PERANG BOJU YANG MENGANGKAT NAMA BESAR SUN TSU

Sun Tsu di anggap sebagai panglima dan ahli strategi perang asal Cina yang paling jenius di dunia. Seorang penulis buku paling terkenal luas di baca oleh para pemimpin dunia "The Art of War". Dari Mao, Alexander The Great, Hitler, Napoleon hingga para pemimpin militer dunia masa kini mengagumi siasat dan strategi perang yang telah ia tuliskan. Diterapkan di masa kini oleh para pemimpin Eropa bukan hanya terhadap perang, tapi juga kepada siasat bisnis hingga teknik berdiplomasi.

Art of War

Namun ada kisah absurd perang terkenal yang mengangkat namanya dimana dikatakan siasat dan strategi perang Jenderal Sun Tsu serta berkat kepemimpinannya di dalam peperangan tersebut telah membuat kemenangan terhadap perang yang oleh para pengamat disebut mustahil akan dimenangkan oleh pihak Sun Tsu. Karena pada sumber narasi yang di anggap otentik nama Sun Tsu tidak disinggung samasekali keterlibatannya dalam perang tersebut.

Peristiwa besar perang antara dua kerajaan Cina itu oleh ahli sejarah disebut Perang Boju.


Sejarah perang Boju

Pertempuran Boju (Bahasa Hanzi: 柏舉之戰) adalah pertempuran menentukan dalam perang yang terjadi pada tahun 506 SM antara kerajaan Wu dan Chu, dua kerajaan besar selama periode Musim Semi dan Gugur di zaman Tiongkok kuno. 
 
Pasukan Wu dipimpin oleh Raja Helu, bersama saudaranya kandungnya Fugai, dan Chu mengasingkan Wu Zixu. 

Menurut Shiji karya Sima Qian, Sun Tzu, penulis The Art of War, adalah seorang komandan utama tentara Wu, anehnya dia tidak disebutkan dalam Zuo Zhuan dan teks sejarah sebelumnya. Pasukan Chu disebut dipimpin oleh Lingyin (perdana menteri) Nang Wa (juga dikenal sebagai Zichang) dan Sima (kepala komandan militer) Shen Yin Shu alih alih di pimpin oleh Sun Tsu, seperti dipercayai oleh orang orang hingga kini. 

Di bawah pimpinan Lingyin, perang yang pada awalnya tidak seimbang karena kuatnya pasukan Chu, Wu menang, dan merebut serta menghancurkan ibu kota Chu, Ying.

Wu awalnya adalah negara bagian kecil di timur Chu, yang merupakan kekuatan utama Periode Musim Semi dan Musim Gugur dan sering berperang dengan negara bagian Jin, kekuatan besar lainnya di utara Chu. Untuk berjaga jaga terhadap kemungkinan ekspansi Chu, Kerajaan Jin membuat aliansi dengan kerajaan Wu, merekalah yang telah melatih tentara Wu, dan mengajari mereka menggunakan kereta. 

Wu berangsur-angsur tumbuh bahkan menjadi jauh lebih kuat dari gurunya yakni kerajaan Jin yang mengajarinya, dan pada 584 SM mengalahkan Chu saingan utamannya untuk pertama kalinya dan mencaplok kota Chu di Zhoulai. 

sejarah perang Boju Cina

Dalam 70 tahun berikutnya, Chu dan Wu berperang sepuluh kali, dan pasukan Wu berkat kedisiplinan dan skill berperang tentaranya memenangkan lebih banyak perang.

Selama masa pemerintahan Raja Ping dari Chu, pejabat korup Fei Wuji membujuk raja untuk menikahi pengantin Putra Mahkota Jian. Khawatir akan balas dendam sang pangeran ketika ia akan menjadi raja, Fei membujuk Raja Ping untuk mengasingkan Pangeran Jian dan membunuh penasihatnya Wu She bersama putranya Wu Shang. 

Putra kedua Wu She, Wu Zixu, melarikan diri ke negara bagian Wu dan bersumpah akan membalas dendam. Si pejabat korup Fei Wuji kemudian dieksekusi oleh Nang Wa dan Shen Yin Shu.

Di kerajaan Wu, Wu Zixu menjadi penasihat tepercaya Pangeran Guang dan membantunya membunuh sepupunya Raja Liao dari Wu. Pangeran Guang naik takhta dan dikenal sebagai Raja Helü dari Wu.

Zuo Zhuan, salah satu karya sejarah naratif Tiongkok paling awal yang disusun pada abad ke-4 SM, memberikan penjelasan rinci tentang pertempuran dan perang yang lebih besar. 

Pecahnya Perang Boju.

Pada 506 SM, pada masa pemerintahan Raja Zhao kerajaan Chu, Raja Helu memutuskan untuk menyerang Chu. Raja secara pribadi memimpin pasukan, bersama dengan adiknya Fugai dan Wu Zixu. 

Wu bergabung dengan negara bagian kecil Cai dan Tang yang rajanya telah ditahan oleh perdana menteri Chu Nang Wa. 

Tentara Wu berlayar ke Sungai Huai dan kemudian meninggalkan kapal mereka dan berbaris ke tepi timur Sungai Han. Sebagai tanggapan, Nang Wa dan kepala komandan militer Shen Yin Shu memimpin pasukan Chu ke tepi barat Han, menyeberangi sungai yang masih merupakan wilayahnya Chu sang penjajah.

Dari pihak Chu, Shen Yin Shu menyusun rencana di mana Nang Wa akan mengambil posisi bertahan dari serangan kerajaan Wu dengan pasukan utama di sepanjang Sungai Han, sementara Shen akan pergi ke utara ke Fangcheng di perbatasan utara Chu, dan memimpin pasukan yang ditempatkan di sana untuk menghancurkan kapal-kapal Wu yang tersisa di Sungai Huai serta memblokir tiga lintasan di rute pulang tentara Wu. 

Menyeberang Sungai Han

Nang Wa kemudian akan menyeberangi Sungai Han dan kedua pasukan itu secara bersamaan akan menyerang tentara Wu dari depan dan belakang. Nang menerima rencana itu, dan Shen berangkat ke Fangcheng.

Perang Boju: menyeberangi sungai Han

Dari sana sejarah mencatat posisi pasukan Wu terlihat awkard dan tidak mungkin menang. 

Namun, setelah kepergian Shen, Shi Huang menghasut Nang Wa bahwa dengan mengatakan orang-orang Chu membenci Nang dan lebih mencintai Shen Yin Shu, dan jika dia mengikuti rencana Shen Yin Shu, maka Shen akan menerima semua penghargaan atas kemenangan sedangkan Nang akan hancur. 

Nang berubah pikiran dan memutuskan untuk menyeberangi sungai dan langsung menyerang.

Kedua pasukan bertempur dalam tiga pertempuran antara Xiaobie (tenggara Hanchuan saat ini) dan Pegunungan Dabie, karena nang tidak mengikuti instruksi disiplin prajurit seperti yang diperintahkan oleh Shen Yin Shu karuan pasukan Wu menang. 

Yakin bahwa dia tidak bisa menang, Nang Wa ingin melarikan diri tetapi sekali lagi dibujuk oleh si penghsut Shi Huang.

Pada hari ke-19 bulan ke-11 (kalender Cina),kedua pasukan itu bertemu di Boju. Dan peristiwa ini di abadikan sebagai PERANG BOJU merujuk pada nama wilayah terjadinya pertempuran tersebut.

Fugai meminta izin Raja Helu untuk menyerang, mengatakan bahwa Nang Wa kejam dan tentaranya tidak memiliki keinginan untuk berperang, dan jika dia menyerang, tentara Chu pasti akan melarikan diri. 

Raja Helu menolak permintaannya, tetapi Fugai memutuskan untuk tidak mematuhi raja dan tetap menyerang dengan kekuatan 5.000 orangnya sendiri. Seperti yang dia prediksi, tentara Chu melarikan diri dan tentara Chu dikalahkan. 
 
Shi Huang tewas dalam pertempuran dan Nang Wa melarikan diri ke negara bagian Zheng.

Fugai kemudian mengejar pasukan Chu ke Sungai Qingfa, menunggu sampai setengah dari mereka telah menyeberangi sungai, dan kemudian menyerang dan mengalahkan mereka lagi. Kemudian, tentara Wu menyusul tentara Chu ketika mereka sedang makan. Tentara Chu melarikan diri, dan pasukan Wu memakan makanan mereka, melanjutkan pengejaran, dan mengalahkan mereka lagi di Sungai Yongshi sekarang Sungai Sima di Kabupaten Jingshan). 

Setelah memenangkan lima pertempuran, tentara Wu mencapai Ying, ibu kota Chu. Raja Zhao dari Chu mula-mula melarikan diri ke Yun, lalu ke negara bagian Sui, dan tentara Wu merebut Ying.

Panglima Chu Shen Yin Shu bersama tentaranya buru buru kembali ke ibukota dan menyerang tentara Wu pimpinan Fugai dan berhasil mengalahkan pasukan Wu di Yongshi, tetapi dia menderita terlalu banyak luka pada setiap pertempuran yang telah dia lalui dengan gagah berani. 

Karena tidak ingin ditangkap hidup-hidup, dia memerintahkan petugas Wu Goubi untuk membunuhnya dan membawa pulang kepalanya.

Setelah jatuhnya Ying, Shen Baoxu, seorang pejabat Chu dan mantan teman Wu Zixu, pergi ke Negara Qin untuk memohon bantuan. Awalnya penguasa Qin Adipati Ai menolak untuk membantu, tetapi setelah Shen menghabiskan tujuh hari menangis di halaman istana, Adipati Ai tergerak oleh pengabdiannya dan setuju untuk mengirim pasukan untuk membantu Chu.

Pada tahun 505 SM, pasukan Qin dan Chu bersama-sama mengalahkan pasukan Wu dalam beberapa pertempuran. 
 
Pada bulan September, Fugai kembali ke Wu dan menyatakan dirinya sebagai raja. Oleh karena itu Raja Helu terpaksa kembali dan berperang lalu mengalahkan Fugai, Fugai kemudian melarikan diri dan mencari perlindungan ke kerajaan Chu. Raja Zhao dari Chu kemudian kembali ke ibu kota Ying.

Sejarawan Fan Wenlan menganggap Pertempuran Boju dan Perang Wu-Chu sebagai perang skala besar pertama dari Dinasti Zhou Timur. 

Kerajaan Chu, sebagai salah satu negara bagian paling kuat di Periode Musim Semi dan Musim Gugur, setelah itu tidak pernah lagi mendapatkan kekuatannya seperti sebelumnya dan kini giliran kerajaan Wu mencapai puncak kejayaannya. 

Namun, dinasti kerajaan Wu tidak dapat mempertahankan kekuasaan dan kekuatannya dan kejayaannya tidaklah bertahan lama. Pada 473 SM, hanya tiga dekade setelah hampir menaklukkan Kerajaan Chu, Kerajaan Wu sendiri akhirnya ditaklukkan oleh kerajaan Yue yang sedang meningkat kekuatannya di sebelah selatan kerajaan Wu.

Tidak ada menyebutkan keterlibatan Sun Tsu

Pertempuran ini sebagian besar dikaitkan dengan jenderal Tiongkok yang terkenal, Sun Tzu. Dalam Seni Perang dikatakan bahwa Sun Tzu memimpin pasukan Wu selama pertempuran. 

Namun, belum ada catatan partisipasinya dalam pertempuran tersebut. Zuozhuan, sumber utama pertempuran, tidak menyebut Sun Tzu sama sekali. Adalah aneh jika sumber yang paling otentik justeru tidak sebaris kalimatpun menyinggung keterlibatan Jenderal legendari Sun Tsu dalam perang Boju.

Walahu alam

Sumber: wikipedia
                 Art od War 
                  Cnn

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

2 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Saya belum pernah membaca buku ini, tapi buku the art of war ini kan terkenal banget ya. Apa mungkin Sun Tzu punya nama lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut narasumber sih nama seorang Jenderal sebesar Sun Tsu tidak mungkin mengguanakan nama lain apalagi terkait dengan nama dan kehormatan marga...

      Hapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak