CEO perusahaan riset elektronik Fomalhaut Techno Solutions yang berbasis di Tokyo, Minatake Mitchell Kashio, meyakini bahwa CPU Kirin 9000s diproduksi menggunakan proses 14nm SMIC.
Menurut laporan baru-baru ini yang dilansir dari Gizmochina (3/10), Huawei merancang Kirin 9000s dengan memodifikasi chipset 14nm menjadi 7nm.
Dalam wawancara dengan South China Morning Post, CEO perusahaan riset elektronik Fomalhaut Techno Solutions yang berbasis di Tokyo, Minatake Mitchell Kashio, meyakini bahwa CPU Kirin 9000s diproduksi menggunakan proses 14 nm SMIC.
Dia mengatakan teknik khusus tertentu diterapkan untuk meningkatkan kinerja chip, membawanya mendekati level prosesor kelas 7 nm.
Seperti telah di ketahui diketahui, semakin kecil node proses, semakin baik prosesornya. Semakin modern chipset tersebut. Hal ini karena node proses yang lebih kecil memungkinkan produsen untuk memasukkan transistor ke dalam chip. Jadi, prosesor 7nm lebih baik dibandingkan 14nm.
Temuan Kashio tampaknya di rilis untuk membantah klaim Techinsights yang mengatakan bahwa Kirin 9000 dibuat menggunakan proses 7nm (N+2) SMIC. Namun, dia tidak merinci teknik yang digunakan Huawei atau SMIC dalam memodifikasi 14nm menjadi 7nm. Tapi sekali lagi dunia belum mendapat penjelasan, jika benar, lalu bagaimana teknik dan cara huawei memodifikasinya?
Sebagai informasi, Kirin 9000s dilengkapi CPU octa-core dengan dukungan hyper-threading, menjadikannya chip ARM pertama yang melakukannya.
Dan kini, Chipset 5G Huawei itu, yang membuat dunia bertanya-tanya bagaimana mereka bisa menciptakannya, terdiri dari core utama yang memiliki clock 2,62 GHz, tiga core median 2,15 GHz, dan empat core efisiensi.
Walau apapun klaim Minatake Mitchell Kashio, bahwa huawei tidak membuat chipset 7NM, namun teknik kirin 9000s tetap saja terlihat seperti sebuah keajaiban teknologi, ketika huawei di gencet, dan di hantam dari segala sisi oleh Amerika dan sekutu baratnya termasuk sekutu Asia seperti Jepang, korsel dan Taiwan.
Dunia tetap saja belum tahu jawabannya.
Menurut laporan baru-baru ini yang dilansir dari Gizmochina (3/10), Huawei merancang Kirin 9000s dengan memodifikasi chipset 14nm menjadi 7nm.
Dalam wawancara dengan South China Morning Post, CEO perusahaan riset elektronik Fomalhaut Techno Solutions yang berbasis di Tokyo, Minatake Mitchell Kashio, meyakini bahwa CPU Kirin 9000s diproduksi menggunakan proses 14 nm SMIC.
Dia mengatakan teknik khusus tertentu diterapkan untuk meningkatkan kinerja chip, membawanya mendekati level prosesor kelas 7 nm.
Seperti telah di ketahui diketahui, semakin kecil node proses, semakin baik prosesornya. Semakin modern chipset tersebut. Hal ini karena node proses yang lebih kecil memungkinkan produsen untuk memasukkan transistor ke dalam chip. Jadi, prosesor 7nm lebih baik dibandingkan 14nm.
Temuan Kashio tampaknya di rilis untuk membantah klaim Techinsights yang mengatakan bahwa Kirin 9000 dibuat menggunakan proses 7nm (N+2) SMIC. Namun, dia tidak merinci teknik yang digunakan Huawei atau SMIC dalam memodifikasi 14nm menjadi 7nm. Tapi sekali lagi dunia belum mendapat penjelasan, jika benar, lalu bagaimana teknik dan cara huawei memodifikasinya?
Sebagai informasi, Kirin 9000s dilengkapi CPU octa-core dengan dukungan hyper-threading, menjadikannya chip ARM pertama yang melakukannya.
Dan kini, Chipset 5G Huawei itu, yang membuat dunia bertanya-tanya bagaimana mereka bisa menciptakannya, terdiri dari core utama yang memiliki clock 2,62 GHz, tiga core median 2,15 GHz, dan empat core efisiensi.
Walau apapun klaim Minatake Mitchell Kashio, bahwa huawei tidak membuat chipset 7NM, namun teknik kirin 9000s tetap saja terlihat seperti sebuah keajaiban teknologi, ketika huawei di gencet, dan di hantam dari segala sisi oleh Amerika dan sekutu baratnya termasuk sekutu Asia seperti Jepang, korsel dan Taiwan.
Dunia tetap saja belum tahu jawabannya.