Menurut pengamatan saya setelah mengamati berton ton (cielah berton ton analoginya) postingan halaman blog, web dan video di Youtube, itu memang sulit dan mudah! Lho apa artinya itu? Baik Akan saya bahas satu persatu, jangan bingung dulu baca sampai selesai. Mungkin saja hal ini adalah tentang segala hal yang tampak demikian absurd di mata kalian.
Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini!
Share:
Absurd sekali dimata saya karena saya sendiri belum pernah merasakan bagaimana rasanya membuat konten yang viral, persoalannya berani tidak saya mencobanya, menjadikan pikiran liar saya menjadi kenyataan? Saya suruh seorang teman terjun bebas dari lantai 12 ke jalan beraspal yang sudah di taruh jaring? Atau....dan saya videokan lalu saya jadikan konten. Aduh analoginya sadis banget ya...
Dan jika kalian masih saja bertanya mengapa postingan kok pada sepi? Padahal kita telah membaca berbagai tips dan triks agar halaman dan postingan kita di baca orang? Begini ceritanya.
1. Apakah akun kalian telah banyak pertemanan?
Contoh di Facebook jika jumlah teman kalian 5000 orang ke atas artinya kalian populer, karena setelah bilangan 5000, tidak ada yang bisa menambahkan kalian sebagai teman lagi mereka jatuh sebagai pengikut!
Untuk memulai pertemanan kalian tidak boleh mengelak keluarga walau sebenci apapun kalian kepada salah seorang dari mereka, utamakan mereka. Ini manjur, keluarga, keluarga kemudian teman dan kenalan adalah piranti paling mujarab untuk mengkampanyekan produk atau dengan kata kasarnya: Postingan kalian. Lihat likenya, lihat viewernya setelah itu. Ajib benar. Sekali lagi pada banyak kasus cara klasik ini sangat manjur. Apalagi kalau kalian percaya pada kekuatan doa mereka he he he.
-Jangan memblokir kerabat yang membenci kita
Kesalahan terbesar kita adalah memblok dan bahkan meng'unfriend' salah seorang saja anggota keluarga atau teman yang suka membully kita, atau mereka yang tidak menyukai kita, ini akan bedampak jangka panjang. Kalian mau tahu? Karena mereka semua akan membuat akun kita menjadi kredibel di mata mesin pencarian. Mereka mengumpulkan data apakah kita manusia benaran. Dan jejaring sosial atau platform apapun namanya akan selalu mengutamakan manusia real.
Kalian ingin trafik organik? Jangan remehkan pertalian medsos dengan kaum keluarga, kerabat dan teman teman dekat!
Salah seorang dari mereka itu tukang bully? Biarkan mereka membully postingan kita. Biarkan menjadi komentar yang pro dan kontra. Itu akan menaikan trafik. Lho kan jelek kesannya? Jelek? Benar sekali. Tapi keberadaan Kalian mencuat, lihat hasilnya siapa yang lebih banyak membela dan hanya siapa yang menyerang. Biarkan dunia tampak tidak sempurna karena yang sempurna itu kan hanya Tuhan.
Di Youtube juga sama, kalian membutuhkan subscriber yang banyak untuk mendapatkan viewer yang banyak. subscriber sangat dignifikan dalam mendatangkan trafik. Ingat subscriber yang bermutu bukan yang berbeli ya.
Di IG kalian harus mendapatkan follower yang bajibun barulah postingan kalian banyak di kunjungi. Mari kita lanjutkankan dengan pembahasan selanjutnya.
Saya jadi teringat bagaimana awalnya Google dan terutama facebook di bentuk, apakah ia langsung di tawarkan kepada publik umum?
Tidak! Awalnya mereka adalah mahasiswa, mereka membuat platform platform ini untuk kalangan mereka agar mudah saling bersosial media sesama mahasiswa, dan dari sana platform ini menyebar peer to peer, lalu menggurita dan menjadi platform besar yang unik, rumit dan dan berteknologi tinggi dan lalu menjadi suatu perusahaan teknologi yang besar.
Jika Kalian ingin sukses memulai segala sesuatu dari awal, mulailah dari kalangan keluarga. Bahkan para nabipun telah melakukan hal yang sama. Zaman boleh berubah, piranti komunikasi boleh menjadi canggih. Namun pada dasarnya komunikasi itu adalah jalinan hubungan antar manusia. Dan untuk menjadi sukses kalian tidak bisa mengabaikan keluarga, teman dekat dan kerabat.
2. Postingan populer (viral) itu harus ekspose ke publik, berani dan nekat
Di youtube postingan prank kuntilanak dan pocong menjadi konsumsi masyarakat, mengapa masyarakat Indonesia menyukainya? Ada faktor piskologisnya, faktor budaya dan kepercayaan yang melekat pada bangsa kita. Orang orang sejak dahulu kala percaya pada adanya makhluk makhluk halus ini.
-Rasa panasaran
kemudian membuat orang menonton, ketika menonton mereka menemukan hal lain: Komedi yang lucu karena ke konyolan prilaku korban yang di prank. Psikologis lagi: Ada pepatah bilang - selain suka hal lucu - jauh di lubuk hati banyak orang senang melihat orang lain menderita, konyol dan segalah hal yang tidak terduga menimpa orang lain buat dijadikan tontonan. Itu sangat menghibur sekali.
-Mengekspose emosi kebajikan dasar manusia
Lalu ada postingan bertajuk 'social eksprimen' menolong orang baik dan mengabaikan orang jahat, menyantuni pengemis. Menolong hewan hewan populer lemah yang terlantar seperti kucing, anjing dan hewan hewan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Dan atau tindakan spontan yang di jadikan video - disini letak absurdnya - yakni membagi bagikan uang kepada orang orang dijalanan, di rumah rumah yang sengaja di datangi dalam jumlah fantastis. Konten yang segera menjadi viral karena mendapatkan sambutan simpatik. Saya ikut memujinya, sepintas untuk jangka pendek itu seperti menghamburkan uang demi kebjikan. Akan tetapi ia adalah bentuk investasi yang yang paling efektif untuk membangun nama baik branding.
Tentu saja ada beberapa jenis konten yang lebih serius seperti podcast yang membahas masalah masalah serius dan berdampak kepada kehidupan orang banyak dalam waktu jangka panjang, ia juga populer, bayangkan bisa di tonton oleh puluhan juta orang dalam sebulan karena mengemukakan berita berita hangat dalam bentuk kritisi yang baik dan mendidik. Tapi itu dilakukan oleh sebuath channel ternama yang subscriber dan telah memiliki kredibilitas yang bagus di tengah berbagai kalangan masyarakat.
Ada konten konten yang sama namun sangat sepi pengunjungnya. Jika kalian membandingkannya maka kembali lagi ke poin pembahasan pertama kita berapa banyak jumlah pertemanannya, berapa banyak followernya, berapa banyak subscribernya?
3. Konten berkualitas
Meskipun tidak serta merta harus menjadi viral, konten konten berkualitas akan terasa lebih abadi apalagi jika konten konten tersebut adalah masalah masalah ke agamaan, tutorial, pendidikan, pelatihan, perjalanan wisata, bisnis dll. Mungkin beberapa generasi tetap akan membutuhkannya sepanjang hal tersebut masih tetap relevan terhadap ruang waktu zamannya.
4. Konten hobi di dalam komunitas
Cara lain membuat konten ramai viewernya adalah menyertakannya ke dalam sebuah komunitas dengan orang orang yang memiliki minat dan hobi yang sama. Misalnya komunitas bersepeda. Kalian tinggal membuat konten yang menarik, contohnya menampilkan cara bersepeda yang sangat akrobatik dan ekstrem tentunya akan lebih menonjol daripada menampilkan video bersepeda rutin yang biasa biasa saja.
Subscriber plus komunitas di tambah dengan konten yang menarik dan berkualitas tidak pelak lagi akan menjadikan halaman kalian menonjol dan bisa saja pengaruhnya melampui komunitas itu sendiri dan menjadi viral.
5. Kampanyekan konten berbayar atau gratis
Cara berbayar adalah opsi terakhir. Ia mampu membuat konten menemukan sasarannya lebih cepat dan mampu menjangkau orang orang yang berminat sama lebih luas dari yang kita bayangkan. Algoritma mesin kampanye Google, Facebook dan Microsoft dan Amazone, misalnya terkenal sangat efektif. Namun untuk melakukannya kalian harus membayar sejumlah uang baik langganan maupun one pay.
Atau, kalian dapat melakukannya sendiri dengan mencari peminat konten kalian dengan memaksimalkan SEO, menambahkan keyword,
6. Selebihnya nasib baik!
Tidak sedikit orang yang mempercayai nasib baik, akan tetapi harus di ingat jangan sekali sekali menyerahkan hidup kalian dengan jargon NASIB. Berjuanglah terlebih dahulu.
Jadi menurut kalian membuat postingan viral itu sulit apa mudah? Jika kalian orang yang suka terkespos dan mengekspos segala hal, jika kalian dapat menekan rasa gengsi, malu dan malas, dan jika kalian berani, tampaknya hal tersebut bukan masalah.
Dan ingat tidak semua konten akan menjadi viral, akan tetapi kalian masih bisa membuatnya viral dengan cara bekerja lebih keras.
Membaca artikel ini jadi ingat kalo kemarin ada berita remaja tewas tertabrak truk gara-gara bikin konten viral.
BalasHapusKata temannya dia sudah 8 kali bikin konten seperti itu, cuma sayangnya yang ke 8 dia tidak bernasib baik.
Ternyata biar bagus utamakan pertemanan dengan keluarga, setelah itu teman dekat, baru teman biasa, baru tahu rumusnya seperti ini.
Tapi sayangnya hal ini agak susah dalam keluarga ku, soalnya jarang yang main hape. Kakak saya main hape tapi pakai Nokia jadul cuma buat telpon dan SMS. Adikku pakai android tapi cuma buat nonton Drakor, tidak minat main sosmed.😂
Saya juga tidak mengutamakan keluarga, jadi sulit dapati konten viral he he he
Hapuscontent yang viral ni selalunya lebih cenderung ke arah negatif berbanding positif. tapi tak dinafikan yang positif pun banyak juga. terpulangkepada penonton dan pembaca untuk menilaikannya
BalasHapus