Simak, mengapa konten hasil jiplakan terkadang lebih bagus performanya daripada konten aslinya?

Mesin telusur terus berubah algoritmanya dari waktu ke waktu, namun pada dasarnya mereka hanya bertugas mengangkut konten konten yang tersedia di internet. 

Sesungguhnyalah berkat usaha dan kerja rutin para pembuat konten inilah dunia internet akhirnya menjadi ramai. 

Dan itu terlihat sederhana karena konten konten pada akhirnya sampai ke tujuan (pembaca) sesuai dengan kategori, kualitas dan prioritasnya. Nyaris tidak kurang dan tidak lebih!

DMCA protected
Credit picture: Oriol Serrabasa

Dalam dunia bloggingnya para blogger konten konten akan terlihat lebih banyak dalam bentuk artikel, gambar dan kadang video. Namun urutannya sudah benar:
  • Artikel (konten tulisan)
  • Gambar (konten gambar)
  • Video (konten video)
  • Suara (jika ada konten suara yang terpisah dari konten video)

Menjiplak konten

Akan tetapi terdapat banyak keluhan klasik bahwa terdapat konten konten yang di salin, di jiplak dan di posting ulang ke halaman blog orang lain. Dan ajaibnya justeru konten hasil jiplakan itu terkadang lebih tinggi trafiknya daripada konten aslinya. Atau dari sisi profitnya jika kedua halaman baik yang di jiplak maupun yang menjiplak telah di monetisi dengan Adsense, maka si penjiplak mendapatkan beberapa keuntungan:
  • Tidak susah payah menulis konten dari awal
  • Menyempurnakan tulisan yang telah ada sehingga lebih baik dari aslinya. 
  • Mendapatkan trafik tinggi berarti mendapatkan penghasilan lebih banyak.
Celakanya ya itu tadi, konten hasil jiplakan terpilih lebih seo karena lebih optimal. Mesin memang dapat membedakan kualitas berdasarkan panduan teknis, namun tidak dapat membedakan hal hal berbau normatif dan abstrak seperti mana yang benar disisi moral: konten plagiat atau konten asli.  

Jadi konsep penilaian akhir dalam hal ini tetap berdasarkan laporan manusia dan diputuskan oleh manusia. Belum dapat diserahkan kepada algoritma mesin. 


Mengapa hal ini terjadi?

Mengapa hal ini terjadi, mengapa bisa demikian tidak adilnya adalah karena memang adakalanya hal itu terjadi secara alami di halaman website, sama seperti di dunia nyata yang terkadang kita harus menghadapi kenyataan bahwa sebagian properti kita hilang dan kita di rugikan.

Dan setiap waktu hal demikian tidak mungkin dapat terhindarkan. Sekuat apapun kita menggembok pagar rumah akan tetap saja ada yang mampu menjebol. 

Tetapi mengapa konten JIPLAKAN bisa lebih keren KETIKA BERADA di situs penjiplak itu? 

Inilah inti pertanyaannya. John Mu pakar website sisi Google memberikan komentarnya: Kemungkinan adalah masalah kualitas. 

Artinya kualitas jiplakannya mengalahkan konten aslinya. 

Namun banyak yang menduga performa halaman sang penjiplak kemungkinan jauh lebih bagus, lebih SEO, lebih ringan dan lebih simple atau bahkan dalam segala sisi jauh lebih menarik.

Misalnya ketika pengunjung mengunjungi halaman pemilik konten asli, halaman tersebut sulit di akses karena berat di loading, terlalu banyak iklan yang mengganggu karena tata-letak (layout) yang buruk. Atau bisa jadi ada masalah teknis lainnya.

Jadi hati hati dalam memanage halaman Anda misalnya dalam mengelola SEO onpage pada properti halaman. Jika ia bermasalah, ia dapat membuat konten yang kita suguhkan menjadi tidak menarik, demikian kira kira kesimpulan sementara.

Kita dapat melihat kenyataan ini pada sebuah analogi yang sering kita temukan pada kehidupan sehari hari. Seorang penghotbah ketika ia berhotbah memberikan sebuah materi agama yang biasa, banyak orang yang mendengarkannya menjadi mengantuk. Mulailah orang memfitnah Setan. Isi hotbah tidak sampai. Orang orang pada tertidur. Tunggu ini hanya sebuah analogi.

Dan suatu ketika datang penghotbah lain memberikan materi hotbah yang persis sama tetapi dengan cara yang lebih segar, lebih interaktif, lebih hidup. Semua orang terlihat mendengarkannya dengan serius. Isi hotbah sampai. 

Mesin pencari tahu berapa lama seseorang berada di halaman kita. Ini tentang manusia, bukan tentang mereka.

Bahkan cara menyajikan konten mungkin harus disesuaikan dengan tataletak halaman web atau blog kita, jika disini persoalannya tidak bisa semata mata diserahkan kepada desainer template halaman Anda, kita juga harus melakukan beberapa penyesuaian. 

Nah itu juga masuk akal, dimana bagi para pengunjung - termasuk saya - ketimbang melewati kesulitan sementara terdapat konten yang sama yang lebih menarik dan lebih mudah di akses mengapa tidak? Masak saya harus membuang waktu dan menunggu loading..

Sekali lagi, memang bisa saja terjadi dimana hasil jiplakan menjadi lebih baik daripada konten originalnya. Karena memang lebih mudah menjiplak daripada menulis dari awal bukan? Namun Saya juga percaya tidak selamanya konten yang sama itu hasil jiplakan apalagi bila menyertakan sumber aslinya. 

Atau apalagi jika di tulis dengan ulasan yang lebih komplit dan sempurna, itu akan menguntungkan halaman originalnya juga.

Bagaimana cara mengatasinya?

Tunggu apa maksudnya dengan mengatasi hal ini? Demikian pertanyaannya. Ya mengatasi agar konten jangan di jiplak dong. Karena penjiplakan membuat pemilik konten pingin menangis. Ada yang mengatakan dengan cara memasukan script. Script apa yang tidak berisiko melukai SEO? Script yang membuat pengunjung tidak dapat meng-copy-paste? Saya terkejut ketika mencoba mengkopi script dari laman tutorial sebuah blog tidak bisa di kopi!

Lalu untuk apa tutorial itu? Menyuruh pengunjung menyalin dan menulis script satu persatu? Dan lagipula script dapat menghalangi Google bot daripada mengcrawl konten.

Jika yang Anda maksud mengatasinya secara teknis itu hampir mendekati omong kosong, Anda dapat memasang script yang penuh dengan bug untuk memenggal kecepatan halaman? Salah salah bisa berlawanan dengan robot robot mesin pencari. Malah bisa saja halaman akan terlihat mengerikan untuk di kunjungi.

Script... Script... DOM dan DOM. 

Blogging itu harus alami jika ingin usianya panjang atau abadi, tidak ada trik yang benar benar aman sekalipun trik tersebut untuk meng 'counter' serangan cyber. Tidak ada, jika berada di luar jalur aturan. Namun kita dapat melakukan langkah langkah berikut, diantaranya:

1. Hapus konten jiplakan melalui DMCA oleh karena DMCA adalah hukum, saya seperti John Mu tidak akan membahasnya disini. Soalnya saya tidak mengerti hukum he he he...

2. Selanjutnya perbaiki setiap konten yang Anda tulis, pastikan penulisannya berkualitas, menarik dan mudah di cerna.

3. Optimalkan kecepatan halaman (SEO) dari kecepatan loading, layout halaman, hingga penyederhanaan navigasi agar mudah di mengerti oleh pengunjung.

4. Utamakan manusia daripada mesin. Artinya menulislah untuk manusia bukan untuk mesin. Karena pada akhirnya semua konten diperuntukan untuk manusia barulah ia akan mendatangkan manfaat. 

5. Jadikan halaman menarik secara keseluruhan. Kita dapat mempelajarinya atau menemukannya sendiri seiring waktu.

Dengan menulis untuk manusia tidak ada batasan logika seperti jika kita harus menulis untuk mesin. Kecuali jika Anda memang menulis menggunakan bahasa mesin dan bukan bahasa manusia. 

Dengan terbiasa membuat konten berkualitas dan sekaligus memiliki halaman yang optimal Anda akan menjadi seorang websider yang tangguh. Jangan bertekuk lutut terhadap tantangan kualitas. Semakin baik kualitas Anda akan semakin baik tempat dan posisi Anda di dunia ini.

Ingat secara teknis DMCA tidak melindungi konten Anda, tidak dalam artian harfiah dan juga dalam artian teknis dimana ia diposisikan sebagai sebundel kode kode sakti, no, ia bukan script 'sim salabim' ia adalah format hukum. Hukum kadang abstrak pada batas batas tertentu. Hukum dapat dilangkahi oleh kepandaian.

Anda hanya dapat mengajukan laporan yang apabila terbukti benar maka konten duplikat yang di salin oleh orang lain akan di hapus oleh Google sesuai dengan permintaan Anda. Namun sebelum itu terjadi Anda harus sabar menunggu proses investigasinya. Jadi bukan Anda yang bertindak, Anda berada pada posisi sebagai pelapor.

Namun untuk poin ke dua dan ke tiga Anda dapat melakukannya sendiri.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

3 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Memang ini dilematis, namun rasa-rasanya dalam kadar tertentu memang kita butuh inspirasi dari banyak sumber referensi, termasuk artikel blog lain. Jika tingkat penjiplaan sudah parah, memang harus ditindak, tetapi ya kembali lagi. Nyatanya seperti diungkapkan penulis, ada konten jiplakan yang lebih bagus alias lebih SEO dan lebih mendatangkan trafik.
    Mungkin ini karena 3 hal :
    1. fundamental blognya memang sudah kuat dan bagus.
    2. Strategi promosi konten yang luar biasa.
    3. Kualitas konten telah meningkat, baik adanya tautan ataupun penyempurnaan informasi.
    Saya juga concern dengan isu ini namun sudahlah. Rasa-rasanya tugas membuat konten jauh lebih penting daripada menggerutu. Salut untuk pembahasan luar biasa dari editblogtema. Saya bakalan sangat rajin balik lagi buat cari ilmu.

    BalasHapus
  2. Jadi ingat semasa sekolah. Teman yang menjiplak tinggal nyalin, dia yang dapat juara. Yang punya usaha gigit jari. Wajar, yang nyalin itu kan berkesmpatan untuk merapikan bahasa, kalimat atau kata. Sementara pemilik ide, dia nulis sambil mikir. Kadang terburu-buru juga dikejar waktu. Selamat malam, Mbak/ Mas Sofyan/Mbak Adelina.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak