matimatik mempetakan otak (neural) |
- Mereka saling berdialog, dari membahas peri kehidupan rumah tangga, curhat, hingga berbisnis melalui facebook, tweeter, instagram dsb. Dimasa lalu hal tersebut dibicarakan dengan janji bertemu, bertandang kerumah masing masing, lalu selebihnya melalui telepon.
- Sekedar berbagi konten berupa tulisan, video, musik kepada sesama teman, keluarga atau khlayak - melalui medsos
- Mencari pertemanan yang memiliki minat yang sama atau sekedar hobi berkenalan - melalui medsos
- Promosi bisnis atau hal lain yang lebih bersifat personal - melalui medsos
- menyampaikan uneg uneg ( yang secara piskologis sering tidak disadari oleh ps-nya sendiri)
- dll
Semua itu belum dirasa cukup. Hukum alam berjalan berdasarkan perubahan dan perubahan itu kita sebut sebagai kemajuan. Sebuah ide yang dulunya dirasa gila misalnya jaringan web berbasis AI (artificial inteligent) mulai diterapkan secara nyata: Sebuah perkawinan kecerdasan alami manusia dengan mesin sedang berlangsung tanpa kita sadari. Contohnya, dulu kita lambat menghitung lalu datang kalkulator, dulu kita lambat mentransletkan sesuatu lalu hadir translator yang semakin cepat dan responisve dari waktu ke waktu.
Jadi sebenarnya kita ini sedang menuju proses singularity tanpa kita sadari. untuk memahami apakah singuarity itu baca juga artikel kami:
APAKAH SINGULARITY ITU?Tidak perduli anda dari kalangan orang beragama, teknorat, politikus dan rakyat biasa. Anda sedang berada didalamnya. Tidak perduli anda menolak mencela, memuji dan mengikuti: Anda sedang berada didalamnya. Teknologi menang, anda tidak bisa berjalan kaki lagi ke tanah suci anda. Anda akan ketinggalan jauh. Anda akan menganggap hal seperti itu kelak sebagai hal biasa sebagai sebuah kenyataan.
Di masa depan hal ini akan berlangsung lebih massive: Peralatan untuk membooster otak manusia menjadi ratusan kali lipat lebih cerdas daripada sekarang akan segera menjadi kenyataaan. Dan hal tersebut akan menjadi kebutuhan dan menjadi hal biasa saja di masa depan. Peralatan teknolog bahkan berpotensi membawa terbang manusia hingga ketepian alam semesta, memberikan kita tenaga berlipat ganda dan daya hidup yang lebih tinggi.
BrainNet
Kemampuan mengirimkan pikiran secara langsung kepada orang lain tadinya hanyalah berupa fiksi ilmiah, paling tidak begitulah pada waktu dahulu orang orang berfikir, semuanya hanya mustahil dan khayalan belaka.
Peralatan ini bersisi electroencophalograms (EEGs) yang mampu mencatat aktivitas listrik didalam otak dan mampu melakukan stimulasi magnetik transkranial (TMS) yang memiliki kemampuan mentransmisikan informasi ke dalam otak.
Jadi dapat kita bayangkan, jika media sosial yang telah kita pergunakan pada saat ini hanyalah medsos kuno: Menulis di wall, mengirim photo dan video, chat dan video call melalui messenger, melalui WhatsApp dsb. Kelak melalui medsos yang menggunakan teknologi BrainNet manusia dapat berinteraksi paling tidak untuk teknologi awalnya saling mengerti perasaan dan jalan pikiran masing masing untuk 3 orang!
APA YANG TERJADI JIKA DI APLIKASIKAN KE APLIKASI CHATTING?
Ilustrasi otak A.I (artificial Inteligent) yang jauh lebih cerdas daripada kita |
Cara ini bahkan efeknya melebihi cara berinteraksi fisik, dimana fisik kita secara telanjang tidak memiliki kemampuan membaca dan merasakan perasaan orang lain secara langsung. Dengan cara ini misalnya ketika seorang pria atau wanita menginginkan suatu hubungan dengan lawan jenis akan dapat menentukan apakah dia akan melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih jauh. Tentu saja sebuah interaksi akan terjadi apabila kedua belah pihak setuju melakukannya. Dimasa depan ketika perlindungan privasi lebih dari sekedar kunci password dan sidik jari, tentu saja hal ini akan dirasa sangat logis.
Namun teknologi pasti memiliki sisi tajam yang melukai disamping kelemahan celah hacking yang dapat saja di eksploitasi bagi pengguna yang tidak perduli sistem sekuritas. Namun setiap kemudahan selalu ada harganya, sayangnya waktu bukan pilihan, waktu dengan perubahannya adalah sebuah keniscayaan.
Penelitian kearah ini bukanlah hal baru yang datangnya tiba tiba, pada tahun 2015 Andrea Stocco dan para koleganya di Universitas Washington di Seattle menggunakan peralatan gear seperti ini untuk menghubungkan dua orang melalui interface otak ke otak. Kedua orang kemudian diminta memainkan 20 pertanyaan - semacam permainan game.
Interaksi ini menghasilkan hal yang ajaib: Kedua orang tidak dapat mengungguli yang lain karena masing masing mengetahui dan menyadari jalan pikiran lawannya. Padahal tanpa peralatan tersebut salah satu dari kedua mereka sebenarnya jauh lebih dominan. Hasil ini diluar dugaan, neural atau syaraf kita juga adalah pancaran elektrik. Dan secara alami kita adalah teknologi yang dibuat secara matimatis di alam semesta. Sebenarnya tidak ada istilah alami dan tidak alami dialam semesta.
Sobat dapat membayangkan, medsos mana yang akan menggunakan teknologi ini terlebih dahulu. Padahal bagi kita teknik Facebook menggunakan A.I untuk mengetahui setiap aktivitas penggunanya secara "diam diam" saja sudah demikian maju dan canggihnya. Namun sebentar lagi hal itu hanyalah akan menjadi sebuah teknik kuno dan ketinggalan zaman.
Bersiap siaplah menjadi lebih intim dan interaktif melalui medsos dimasa yang akan segera datang, mungkin kita masih bisa mengalaminya. Bersiap siaplah merasakan sensasi perasaan orang lain dan bagaimana kita secara bijak menanggapinya melalui chatting yang bukan hanya sekedar video dan suara, tetapi menyelami pikiran dan perasaan lawan bicara kita.