Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label singularity

AKANKAH A.I. MENGALAHKAN KECERDASAN KITA?

A.I. bukanlah isapan jempol lagi, ia sudah hadir secara nyata di depan mata kita sesuatu yang dulu dikemukakan oleh para ilmuwan komputer namun di bantah oleh banyak kalangan, terutama kalangan awam. Baca juga: AI dan singularity dan upaya manusia menggapai keabadian Mungkin sekali, namun sekali ini bahkan para ilmuwan dengan tegas telah menyuarakan ke khawatiran mereka atas kehadiran A.I, terutama di masa depan sambil membayangkan dampaknya terhadap keberadaan ras umat manusia. Tandanya A.I. bukan lagi sekedar fantasi sci-fi. Mungkin sebagian kita bertanya apakah AI atau Artificial Intelligent itu? Terdiri dari dua kata yakni: A = artifical (buatan) menunjukan sesuatu yang tidak datang secara alami karena dibuat oleh manusia, I = intelligence atau cerdas, berarti mampu berfikir, mengerti, berperilaku layaknya manusia dan memiliki kemampuan belajar dan menerapkan apa yang dipelajarinya.Dalam bahasa Indonesia umumnya A.I. umumnya dinyatakan sebagai "Kecerdasan Buatan" JADI APA

Eksprimen dan Kreasi nyata manusia yang mungkin akan menjadi ancaman akidah dan keyakinan beragama

Manusia tidak akan berhenti berfikir, bertindak dan bahkan berekreasi. Itu sudah kodrat penciptaanya. Memang di dunia telah terdapat tata nilai perihal apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak berdasarkan kultur, keyakinan dan adat istiadat yang telah di sepakati semenjak ratusan dan bahkan ribuan tahun.  Namun akan selalu terjadi perubahan, pembaharuan dan penemuan yang dapat merobah segala aspek kehidupan kita. Termasuk cara generasi kita memandang bulat lonjong nya dunia. Termasuk bagaimana kelak mereka bersikap terhadap keyakinan dan agama mereka. Ya pada kenyataannya dunia adalah ladang realita yang tidak mungkin kita elakan disamping idealisme yang kita mimpikan. Dan tentu saja akan selalu menerpa akidah dan keyakinan kita terhadap agama yang telah kita anut. 1.TRANSPLANTASI KEPALA MANUSIA. Beberapa waktu lalu dunia terkejut oleh pernyataan seorang peneliti Italia bernama Sergio Canavero, dia merencanakan transplantasi kepala manusia. Amerika menolak dijadikan tempat yang m

AI dan singularity dan upaya manusia menggapai keabadian

AI dan singularity  A.I. adalah kependekand dari Artificial Ineligent. Atau di dalam bahasa Indonesia di sebut Kecerdasan Tiruan, atau Kecerdasan Buatan. Ia adalah mesin dan perangkat lunak yang bisa berfikir, belajar dan bertindak seperti manusia. Ia memiliki algoritma untuk itu Kita sudah  Kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”.  Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan

Ini yang akan terjadi kelak ketika kecerdasan manusia telah mencapai 2x lipat dari sekarang

Sebuah studi menemukan anak yang cerdas cenderung atheis, tentu saja banyak yang membantah. Namun fakta menunjukan memang kecenderungan seperti itu sedang terjadi. Sebuah studi mengklaim bahwa semakin cerdas seseorang, maka kepercayaannya kepada Tuhan semakin sedikit. Psikolog Miron Zuckerman dan Jordan Silberman dari Universitas Rochester, New York, serta Judith Hall dari Universitas Northeastern, Boston, telah menerbitkan review mereka dari 63 studi yang dilakukan antara tahun 1928 dan 2012 dalam Personality and Social Psychology Review. apa yang akan terjadi ketika manusia kelak memiliki dua kali lipat kecerdasan? Penelitian ini bukanlah penelitian baru. Para peneliti memulai analisis sistematis dalam rentang waktu sekitar seratus tahun untuk menemukan korelasi antara kecerdasan dan religiusitas seseorang. “Mereka menemukan, atheisme tersebar luas di kalangan orang-orang pintar,” tulis Daily Mail, Senin, 12 Agustus 2013. Kecerdasan didefinisikans sebagai kemampuan untuk ber

Ngeri: Masa depan dunia adalah A. I. Manusia akan tersingkir!

humanoid ilustration T he Chronical A. I. Paling tidak, sampai saat ini manusia adalah ras makhluk yang paling cerdas yang pernah hidup di permukaan bumi ini, dan paling tidak itu menurut standar manusia. Karena kecerdasannya terus meningkat dari waktu ke waktu, manusia mampu meniru dan membuat kreasi model kecerdasan buatan dengan tujuan meringankan beban hidup mereka. Salah satu kreasi manusia yang paling menarik dan sedang di kembangkan  adalah A.I. Dengan membuat A.I manusia seolah membuat tiruan kecerdasan diri mereka sendiri. Ada pepatah yang mengatakan: Pencipta selalu ingin menciptakan sesuatu yang semirip mungkin dirinya. Dan menciptakan sesuatu itu adalah indah. Namun tidak kurang banyak kalangan yang cemas karena pencipta cenderung menciptakan segala hal yang lebih baik bahkan lebih baik dan lebih cerdas dari dirinya sendiri, demi untuk menutupi kekurangan dirinya sendiri. Sebagian kalangan ahli dengan cemas memandang perkembangan kemajuan robotik yang dikombinasi

Ketika A.I. mengambil alih semua pekerjaan dan keahlian manusia

Perkembangan A.I atau kecerdasan buatan tumbuh jauh melampaui perkembangan kecerdasan manusia dalam hal kecepatannya. Bagaimana tidak? Manusia harus berevolusi pelan butuh puluhan juta tahun sampai menjadi manusia modern dan berintelijensia, sementara mesin terus berevolusi menuju makhluk cerdas baru rasanya hanya butuh waktu sekejap mata. Hari ini saja kehebatannya sudah sampai ketaraf ini, bagaimana kelak seratus tahun lagi? Kita semua akhirnya tahu tentang komputer yang kecepatan dan kecerdasannya terus berkembang pesat. Hari ini komputer telah mulai mengambil alih pekerjaan rumit yang sangat sulit untuk dapat dilakukan oleh manusia tanpanya. Bahkan di Jepang komputer mampu memenangkan penghargaan sastra karena berhasil menulis karya sastra yang memukau. Kalu di runut runut tanpa kita sadari bagai manusia yang tumbuh dari bayi hingga dewasa komputer juga telah berevolusi: Tadinya kita yang mengoperasikan komputer untuk meringankan tugas kita, dia hanyalah "alat" ker

APA VISI ANDA TAHUN 2020 NANTI?

Apa visi sobat untuk blogging dalam masa 3 tahun kedepan? Ada yang menjawab "Seperti air yang mengalir sajalah" Oh, ini tipe natural, hanya ikut kemana arus membawa. Tetapi sayangnya dunia tidak selalu menunjukan tabiat seperti itu. Untuk maju terkadang kita harus "fight" dan jika perlu melawan arus untuk memperbaiki perubahan. Pada tahun 2022 pasti segalanya berbeda dari sekarang. Termasuk blogging, bahasa program semakin kaya karena segalanya semakin terhubung. Beda banget dengan masa lalu ketika perubahan terasa begitu lambat, hari ini ini kecepatan dunia berubah semakin nyata. DUNIA AKAN MIRIP MENDEKATI SINGULARITY: MANUSIA INTERNET. Teknologi reality sudah muncul, cikal bakal dunia keduanya manusia, sebuah dimensi yang lahir dari teknologi, orang orang sudah mulai sibuk bermain game layaknya realitas di dunia nyata melalui perangkat mobile mereka. Dunia blogging sebagai salah satu media bisa saja terpinggirkan. Betapa tidak, lihat facebook? Apa yang t

KITA BISA MENGARUNGI WAKTU DALAM SINGULARITY

Kadang jika kita memandang kelangit biru pada malam hari yang penuh bintang pikiran jadi tenang, jadi terbuka bagai cakrawala yang tak berujung. Dalam buku yang di tulis mantan bos NASA, cosmos: beyond universe. Bahwa kita merasakan sesuatu sampai bulu kuduk kita berdiri dan itu adalah kosmos, kita hanyalah bagian dari kosmos, kita masih saling tertaut walau dalam realita seolah terpisah satu dengan yang lain. Dan rasa ingin tahu kita terhadap keberadaan kita dialam semesta ini, terhadap kesadaran kita sendiri membuat kita meraba raba, mencari tahu dan mulai menghitung bentuk lengkung alam semesta. Dan kita seolah terperangkap dan dibatasi oleh Ruang dan Waktu, seperti bayi yang ingin merangkak keluar pembatas jagaan. Ruang dan waktu. Apakah ruang dan waktu itu? Bukankah itu hanyalah sebuah realitas yang tidak berbeda? Kita hanya memiliki perasaan dan hitungan hitungan didalam syaraf kita tentang jarak tentang jauh tentang kemaren, hari ini dan hari esok? Ada yang yang begi

APAKAH SINGULARITY ITU? BAGIAN KE-2 (tamat)

singularity ilustration K ebanyakan manusia memandang kematian sebagai takdir yang tidak dapat dimungkiri, tidak dapat diatasi dan tidak dapat dihindari. Tetapi para ilmuwan, dan orang orang yang menguasai teknologi mempertanyakannya. Bagaimana jika kematian itu hanyalah sebuah peristiwa yang sesungguhnya dapat kita atasi? Mengapa kita tidak menggunakan segala sumberdaya untuk mengatasinya? Mengutip dari wikipedia: "Singularitas teknologi, atau singularitas, adalah suatu masa ketika kecerdasan buatanberkembang jauh sehingga melampaui kecerdasan manusia dan mengubah peradaban dan umat manusia. Karena kemampuan kecerdasan semacam itu sulit untuk dipahami manusia, singularitas teknologi sering dipandang sebaagai peristiwa (mirip singularitas gravitasi) yang setelahnya masa depan umat manusia tak dapat diprediksi atau bahkan tak dapat diukur. Istilah "singularitas" dalam konteks ini pertama kali digunakan oleh matematikawan John von Neumann. Pada tahun 1958

APAKAH SINGULARITY ITU?

singularity K ebanyakan manusia memandang kematian sebagai takdir yang tidak dapat dimungkiri, tidak dapat diatasi dan tidak dapat dihindari. Tetapi para ilmuwan, dan orang orang yang menguasai teknologi mempertanyakannya. Bagaimana jika kematian itu hanyalah sebuah peristiwa yang sesungguhnya dapat kita atasi? Mengapa kita tidak menggunakan segala sumberdaya untuk mengatasinya? Mengutip dari wikipedia: "Singularitas teknologi, atau singularitas, adalah suatu masa ketika kecerdasan buatan berkembang jauh sehingga melampaui kecerdasan manusia dan mengubah peradaban dan umat manusia. Karena kemampuan kecerdasan semacam itu sulit untuk dipahami manusia, singularitas teknologi sering dipandang sebaagai peristiwa (mirip singularitas gravitasi) yang setelahnya masa depan umat manusia tak dapat diprediksi atau bahkan tak dapat diukur lagi selamanya. Istilah "singularitas" dalam konteks ini pertama kali digunakan oleh matematikawan John von Neumann. Pada tahun 1958,

Copyright© EDITBLOGTEMA . All rights reserved.