Ini memang curhat, man. Bukan kebiasaanku. Tapi malam minggu ini aku sendiri dan bukan kebiasaanku memaksakan diri pergi ke rumah teman untuk membuka cerita, aku ini penyendiri, perenung. Tetapi sekali aku bercerita aku ingin membahasnya hingga tuntas. Susah mencari pendengar yang baik, siapa tahu dengan menuliskannya ketemu seorang pembaca yang baik.
Aku dan dia bekerja di perusahaan yang sama, waktu kami adalah lebih banyak menghadapi orang yang sama, mesin yang sama , memonitor layar daripada berinteraksi langsung secara dalam kepada sesama manusia. Tapi itu tidak mengapa, dunia ini selalu seimbang, setiap hari kita mengasah rasio kita untuk tidak begitu saja menyerah kepada serangan yang mencoba menghancurkan logika kita. Aku lebih percaya kepada perhitungan, detail dan kenyataan ketimbang semata mata keyakinan.
Setelah sekian tahun bekerja kali ini aku yang bertanya kepada diriku sendiri, akan kemana hidup ini kuarahkan? Suatu hari aku harus berhenti bekerja disini seperti aku berhenti bekerja di perusahaan perusahaan sebelumnya di masa lalu, tapi sebelum itu aku harus memiliki pekerjaan lain yang dapat kubawa pulang ke rumah tanpa ikatan kewajiban terhadap sebuah organisasi perusahaan, aku akan mulai berinteraksi dengan manusia dalam bentuk yang berbeda daripada selama ini aku lakukan, menganggap mereka hanya seperti benda benda lain di atas permukaan bumi ini, semata mata bergerak dibawah matahari, berekspressi dan kemudian dengan mudah aku melupakan mereka. Jadi ini rencanaku:
Bekerja lebih keras agar mendapatkan uang lebih banyak, mengumpulkannya dan tidak buru buru beli mobil. Jika anda telah memiliki pekerjaan ada baiknya mempertahankannya, sambil terus berimprovisasi mencari pemasukan lain. Berhemat agar uang terkumpul dan menginvestasikannya paling tidak dalam bentuk deposito berjangka. Berinvestasi untuk hari tua penting sekali.
Salah satu keinginanku adalah memiliki usaha seperti studio seni, menjadi penulis atau membuka toko elektronik. Kupikir itu mudah, tetapi setelah belajar dari jatuh bangunnya orang orang lain aku mulai berhati hati, aku hanya akan mengambil salah satu usaha yang aku benar benar telah menguasainya. Aku ingin menulis paling tidak sebuah buku sebelum aku mati. Tetapi zaman telah berubah buku buku tidak lagi seperti yang aku bayangkan, buku buku dalam bentuk elektronik dan pada perkembangannya nanti tentu akan berubah, mungkin aku bisa menulis sebuah program yang benar benar berbeda. Penting untuk menghidupkan mimpi itu kembali karena selama ini telah hilang dalam deru dan debu disela sela kesibukan rutin.
Mungkin juga aku bisa menjadi seorang guru yang mengajar di dalam kelas dengan sukarela disebuah desa, sambil menulis buku buku dalam aplikasi digital.
Sebagian lelaki hidup dalam luka yang mereka sembunyikan, kesepian dan dilanda kekosongan hidup yang berkepanjangan. Aku terdengar seperti mengabaikan hubungan keluarga, itu benar. Aku ingin membantu mereka tanpa kusadari bahwa aku sendiri sebenarnya membutuhkan bantuan orang lain. Luka itu hal lumrah dalam hidup, akan tetapi beberapa orang terlunta lunta dalam usaha mencari kesembuhan luka yang sangat lama mungkin sebagian luka luka itu juga jauh berasal dari dimasa kanak kanaknya.
Itulah arti penting memiliki kesadaran kognitif dalam diri kita
Aku mempunyai banyak pertanyaan dikepalaku setelah melewati hidup seperti orang orang kebanyakan, hidup hanya sekali dan kemudian mati untuk tidak menjadi apa apa, sama seperti orang kebanyakan menghilang dari kenangan.
