BENARKAH PROJEK AMP AKHIRNYA MATI?


Projek AMP (Accelaration Mobile Page) tampak akan dihentikan namun masih worth-kah bila dilanjutkan? Pada tulisan tulisan opini saya tahun lalu saya (2019-2020) saya memang agak skeptis dengan projek ini. Diantara alasannya adalah:
  1. AMP fokus pada laman mobile, sedangkan segala kebutuhan mobile pada akhirnya datang dengan alami oleh para pengembang diluar projek AMP dan terlihat jauh lebih baik karena teknologi mobile memang semakin maju.
  2. AMP adalah jargon kecepatan halaman mobile. Namun kecepatan bukan semata mata untaian kode HTML, tapi bandwith! Semakin maju teknologi mobile dan teknologi jaringan semakin tidak jelas arah kecepatan yang dimaksudkan oleh projek AMP. Bayangkan ketika jaringan 5G sudah menjadi umum dan dilanjutkan oleh jaringan 6G, 7G. dst.
Kontroversi AMP memang tampak tidak akan segera berhenti, ketika Google telah mengumumkan mereka menghentikan persyaratan halaman AMP sebagai syarat untuk dapat mencapai top ranking konten agar berada di 'Top Stories".

apakah AMP akhirnya mati?
apakah amp akhirnya mati?

Ya itu kini sudah sangat jelas. Kita dapat blogging normal saja. Namun kali ini polemik kembali berlanjut, karena Google akan bertindak lebih jauh: Menghilangkan ikon AMP pada laman yang telah terlanjur menerapkan 'kaidah' HTML AMP di halaman web mereka maka akan banyak hal harus di ulang dari NOL lagi.

Saya telah menulis opini saya tahun lalu dengan judul:

Menurut sumber laman google sendiri seperti yang di katakan oleh john Shehata, faktor pemeringkatan untuk 'top stories' sekarang adalah:
  1. Otoritas keseluruhan publikasi.
  2. Fokus yang jelas pada entitas di judul dan konten.
  3. Otoritas topik publikasi (mis., Olahraga, berita lokal).
  4. Kredibiltas penulis terpercaya (penulis yang kredibel, integritas faktual) Data penulis misal pasphoto, tgl dan tempat lahir, posisi pekerjaan dst. jelas.
  5. Kutipan dan buzz (tautan dan pembagian media sosial).
  6. Rasio klik-tayang artikel.
Jika melihat poin poin diatas saya malah gagal fokus pada poin keempat, itu juga adalah hal yang paling sering kami kemukakan melalui halaman blog ini: Bahwa profile penulis harus jelas, dan pada kenyataannya itu memang dapat menjadi 'anchor' yang kuat buat konten konten pada halaman blog.

Ikon petir (ikon AMP) akan di remove oleh google

Namun topik penting kita adalah: Tidak berhenti dengan hanya mengeluarkan AMP dari prioritas Top Stories, Google kini di isukan akan segera menghilangkan badge atau ikon kilat alias petir dari halaman web. Tentu saja banyak yang keberatan walau sebenarnya pengguna AMP tidaklah terlalu signifikan.

Nah banyak pengguna yang sudah terlanjur AMP merasa sangat keberatan alias kecewa, bayangkan jika sebelumnya mereka tidak dijadikan syarat Top Stories lagi kini badge mereka juga akan segera di hilangkan? Mengapa pula harus memulai segalanya seperti dari NOL kembali?

Alasannya adalah kepercayaan bahwa AMP lebih mobile sedangkan trafik organik itu sekarang 77% di hasilkan dari halaman mobile. Namun jangan lupa AMP bukan satu satunya halaman yang identik dengan mobile lagi, masih ada halaman mobile klasik yang tidak kalah cepat, dan lebih kaya lagi cantik.

Jargon kecepatan pada halaman AMP juga sudah tampak tidak berharga lagi ketika kemajuan teknologi memperkecil gapnya dengan kemajuan teknologi jaringan dan perangkat mobile yang semakin kompeks, projek AMP terasa agak mengada ada. Kecepatan memang dapat di optimalkan melalui penulisan HTML yang benar, akan tetapi kekuatan bandwith jauh lebih menentukan.

Silahkan baca: TIGA POLEMIK AMP

Saya jadi teringat kembali dengan sebuah artikel laman The Register yang dirilis pada tahun 2017  ketika itu teman teman para blogger sedang getol getolnya register halaman AMP, artikel tersebut berjudul: 

"Matikan halaman AMP Anda sebelum Ia membunuh Halaman Anda". Saya tidak tahu apakah sekarang hal tersebut telah terbukti.

Saya selalu menunggu beritanya, karena saya juga pernah hampir menyerah untuk beralih ke halaman AMP dan membuat template template AMP. Saya akhirnya percaya itu bukan cara blogging yang sederhana. Kini saya bertahan di halaman mobile HTML klasik...

6 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. salah satu yakinnya saya bahwa blog dewasa ini akan banyak diakses melalui mobile atau seluler ya dulu karena sering membaca tulisan tulisan pak sofyan di blog editblog thema ini Pak :)..tapi tetep sih kalau masalah template saya hingga kini masih pakai klasik bawaan blogspot hehe

    tapi untuk masalah badge AMP yang merupakan proyekan yang fokus pada penampilan halaman blog secara mobile dengan ikon petir, malah saya baru engeh habis baca ini...

    saya juga kadi ngeh nih ama kategori suatu tulisan bisa ddikatakan top stories, ternyata profiling penulisnya pun termasuk juga ya kalau menurut uraian Jhon Senata :D.

    BalasHapus
  2. Dari yang saya alami sepertinya AMP masih sangat cepat dibanding halaman biasa.

    Tapi terserah Google juga sih, dia tau yang terbaik 😅😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut laman envanto AMP bisa saja kalah cepat dari halaman HTML mobile disesederhanakan

      Hapus
  3. Aku malah kurang suka halaman AMP kalo baca website luar, soalnya tidak bisa diterjemahkan oleh aplikasi Chrome.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, tapi itu sekarang sudah teratasi melalui addon

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak