5 cara Tribun menjadikan halaman web dan blog mereka lebih SEO

Di zaman yang serba digital koran cetak kertas tidak lagi menjadi pilihan, no way, tidak lagi! Saya paling rajin duduk di kafe, koran koran tersebut masih mencoba bertahan dengan cetakan dan di jajakan oleh para penjaja koran. Sayangnya di masa kini orang yang membeli lebih karena kasihan kepada penjajanya ketimbang kebutuhan informasi yang di sajikan melalui korannya.

membaca koran masa kini

image credit: Medium

Karena beberapa jam kemudian saya masih melihat koran yang di beli itu tergeletak begitu saja di meja makan tanpa sekalipn dibaca oleh pembelinya, sementara dia telah pergi. Dan itu telah terjadi berulang ulang di hadapan saya.

Baca juga: 
ZAMAN BUKU CETAK AKAN BERAKHIR ADA GAWAI PENGGANTI KERTAS DI ERA BACA DIGITAL

Mereka menjajakannya kepada orang orang yang sedang asik membaca melalui layar gagdet mobile mereka. Sebagian membaca artikel yang sama dengan artikel yang sedang di jajakan itu. Sebagian membaca artikle artikel yang jauh lebih up to date, lebih live dan lebih atraktif karena terdapat juga konten konten video dan animasi live yang tidak mungkin di sajikan melalui koran mati seperti lembaran kertas koran.

Ya masih ada memang generasi lawas yang masih membaca koran, tapi jumlah mereka terus berkurang dari waktu ke waktu karena termakan oleh usia. Karena itu ada ungkapan klasik: Jika Kamu masih suka membaca koran kertas, berarti kamu telah tua. Akan tetapi tidak sedikit generasi lawas juga akhirnya pindah membaca melalui gagdet mobile dan menjadi betah bersamanya.

Namun tidak sampai disana, isu lingkungan hidup juga akan segera menerpa koran cetak. Peraturan lingkungan sedunia mulai menghasilkan produk hukum lingkungan perihal pengolahan bahan hayati seperti kayu untuk bahan kertas, dan juga sisa limbah dan sampah setelah pengolahan dan penggunaannya. 

Berbeda dengan koran digital yang memakan daya listrik namun dapat menjangkau lebih banyak sasaran pembaca melalui perangkat mobile yang dapat di pergunakan sepanjang tahun di samping kegunaannya untuk berbagai keperluan. Isu ini karuan akan menjadi isu yang serius di masa depan.

Di samping itu, hampir tidak ada lagi cara yang efektip untuk memasarkan koran. Seperti warnet, wartel dan berbagai usaha instan teknologi yang telah mati, Agen dan grosir koran cetak mengalami penurunan hingga mendekati mati suri. Mungkin bagi perusahaan cetak yang masih mencetaknya satu satunya alasan adalah untuk bertahan hidup dengan menghadapi kenyataan bahwa pangsa pasar yang semakin menipis karena generasi pembaca koran telah mulai pergi satu demi satu.

Tentu saja jelas ada perbedaan besar cara pemasaran koran cetak yang offline ini dengan koran digital yang online.

Koran cetak menggunakan cara yang konvesional, di jual dan di pajang langsung di dunia nyata akan tetapi zaman mengiklankannya sudah berakhir menyedihkan: Trafik iklan untuk koran cetak itu rendah, ketertarikan generasi mudah nyaris tidak ada lagi. Mereka lebih suka mempelototi layar gagdet yang 'live' ketimbang kertas yang 'mati'. 

Kita anggap segala hal tentang koran cetak sudah berlalu dan kini jika dilanjutkan pasti gagal.

Baca juga:
BERIBU ALASAN MENGAPA KORAN DAN BUKU AKAN SEGERA JADI KENANGAN

Sementara itu koran online hidup di dunia digital dan tampil di layar gagdet. Generasi ini bermain game di selingi oleh iklan jika tidak ingin membayar premium. Diantara ribuan iklan terselip berita menggoda untuk di baca dari koran digital. Sebagian mereka akan membukanya. Saya tidak tahu berapa prosentasinya, karena di antara 7 milyar manusia tidak semua suka main game atau membaca koran. 
digitalisasi media jika ingin bertahan
image credit: WSJ

Koran digital online membutuhkan trafik, sama saja dengan sebuah halaman blog. Ada trafik ada uang, lebih tinggi trafik lebih tinggi uang yang di dapatkan. Mereka menjual iklan. Mereka sekaligus telibat menjadi marketing yang di bayar melalui cara itu. Sama seperti kita blogger yang sebagian menjadi publisher iklan adsense. Akan dibayar lebih mahal karena trafik yang lebih tinggi.

Kita dapat memetik pelajaran penting dari media media halaman web seperti Tribun:

1. Berjuang untuk tetap update

Mereka selalu update sesuai jadwal setiap hari. Menyajikan berbagai berita. Sebagai blogger yang memiliki halaman blog kita tidak perlu update setiap hari seperti mereka, cukup bebarapa kali dalam seminggu menurut niche blog masing masing. 