Aku samasekali tidak bahagia mendengar itu, menjadi beruntung dari sebagian orang lain bukanlah hal terbaik, akan tetapi bagaimana melepaskan diri dari ketergantungan hidup terhadap keberuntungan? Menjadi manusiapun kadang kadang terlihat seperti tidak mempunyai pilihan. Dilahirkan tidak untuk mencapai apa yang kita inginkan, tetapi hanya mengikuti arus kehidupan, hanyut didalamnya lalu terdampar disuatu tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Itu seperti bukan sebuah pilihan.
Aku menyaksikan mereka gembira karena setelah melewati semua peristiwa mereka mendapatkan diri mereka telah berada di suatu tempat dan merasa beruntung walaupun sebelumnya mereka tidak menginginkannya.
Ya seperti jatuh cinta. Awalnya mereka mengejar pasangan yang mereka idamkan dan berkata kepadaku: Aku tidak bisa hidup tanpa gadis itu. Tetapi setelah menikah mereka berpisah dan si lelaki menikah dengan wanita yang pernah sangat tidak dia sukai, sepertinya kita tidak memiliki kekuatan untuk konsisten terhadap pendirian kita sendiri.
Karena peristiwa bisa saja terjadi berulang ulang dalam hidup ini kemudian orang mulai terbiasa, tidak menganggapnya penting lagi. Konsep hidup mereka berubah dipengaruhi oleh perubahan pikiran, perasaan dan tekanan yang memaksa kita agar bertahan dari pancaroba hidup.
Sebagai lelaki aku tidak mudah percaya kepada takdir, cinta dan hubungan manusiawi. Pada saat perasaan menghimpit logikaku aku selalu memenangi pertempuran, hari ini aku melihat logika manusia tidak selalu menyenangkan, walaupun dengannya aku bertahan hidup.
Kini aku masih duduk di kafe, sendiri dikelilingi keramaian, suara suara manusia bercampur dengan suara air mencurah, gelas bersentuhan. Jari jariku menari diatas keyboard bluetooth, asap rokok yang sedang parkir di asbak mengepul lembut baunya bercampur aroma kopi torabika, warnanya yang kelabu memutih diterpa sinar lampu yang pucat di atas kepalaku. Musik mengalun liar di luar keheninganku yang selalu kesepian..
Aku selesai menulis ini....
Tadinya ini adalah pertanyaan pribadi kepada diriku sendiri, beberapa kali teman bertanya apa yang harus dia lakukan kepadaku, tapi aku hanya berfikir: Dia lebih tahu akan seperti apa hidupnya berjalan. Jadi aku menjawabnya, kamu harus terus berusaha, bekerja dan mengumpulkan uang untuk hari depanmu. Dan lupakan saja orang yang meninggalkanmu, dia sudah pergi menjadi masa lalumu. Katakan selamat tinggal kepada masa lalu. Itu sederhana bagi orang seperti kita.
Aku dan dia bekerja di perusahaan yang sama, waktu kami adalah lebih banyak menghadapi orang yang sama, mesin yang sama , memonitor layar daripada berinteraksi langsung secara dalam kepada sesama manusia. Tapi itu tidak mengapa, dunia ini selalu seimbang, setiap hari kita mengasah rasio kita untuk tidak begitu saja menyerah kepada serangan yang mencoba menghancurkan logika kita. Aku lebih percaya kepada perhitungan, detail dan kenyataan ketimbang semata mata keyakinan.
Setelah sekian tahun bekerja kali ini aku yang bertanya kepada diriku sendiri, akan kemana hidup ini kuarahkan? Suatu hari aku harus berhenti bekerja disini seperti aku berhenti bekerja di perusahaan perusahaan sebelumnya di masa lalu, tapi sebelum itu aku harus memiliki pekerjaan lain yang dapat kubawa pulang ke rumah tanpa ikatan kewajiban terhadap sebuah organisasi perusahaan, aku akan mulai berinteraksi dengan manusia dalam bentuk yang berbeda daripada selama ini aku lakukan, menganggap mereka hanya seperti benda benda lain di atas permukaan bumi ini, semata mata bergerak dibawah matahari, berekspressi dan kemudian dengan mudah aku melupakan mereka. Jadi ini rencanaku:
1. BEKERJA LEBIH KERAS
2. MENGGALI DAN MENGHIDUPKAN KEMBALI IMPIAN LAMA
Mungkin juga aku bisa menjadi seorang guru yang mengajar di dalam kelas dengan sukarela disebuah desa, sambil menulis buku buku dalam aplikasi digital.
3. MENYEMBUHKAN LUKA
Itulah arti penting memiliki kesadaran kognitif dalam diri kita
4. TIDAK BERPUTUS ASA UNTUK MENJADI BERARTI
Aku mempunyai banyak pertanyaan dikepalaku setelah melewati hidup seperti orang orang kebanyakan, hidup hanya sekali dan kemudian mati untuk tidak menjadi apa apa, sama seperti orang kebanyakan menghilang dari kenangan.
Apakah 7 milyar manusia bisa berbahagia jika mereka tidak berusaha untuk meraihnya? Aku membandingkan diriku, yang paling sering kudengar adalah kata kata dari teman temanku: Kita masih jauh lebih beruntung daripada mereka yang kurang beruntung hidup di atas dunia ini.
Aku samasekali tidak bahagia mendengar itu, menjadi beruntung dari sebagian orang lain bukanlah hal terbaik, akan tetapi bagaimana melepaskan diri dari ketergantungan hidup terhadap keberuntungan? Menjadi manusiapun kadang kadang terlihat seperti tidak mempunyai pilihan. Dilahirkan tidak untuk mencapai apa yang kita inginkan, tetapi hanya mengikuti arus kehidupan, hanyut didalamnya lalu terdampar disuatu tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Itu seperti bukan sebuah pilihan.
Aku menyaksikan mereka gembira karena setelah melewati semua peristiwa mereka mendapatkan diri mereka telah berada di suatu tempat dan merasa beruntung walaupun sebelumnya mereka tidak menginginkannya.
5. SEPERTI JATUH CINTA
Ya seperti jatuh cinta. Awalnya mereka mengejar pasangan yang mereka idamkan dan berkata kepadaku: Aku tidak bisa hidup tanpa gadis itu. Tetapi setelah menikah mereka berpisah dan si lelaki menikah dengan wanita yang pernah sangat tidak dia sukai, sepertinya kita tidak memiliki kekuatan untuk konsisten terhadap pendirian kita sendiri.
Karena peristiwa bisa saja terjadi berulang ulang dalam hidup ini kemudian orang mulai terbiasa, tidak menganggapnya penting lagi. Konsep hidup mereka berubah dipengaruhi oleh perubahan pikiran, perasaan dan tekanan yang memaksa kita agar bertahan dari pancaroba hidup.
Sebagai lelaki aku tidak mudah percaya kepada takdir, cinta dan hubungan manusiawi. Pada saat perasaan menghimpit logikaku aku selalu memenangi pertempuran, hari ini aku melihat logika manusia tidak selalu menyenangkan, walaupun dengannya aku bertahan hidup.
Kini aku masih duduk di kafe, sendiri dikelilingi keramaian, suara suara manusia bercampur dengan suara air mencurah, gelas bersentuhan. Jari jariku menari diatas keyboard bluetooth, asap rokok yang sedang parkir di asbak mengepul lembut baunya bercampur aroma kopi torabika, warnanya yang kelabu memutih diterpa sinar lampu yang pucat di atas kepalaku. Musik mengalun liar di luar keheninganku yang selalu kesepian..
Aku selesai menulis ini....
sangat ditulis dengan baik. mengagumkan.
BalasHapus