Dalam dunia yang diwarnai oleh keajaiban ilmiah, coba kita bayangin, jika manusia tiba-tiba dianugerahi keabadian berkat sains, dan ini hanya dpat dilakukan oleh segelintir orang dengan uang yang banyak untuk mengakses teknologi yang pastinya mahal tersebut pada awalnya. Nah bayangkan, Tubuh mereka berhenti menua dan berhenti mengalami kerusakan seiring waktu. Meskipun awalnya dianggap sebagai berkah, keabadian ini segera membawa dampak yang tak terduga. Ini kalau menurut logika kita.
Begini kalau lu bisa hidup abadi, awalnya, hidupnya dipenuhi dengan gairah dan penjelajahan, mengisi waktu dengan pencarian pengetahuan dan keindahan dunia, menjelajah dunia bolak balik hingga ratusan tahun, terbang ke planet lain hingga ke ujung galaxy kalau teknologi sudah sampai kesana. Namun, seiring berlalunya dekade dan abad, teman-teman, keluarga, dan orang yang dicintai mulai menghilang satu per satu karena kematian alami. Apa gak bosan tuh hidup dari generasi ke generasi, meski tidak menua lu bakalan menderita, mengingat kenangan demi kenangan lalu. Sedangkan perjalanan sejauh manapun jarak yang telah lu tempuh pada akhirnya tidak akan pernah membawa mu kemana mana, cuma terjebak di dalam ruang waktu bagai terpenjara.
Keabadiannya membawa penderitaan yang tak terelakkan. Dengan perlahan, kamu menyaksikan peradaban berubah, bangsa-bangsa berperang, dan alam semesta berputar. Tentu saja kamu akan merasakan penderitaan pribadi dan menyaksikan pergantian kebahagiaan dan kesedihan dalam lingkungan yang terus berubah. Semua akan terjadi berulang ulang, menyedihkan dan sekaligus membosankan.
Prinsipnya gini, makin abadi kamu, makin panjang rasa bahagia, akan berbanding lurus dengan panjangnya masa penderitaan, rasa bosan dan masa bekerja kamu lebih panjang, gak pensiun pensiun juga he he he..
Yah, sebenarnya ada harga untuk kehidupan yang juga harus kita bayar dengan menjadi tua dan mengalami kematian yang alami. Tetapi ternyata harga sebuah keabadian jauh lebih mahal. Hidup menjadi kutukan, karena keabadian dan kefanaan tidak akan ada artinya di hadapan ujud waktu yang relatif. Pantas kalau menurut cerita ketika Einstein ditanya, apakah ia ingin hidup abadi? Ia menjawab, untuk apa hidup abadi? Itu tidak ada harganya. Hidup yanglebih singkat ini saja sudah jauh lebih dari cukup untuk di lewati dan di nikmati.
Tapi itu kan hanya bayangan kita, logika kita sebagai makhluk fana di dunia ini. Ah sudahlah, kita telah hidup dan kita tidak boleh keberatan melaluinya hingga ke akhir hayat.
OH ya ngomong ngomong tentang waktu, ini adalah huawei fit yang memiliki sebuah ketahanan batterai hingga sepuluh hari, ketahan air hingga 3 menit di kedalaman 3 meter karena sudah memiliki sertifikat IP68.
Ia mmeiliki fitur kesehatan, mengukur tekanan darah, jantung, cuaca notifikasi panggilan telpon, cuaca dan masih banyak lagi. Tampilannya juga elegan dan bisa di robah robah menurut selera kita. Jam huawei fit ini bisa terhubung ke hape android kamu melalui aplikasi yang dapat kamu scan ke barcobe waktu pertama kali mengaktifkannya. Aplikasinya bisa di pasang melalui cara APK, pemasangannya tidak rumit.
Kalau kalian suka silahkan periksa di link deskripsi video.
Begini kalau lu bisa hidup abadi, awalnya, hidupnya dipenuhi dengan gairah dan penjelajahan, mengisi waktu dengan pencarian pengetahuan dan keindahan dunia, menjelajah dunia bolak balik hingga ratusan tahun, terbang ke planet lain hingga ke ujung galaxy kalau teknologi sudah sampai kesana. Namun, seiring berlalunya dekade dan abad, teman-teman, keluarga, dan orang yang dicintai mulai menghilang satu per satu karena kematian alami. Apa gak bosan tuh hidup dari generasi ke generasi, meski tidak menua lu bakalan menderita, mengingat kenangan demi kenangan lalu. Sedangkan perjalanan sejauh manapun jarak yang telah lu tempuh pada akhirnya tidak akan pernah membawa mu kemana mana, cuma terjebak di dalam ruang waktu bagai terpenjara.
Keabadiannya membawa penderitaan yang tak terelakkan. Dengan perlahan, kamu menyaksikan peradaban berubah, bangsa-bangsa berperang, dan alam semesta berputar. Tentu saja kamu akan merasakan penderitaan pribadi dan menyaksikan pergantian kebahagiaan dan kesedihan dalam lingkungan yang terus berubah. Semua akan terjadi berulang ulang, menyedihkan dan sekaligus membosankan.
Prinsipnya gini, makin abadi kamu, makin panjang rasa bahagia, akan berbanding lurus dengan panjangnya masa penderitaan, rasa bosan dan masa bekerja kamu lebih panjang, gak pensiun pensiun juga he he he..
Yah, sebenarnya ada harga untuk kehidupan yang juga harus kita bayar dengan menjadi tua dan mengalami kematian yang alami. Tetapi ternyata harga sebuah keabadian jauh lebih mahal. Hidup menjadi kutukan, karena keabadian dan kefanaan tidak akan ada artinya di hadapan ujud waktu yang relatif. Pantas kalau menurut cerita ketika Einstein ditanya, apakah ia ingin hidup abadi? Ia menjawab, untuk apa hidup abadi? Itu tidak ada harganya. Hidup yanglebih singkat ini saja sudah jauh lebih dari cukup untuk di lewati dan di nikmati.
Tapi itu kan hanya bayangan kita, logika kita sebagai makhluk fana di dunia ini. Ah sudahlah, kita telah hidup dan kita tidak boleh keberatan melaluinya hingga ke akhir hayat.
OH ya ngomong ngomong tentang waktu, ini adalah huawei fit yang memiliki sebuah ketahanan batterai hingga sepuluh hari, ketahan air hingga 3 menit di kedalaman 3 meter karena sudah memiliki sertifikat IP68.
Ia mmeiliki fitur kesehatan, mengukur tekanan darah, jantung, cuaca notifikasi panggilan telpon, cuaca dan masih banyak lagi. Tampilannya juga elegan dan bisa di robah robah menurut selera kita. Jam huawei fit ini bisa terhubung ke hape android kamu melalui aplikasi yang dapat kamu scan ke barcobe waktu pertama kali mengaktifkannya. Aplikasinya bisa di pasang melalui cara APK, pemasangannya tidak rumit.
Kalau kalian suka silahkan periksa di link deskripsi video.