Kita dapat update 3 seminggu atau hanya sekali seminggu yang penting konsisten dan pengunjung tahu kapan mereka akan mendapatkan update dari halaman blog kita. 

Memang harus di akui tidak mudah bagi halaman blog personal melakukannya. Namun jika Anda ingin blog tetap hidup dan menjadi branded dan lebih SEO cara ini harus ditempuh. 

2. Membuat pengunjung mudah menemukan dan mendapatkan konten yang mereka butuhkan.

Buat navigasi halaman yang baik dan terstruktur. Kadang tidak semua artikel walaupun halaman sudah di spesialkan untuk membahas CSS di butuhkan atau membuat pengunjung tertarik. 

Apa yang di buthkan oleh pengunjung itu selalu berbeda beda. Satu pengunjung mungkin butuh tutorial full sehingga kita harus membuat serial konten yang mereka inginkan. Di lain kesempatan beberapa pengunjung hanya membutuhkan tutorial singkat cara pemasangan widget widget tertentu.

Kita dapat melengkapi halaman blog dengan konten konten apapun yang masih tidak lari dari misi dan niche halaman blog. Seperti toko sepatu yang juga menjual berbagai kaos kaki dan stocking. Atau toko ponsel yang menjual segala asesories terkait dengan kebutuhan tambahan sebuah gagdet handphone.

Jadi Kita harus membuat navigasinya berdasarkan TOC, atau navigasi menu yang responsif dan user friendly. Sama seperti sebuah toko menyediakan lemari pajangan untuk setiap barang yang mereka jual bersama label label namanya. Atau dengan cara menyediakan seorang asisten.

3. Hubungkan artikel lama ke dalam artikel baru yang relevan. 

Apa yang mereka lakukan agar artikel lama tetap mendapatkan trafik? Ya melalui cara menyediakan link disela sela pragraf artikel baru yang relevan dengan postingan lama tersebut. 

Itu yang terjadi pada setiap halaman Tribun, selalu menyediakan halaman terkait dengan ajakan: Baca Juga. Ketika sebuah halaman menuturkan tentang pembunuh terkenal Al Capone. Halaman lama yang menceritakan isteri dan anaknya Al Capone segera di berikan Link ke halaman tentang peristiwa lain mengenai Al Capone. 

Itu mirip dengan Related Post. Namun dengan data yang lebih terstruktur dengan jelas. Jelas ini membuat pengunjung tertentu betah berlama lama di halaman tersebut. Dan sudah barang tentu hasilnya adalah SEO.

4. Halaman yang sederhana dan mudah di mengerti oleh semua kalangan pengunjung.

Halaman sederhana lebih mudah dibaca dan ditemukan baik oleh mesin maupun oleh manusia. Halaman sederhana itu ringan karena tidak menyertakan hal hal yang kurang perlu. 

Kemudian halaman sederhana itu mudah dimengerti oleh semua kalangan pembaca. Itu sudah pasti. Halaman sederhana akan mendatangkan trafik lebih tinggi dan efek bounching yang lebih rendah. 

Hanya sedikit orang yang suka membuang waktu danmencintai hal hal yang rumit dalam hidup ini. Alasan yang menegaskan bahwa halaman sederhana dan ringan itu lebih SEO. 

5. Menyediakan semua artikel terkait niche. 

Ibarat toko swalanan dan super mall apapun yang di butuhkan oleh pengunjung seolah Tribun selalu menyediakannya. Ya memang, sehingga pengunjung diberi kemudahan dan akan datang kembali untuk mendapatkan apa yang meraka butuhkan. Itu yang dilakukan Tribun, bahkan semua konten blog dapat di temukan di halamannya. 

Akan tetapi Blogger juga bisa melakukannya sekalipun halaman blog dengan niche tertentu. Segala kebutuhan terkait dengan niche sehingga menjadi sangat lengkap dan pengunjung tidak harus mencarinya ke halaman situs lainnya.

Misalnya editblogtema mengedapankan artikel blogging, lalu ia berusaha juga memberikan tutorial perihal widget dan tutorial kode kode pembuatannya. Bahkan kadang ke tutorial koding yang masih terakait dengan kebutuhan blogging.

Kesimpulan

Keempat cara di atas menjadikan halaman Tribun menjadi lebih SEO dan dipetik dari pelajaran yang di ambil dari situs situs besar yang dengan mudah kita amati dan kita bisa menarik manfaat daripadanya.

Kita tidak meniru 100% tapi menyesuaikannya dengan kebutuhan blogging kita.

*Disclaimer: Saya tidak bekerja di Tribun dan belum pernah bekerja di sana. Saya hanyalah seorang karyawan swasta yang hobi blogging dan peminat dunia web.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak