bahwa URL yang dikirim telah terindeks. Kecuali tablet perangkat tidak di kategorikan sebagai 'Mobile'.

Tapi tunggu,  bagaimana kalau kita masuk ke Google Webmaster melalui halaman yang benar benar mobile seperti smartphone atau ponsel?  Gambar berikut menunjukan hasil sebaliknya:

index Google via mobile

Ternyata setelah di uji melalui halaman mobile, belum ter-indeks! Ini seolah membuktikan bahwa halaman desktop memang telah dipisahkan,  dan walaupun telah terindeks melalui desktop,  itu tidak lagi menjadi prioritasnya. 

Namun tidak demikian cara metriks Google baru bekerja, halaman harus kanonis walaupun halaman mobile seharusnya lebih mungkin kanonis, namun tidak berarti halaman desktop tidak bisa demikian. Dan jika URL memang telah di indeks melalui perangkat lain (laptop,desktop,tablet) seharusnya URL tersebut juga dapat terindeks melalui perangkat mobile, yakni smartphone. Setelah saya scroll halaman pengindeks mobile saya menemukan dua hal, yakni:
  1. Kanonis yang dinyatakan pengguna
  2. Kanonis yang dipilih Google
Perhatikan gambar:

halaman kanonis pilihan Google

Ternyata melalui mobile halaman tidak kanonis?  Jadi saya klik tombol 'periksa' kanonis yang dipilih Google menyatakan bahwa halaman sebenarnya telah di indeks,  tapi belum di indeks melalui halaman mobile.  Artinya halaman kanonis pilhannya ada pada desktop. 

Apa itu halaman kanonis?

Halaman kanonis jelas menjadi syarat mutlak agar halaman terindex Google, untuk memahaminya, Anda dapat membaca di sumbernya langsung, dan berikut kami salin cuplikannya.

Mari simak penjelasan oleh Google:

Jika Anda memiliki satu halaman yang dapat diakses dengan beberapa URL, atau beberapa halaman dengan konten yang serupa (misalnya, halaman dengan versi seluler dan desktop), Google melihatnya sebagai versi duplikat dari halaman yang sama. 

Google akan memilih satu URL sebagai versi kanonis dan meng-crawl-nya, serta menganggap semua URL lainnya sebagai URL duplikat dan akan jarang meng-crawl-nya.

Jika Anda tidak secara eksplisit menyebutkan URL mana yang kanonis, Google yang akan menentukan pilihan, atau mungkin keduanya dianggap valid, yang berisiko menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan, seperti yang dijelaskan di bawah dalam Mengapa saya harus memilih URL kanonis?

Jadi Google memilih dan menentukan halaman yang kanonis untuk versi yang mana, pantesan tidak terindeks pada halaman mobile saya.

Sedangkan halaman duplikat bisa terjadi berupa halaman terpisah (karena memang dipisahkan oleh Google):
  1. Anda memiliki halaman AMP
  2. Anda memiliki halaman mobile klasik biasa (m=1)
  3. Anda memiliki halaman Dekstop (sulit untuk mendapatkan halaman kanonis pada versi desktop)
Ketika halaman di buka melalui versi berbeda beda, maka salah satu halaman akan di tentukan sebagai halaman kanonis. Halaman mobile adalah prioritas, dan jika Anda memiliki halaman AMP, maka halaman yang di pilih sebagai kanonis adalah versi AMP.

Untuk lebih jauh baca di:


Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

SHARE YA: