MEMBUAT KONTEN VIDEO UNTUK STREAMING JANGAN MELULU BLOGGING DENGAN KONTEN TULISAN.

Apa bedanya konten tulisan dengan konten video? Bukankah ia sama sama konten juga?

Beda dong, namun keduanya adalah dua cara saya dalam membuat konten. Dan kalau bisa skill menulis dan berbicara secara lisan sebaiknya di latih sehingga menjadi sama piawainya, ya kan. Namun saya akui menulis terasa lebih mudan dan sedangkan berbicara lisan ternyata masih sangatlah sulit saya lakukan. Terutama ya dalam hal membuat konten suara dan video yang memiliki nilai. Bernilai baik dan bermanfaat bagi semua orang.

karena membuat konten video sering tidak dapat di pisahkan dengan audio atau suara bukan...?

Zaman sekarang membuat konten video itu tampak lebih menjanjikan daripada sekedar membuat konten tulisan. Saya kini berada di antara keduanya: Konten tulisan atau konten video?

1. Menulis (membuat konten tulisan) jauh lebih mudah

Bagi saya menulis jauh lebih mudah daripada bicara. Itu mungkin juga terjadi pada banyak orang, atau karena pada awalnya saya lebih terbiasa menulis ketimbang berbicara dalam menyampaikan isi konten saya kepada publik. Dengan kata lain: Membuat konten tulisan jauh lebih mudah di banding membuat konten video dengan narasi lisan.

membuat konten tulisan lebih mudah

Maka dari itulah saya membuat blog dan halaman blog lebih duluan saya miliki di banding channel youtube saya yang sederhana. Channel saya adalah Channel youtube bekas alias seken yang saya warisi dari seseorang. Subscribernya juga masih sangat sedikit, namun mulai saya kembangkan kembali perlahan lahan.

Alasan mengapa membuat konten tulisan terasa lebih mudah adalah karena saya hanya perlu menuliskan ide saya melalui perangkat menulis mobile seperti tablet atau macbook. Saya dapat melakukannya seorang diri tanpa butuh bantuan orang lain. Saya bisa menjadi penulis, editor dan sekaligus menerbitkannya. Dan itulah saya lakukan pada halaman blog ini.

Dan pada umumnya di bangku sekolah pelajaran membaca dan lalu menulis adalah hal paling awal di terapkan, sehingga bagi saya membuat konten tulisan itu tidaklah terlalu banyak menghadapi kendala.

2. Membuat konten video

Nah membuat konten video pada akhir akhir ini menjadi semakin penting. Di halaman Google sendiri tersedia short story yang berisikan konten konten gambar bergerak berupa konten gambar beranimasi atau dalam bentuk format video. Konten konten yang pada umumnya di buat untuk kebutuhan mengisi kegiatan streaming melalui media streamin dan saluran saluran Youtube, IGTV, Daily motion dll. Dan lama kelamaan kerumitannya meningkat, kontennya menjadi mirip dengan konten multimedia. 

Jadi dapat di bayangkan kalau pembuatnya harus memiliki pengatahuan multimedia juga.

Saya mencoba video pertama saya yang kemudian saya buatkan konten tulisan saya di blog ini juga. Awalnya saya tidak ingin mempublishnya karena kurang pede melihat diri sendiri berbicara di hadapan layar dan nantinya akan di tonton orang. Tapi kemudian saya berfikir, jika tidak memulainya sekarang tentunya nanti akan sangat terlambat. Silahkan tonton video narasi tutorial pertama saya berikut ini:


Mengapa bagi saya membuat konten video terasa lebih sulit adalah karena mungkin tadinya saya memiliki ekspektasi terlalu tinggi, apalagi setelah menonton berbagai channel channel hebat dari teman teman sendiri.

Jika membuat konten tulisan saya mempergunkan perangkat mobile seperti hape dan tablet untuk blogging, kali ini ketika membuat konten video saya juga memanfaatkan perangkat yang sama: Hape atau Tablet Android.

Bedanya untuk blogging saya menggunakan aplikasi blogger dan hanya menulis atau menginsert gambar. Sedangkan untuk membuat konten video streaming saya memanfaatkan kameranya, plus aplikasi pengedit video sederhana yang saya download langsung melalui Play Store Android.

Pada saat membuat konten tulisan saya hanya duduk di hadapan perangkat dan mengetik menggunakan keyboard bluetooth, tapi pada saat membuat video saya harus shooting, mengatur letak kamera dan bagian yang paling sulit itu adalah membuat narasi lisan.

Bayangkan, saya tidak pernah membayangkan berbicara di hadapan umum, mengatur gaya, sikap dan penampilan saya. Saya juga ingin terlihat wajar dan alami ketika berada di hadapan layar yang saya juga tahu ia akan di tonton orang melaui media streaming seperti Youtube.

3. Konten multimedia

Saya tidak ahli di bidang ini dan bisa dikatakan masih belum mengerti sepenuhnya. Akan tetapi membuat konten multimedia jauh lebih sulit jika ia menyasar kepada pengguna komersial. Contoh jika kalian mendapat pesanan membuat konten iklan maka isi konten tersebut pada zaman sekarang ini adalah: Tulisan, desain gambar, dan video. Itu sulit karena tentunya pemberi pekerjaan tidak ingin konten bajakan. Mereka ingin kita membuat konten original. Konten berdasarkan ide mereka dan beda dengan konten konten yang telah ada di pasaran.

Target konten media juga pastinya kompleks, ya bisnis, ya politis, ya pendidikan dll. Ia juga harus bisa menyentuh sampai ke batas psikologis manusia sebagai sasarannya.

Para kreator konten sperti ini harus memiliki skill dalam bidan multimedia, bisa sebagai desainer web, bisa sebagai desainer aplikasi, bisa sebagai desainer ilustrator gambar dan video. Wah berat kalau untuk saya pada saat ini. Mungkin nanti sajalah. Jangan jangan di suruh bikin game buat promo produk produk tertentu juga ya.

Jangan tinggalkan blogging (hanya saran)

Saran saya jangan tinggalkan blogging dalam artian postifi. Saya tetap tidak bisa meninggalkan hobi menulis tidak perduli apakah ia menghasilkan cuan atau tidak. Kalian bisa membuat vlog atau video blog sebagai sebuah media yang dapat digunakan untuk berbagai hal. 

Mulailah dari sekarang.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak