VLOGGER DAN YOUTUBER PEMULA, MENGELOLA AUDIO ITU SANGATLAH PENTING

latihan berbicara di depan cermin
latihan berbicara di depan cermin
Para vlogger, dan Youtuber pasti menyadari betapa pentingnya konten audio bagi sebuah konten video. Karena membuat video berarti harus mengolah audio juga bukan? Nah sebenarnya ada dua cara mengelola konten audio ini bagi para pemula yang belum memiliki studio.

1. Berlatih mengucapkan kata demi kata dengan jelas

Tidak semua orang lho memiliki kemampuan menyampaikan narasi melalui suara mereka sendiri. Kalau mau jujur, Saya termasuk seorang pembicara yang buruk. Suara saya tidak jelas bayangkan saja  bahkan ada kerabat yang berani mencela saya dengan pernyataan berikut:

"Kamu kalau lagi ngomong mirip orang lagi kumur kumur" 

Duh pujian macam apa itu?

Tapi setelah beberapa video yang sudah terlanjur saya publikasikan saya putar ulang kembali saya baru mengerti bahwa apa yang mereka ucapkan tidak sepenuhnya salah. Orang saya sendiri susah menyimak apa yang telah saya sampaikan melalui video narasi saya itu.

Jadi mulai hari itu saya bawa cermin ke meja kerja saya. Dan berlakon sambil mencontoh para pembawa acara dan ucapan para pembawa iklan yang tampak berat dan keren di Youtube. Eh saya tidak pernah dapat menyamai mereka.

Suatu hari saya berjalan jalan keliling pasar kaki lima tempat orang orang berjualan di pinggir jalan di bawah pohon pohon rindang. Beberapa orang penjual buah itu menjual dagangannya melalui cara menawarkannya melaui microfon, saya berhenti  dan mendengarkannya.

Swear caranya berbicara yang lancar dan jelas menurut saya tidak kalah dengan para bintang pembawa acara di telivisi.

Entah mengapa saya sejak itu saya menjadi pemerhati yang tekun mendengarkan diskusi teman teman dan memilih mana dari mereka yang terbaik ketika melakukan pembicaraan. Saya menemukan kesimpulan: Ada yang benar benar memang memiliki bakat bertutur dan bernarasi secara alami. Suara mereka keras dan lantang. Lalu ada yang seperti pedagang buah yang berjualan di tepi jalan besar di bawah pohon rindang, ia hanya tampak bagus pada saat menggunakan pengeras suara karena suara aslinya sesungguhnya tidak seberat itu.

Akhirnya saya mulai cara kedua: Menggunakan microfon.

2. Berlatih berbicara dengan microfon.

 

 Saya membeli mikrofon condenser. Yakni mikrofon yang pada umumnya dipergunakan oleh para blogger, vlogger dan pembuat konten podcast. Saya baru tahu bedanya jenis microfon tersebut dengan microfon karaoke.

Mudah mencari tahu karena saya ingin membuat jenis konten video streaming, jadi saya cari di Youtube dengan menuliskan: "Microfon untuk streaming".

Yang keluar adalah microfon microfon jenis condenser, bukan microfon karaoke, atau microfon dynamic. Perbedaan jelas dan dapat dibedakan secara kasat mata baik melalui bentuk fisik, maupun fungsi teknisnya.

Mikrofon condenser secara fisik lebih kecil dan bentuknya agak membulat atau lebih pendek. Sedangkan mikrofon dinamik lebih besar dan kebanyakan bentuknya juga panjang. Secara teknis sebuah microfon condenser harus lebih sensitif dan kadang memilik range pengaturan polar suara. Sedangkan mikrofon dynamic membutuhkan getaran suara lebih besar daripada microfon condense. Selengkapnya silahkan cari referensinya di Google.

contoh gambar mic condenser
contoh gambar mic condenser
Pengguna microfon condeser itu adalah pembuat konten konten video personal, multimedia pembuat konten podcast, video narasi, video tutorial dll. 

 

Sedangkan pengguna microfon dynamic itu bisa untuk karaoke, ceramah di podium, khotbah, pertandingan di stadiun dll.


contoh gambar mic dynamic
contoh gambar mic dynamic
Akhirnya saya mendapat "hibah" sebuah mic dan mulai meggunakannya untuk melengkapi konten video saya. Dan Meskipun mic pertama saya itu adalah mikrofon murah seharga seratusan ribu, ternyata ia mampu memperbaiki kualitas suara video yang bersumber dari ucapan ucapan saya. Kini video saya narasinya tidak lagi mirip orang sedang berkumur kumur. Soalnya kerabat yang bilang itu sebelumnya telah mengakuinya.

Nah berlatih berbicara melalui mic condenser jauh lebih sederhana. Karena dapat menangkap detail suara dan mengurangi noise atau kebisingaan latar, termasuk jika saya melafaz kan huruf "S" yang biasanya terdengar agak berlebihan kalau tidak bisa di bilang ekstrem melalui microfon type dynamic. Pada mikrofon condeser hal itu bisa di atasi.

Mengapa saya katakan sederana adalah karena microfon condenser itu ringan, kecil dan tentunya sangatlah mobile. Lagipula ia dapat di atur melalui pengaturan yang sederhana. Pada mikrofon condenser yang lebih mahal saya dapat meningkatkan kualitas suara secara signifikan.

Hey, dengan kemudahan itu? Mengapa tidak? Tujuan kita membuat konten kan supaya mudah di mengerti, sehingga isi pesan yang terkandung di dalamnya dapat sampai kepada pemirsa atau pengunjung, terutama dalam hal kemudahan di cerna dan di mengerti. Bukankah itu tujuan kita setelah bersusah payah membuat sebuah konten?

Bayangkan saja sebuah konten tutorial yang telah disusun dan dibuat dengan bagus videonya tapi tidak dapat di mengerti suara dan audionya. Sayang sekali bukan...

Kesimpulan
  • Membuat konten video berarti harus sekaligus membuat konten audio.
  • Berbicara dapat dilatih secara mandiri tanpa alat.
  • Kualitas suara daat di tingkatkan melalui penggunaan microfon yang tepat.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

6 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Aku bisa nggak ya jadi vlogger atau youtuber. Hehe... Pengen sih, tapi masih khawatir jelek. Jelek di bagian editingnya. Huhu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau kamu itu sudah keren dari sononya...

      Hapus
  2. Terima ksih informasinya, Mas. Ketidakmengertian saya selama ini sudah terjawab. Suara saya benar2 jelek, Mas. Melengking dan kasar. Kalau untuk ngaji, mungkin lumayan bisa dilatih. Saya kagum dengan mereka yang membaca puisi dengan suara diberat-beratkan dan mendayu2 itu. Saya coba praktikkan. Wah satu kata saja jeleknya kentara banget. Saya malu mendengarnya. He he ... Rupanya mereka menggunakan piranti pendukung. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana.

    BalasHapus
  3. Oh pantesan aku pernah rekam suara tutorial android pakai hape kok suaranya agak serak, beda jauh dengan tutorial android lain yang ada di YouTube yang banyak subscribers nya, ternyata harus pakai microphone khusus ya.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak