Akankah Reset Earth menjadi pilihan Dunia setelah Pandemi

Isu lingkungan hidup adalah hal paling mendesak, namun juga hal yang paling di abaikan oleh orang orang berkuasa dan apalagi kalangan berduit. Jujur saja ini sangat menyedihkan.

Setelah pandemi covid19 apa yang akan terjadi? Pertanyaan ini masih mengambang di pikiran sebagian orang yang berfikir kearah satu hal mengerikan. Mengapa WHO ikut begitu jelas menghawatirkannya? Ya, tidak lain karena sejumlah besar ilmuwan semakin bersepakat bahwa jika kita tidak mengatasi hal hal besar ini ketimbang perang dan dan berebut kekuasaan, menghabiskan sumber daya untuk memperkaya diri sendiri, maka dunia akan berakhir sangat mengerikan. Kita sedang menghadapi bahaya nyata dan besar di hadapan kita. 

reset earth, akankah semua akan di mulai dari awal lagi?
reset earth, akankah semua di mulai dari awal lagi?

Apakah 7 milyar manusia dapat sepaham? Tergantung para pemimpinnya!

Ini bisa jadi bukan sebuah analogi yang menyenangkan. Kita pada akhirnya melihat gedung berlumut debu karena tidak ada lagi beaya untuk mengurusnya, tidak ada lagi sumber daya yang bisa di olah untuk itu. Setelah pandemi? Mungkin tidak akan seburuk itu karena kita selalu akan bisa mengatasinya, namun selalu ada pola yang mengiringinya sebelum kita mati matian membantah bahwa hal tersebut tidak nyata.

Kita melihat sekoper uang untuk membebaskan lahan dan menjadikannya pabrik dan gedung dan hitungan di dalam rekening digital bank. Sebentar lagi semua itu akan menjadi tidak berguna.

Inilah isu lingkungan hidup. ini bukan kali pertama orang orang telah memperingatkannya di dalam tulisan dan seminar seminar. Simak baik baik, ini semua akan menjadi sangat nyata. Bisa jadi ini sudah bukan pilihan kita lagi, akan tetapi reset earth, dimana bumi telah menentukan pilihannya sendiri.

1. polusi udara

Bahkan udara yang kita hirup terasa semakin beracun, meracuni paru paru kita. Akan tetapi tampak manusia akan beradaptasi dengan semua itu namun tentu saja dengan cara mengatasinya bukan merubah manusia menjadi X-Men.

Hari ini ada secarik kertas bertuliskan angka yang telah disepakati, besoknya kobelko dan demper menumbangkan kayu kayu menghancurkan sarang burung dan lebah menghantam danau alam membunuh telur ikan dan kupu kupu. Akar akar tercabut cacing dan ulat terkejut. Rumah mereka - rumah dari berbagai ragam hayati itu telah hancur, dunia mereka telah kiamat. Tidak ada yang menulis untuk mengenangnya, apalagi untuk menjelaskan tindakan kriminal terhadap spisies lain yang bukan manusia. Manusia jauh lebih penting. 

Tindakan 'kriminal' ini tidak akan ada kisah detailnya, tidak ada manusia yang lebih tertarik pada nasib spisies lain selain diri mereka sendiri. Tidak tercakup dalam undang undang manapun di dunia. Dunia akan tertawa jika ada manusia yang masuk penjara karena membunuh cacing, lagipula jika itu terjadi betapa besarnya beaya yang harus dikeluarkan pada saat pemilik modal ingin mendirikan pabri pabrik beracun mereka.

Cerita tidak berakhir sampai disana bertahun tahun kemudian berdiri bangunan dengan AC yang menyemburkan gas beracun. Pabrik mengeluarkan emisi ke udara, limbah di buang mencemari air dan seribu orang mendapat pekerjaan untuk menghidupi keluarganya seolah tidak ada lagi cara lain. Seolah itu bukan 'dosa' hampir tidak ada kitab agama yang mendalilkannya secara tegas hal tersebut sebagai dosa, semua menjadi metafora dan keangkuhan manusia yang  menjadi absurd.

Dan tanah yang mereka pijak itu terkubur korban korban tidak berdosa, dan memang sebagai manusia kita tidak pernah merasa bersalah untuk itu. Tapi lihat emisi udara itu mulai terhubung satu sama lain dengan tindakan seratus juta perusahaan lain mulai melubangi pelindung langit di atas kepala kita. Lihat siapa sebenarnya yang telah melindungi kita dan siapa yang kemudian merusaknya. Kita telah membunuh sekutu kita sendiri untuk melindungi alam. Kita membunuh mereka dan itu terus saja kita lakukan.

Sebentar lagi mata pedang itu akan berbalik mengancam tepat ke tenggorokan kita.

2. Penggundulan hutan

Hutan adalah penyeimbang siklus kehidupan di muka bumi, rantai pasokan sumber daya paling panting bagi sebuah ekosistem, rumah bagi kehidupan banyak spesies makhluk hidup yang seharusnya 'WAJIB DAN WAJIB' kita lindungi. Karena disana hidup hewan hewan liar, yang melata, yang berlari dan yang berterbangan sebagai burung dan serangga. 

Habitat mereka adalah kota metroplis yang paling indah di muka bumi, paling original dan paling unik, jika saja manusia menyadari sebuah hutan Amazon tidak akan sepadan di bayar dengan selusin kota dubai, Jakarta dan shanghai. Tidak akan sepadan dibayar dengan selusin kota New York. Sekali lagi ini adalah analogi sinis. Tapi lihat seperti apa dunia kita sekarang.

Kota kita adalah kota dengan tembok beton yang mati, terdiri dari bahan tambang batu cadas dan mineral loga mati. Kota kota beton kita semakin tinggi bagai jarum yang menusuk ke langit. 

Sedangkan kota metropolitan mereka hidup dan terhubung satu dengan yang lain. tiang tiang tinggi sebagai pepohonan, lantai dan beludru rerumputan, atapnya adalah dedaunan yang dengan gembira menerima curahan hujan yang meriah. Kota kota dengan jiwa. Lalu kita melihat hukum rimba mereka dan membandingkannya dengan sistem pengadilan yang kita susun berdasarkan SOP kepentingan kita sendiri, ya ya kita harus mengakui, itu adalah hal terbaik yang kita miliki selama ini. 

Dan birokrasi kita yang tidak alami itu selalu kaku: Ini adalah prosedur, ini adalah aturan, ini adalah dasar tindakan kita. Seburuk itukah kemampuan kita melindungi bumi? 

Dan orang orang yang melakukannya telah di didik untuk mentaatinya melaksanakannya, dan mereka menghabiskan sumber daya berupa uang di bangku sekolah dan universitas hanya untuk hal itu. Bagaimana memandang segalanya agar lebih melihat banyak hal? Tidak ada, kita harus bekerja di dalam sistem, di dalam ruang lingkup ke ahlian kita masing masing dan ketika hal itu menjadi salah maka sistem itu menjadi salah. Diktaktor di balik pengedukasian!

Mari kita bicarakan kota mereka, milik spesies spesies yang kita hancurkan itu.

Kota mereka adalah kota kota yang di bangun oleh kaki tangan Tuhan, kota yang memiliki roh dan saling terhubung, kini kita telah meruntuhkanya dengan kejam. Kita tidak akan pernah membangun kota kota seperti itu lagi selamanya, dan bahkan dengan amat naif mengatakan teknologi pencakar langit sebagai lebih maju, betapa memalukannya kita.

Mereka kita hancurkan karena sistem birokrasi mereka buruk? Betapa kasihannya kita, mereka hancur karena mereka tidak jahat seperti kita. Mereka ditakdirkan untuk menjadi korban kita, dan di sini letak ujiannya, jika kita terus menyangkal bahwa kita tidak memahaminya, maka artinya kita Jahat. Karena pada akhirnya kita memutuskan satu siklus untuk memicu kehancuran bumi, tempat nyawa kita di tiupkan pertama kalinya.

kita tidak akan membuat hiperbola lebih jauh, yang jelas adalah hutan telah gundul, dan akan selalu ada manusia jahat membawa sekoper uang atau sederet angka digital untuk menghancurkan ekosistem yang lain untuk membunuh jiwa jiwa yang lain. Kita terperangkap dalam sebuah sistem penghancuran yang rumit: Sebuah sistem keuangan yang jahat. Jika satu saja mata rantainya terputus Bursa efek jadi Shock, perekonomian dunia lantas gonjang ganjing. Dan ketika memperbaikinya sekali lagi kita akan mengorbankan mereka yang non manusia. Dan begitulah dilema kita sekarang.

3. Pencemaran air

Meskipun undang undang dan aturan telah disediakan, hasil di lapangan membuktikan air sudah sangat tercemar! Terutama di negara negara berkembang, mereka berusaha meningkatkan perindustrian dengan menidirikan pabrik pabrik. Diam diam sebagian limbah ini di buang entah bagaimana hal tersebut kemudian mencemari air yang dibutuhkan untuk hidup. Dan air sangat vital bagi kehidupan!

Perlombaan hidup, bertahan untuk menjadi sejajar dengan yang lain melalui cara yang sama dengan musuh musuh kita: Membunuh.

Dan lagi lagi persoalannya akut sekali: Beaya lingkungan terlalu tinggi, mengurangi profit jika melakukan sesuai regulasi dan hal ini di perparah lagi oleh orang orang tamak dan korup baik di perusahaan maupun di dalam lingkungan pemerintahan yang sedang menegakan regulasi lingkungan. Maaf analoginya sangat buruk: Pihak perusahaan mengambil jalan pintas memberikan sebuah amplop, dan...kita sungguh tahu kelanjutannya.

Apapun alasannya, seberapa muliapun alasan dan kebohonganya: Demi mempertahankan seribu karyawan. Apakah itu sepadan dengan mengorbankan kepentingan 7 milyar jiwa manusia. Ah, itu hanya secuil debu dari berton ton masalah lingkungan, tapi sadarkah kita secuil debu itu akan memicu kehancuran dunia?

Janganlah berfikir picik dan egois. Akan tetapi itulah kita nanti di depan kaca cermin sejarah. Itulah sebabnya mengapa lautan jauh lebih luas dari daratan, ia adalah ujian bagi kita.

4. Penipisan Ozon

Di langit kita mengintai sebuah bahaya yang besar, tidak selalu harus spontan, ia bergerak perlahan dan semakin mendekati anak anak kita.

Menipisnya lapisan ozon adalah penyebab utama meningkatnya kanker kulit di penjuru dunia. Dengan menipisnya lapisan ozon, maka suhu bumi akan semakin meningkat. Lantas, apa yang menyebabkan penipisan ozon? Klorofluorokarbon (CFC) dan halon yang biasa ditemukan dalam kaleng semprotan aerosol serta refrigerant ternyata memiliki sumbangsih dalam menipiskan lapisan ozon. Kita tidak bisa seluruhnya menjadi X-men yang dapat beradaptasi dengan cepat karena hal itu.

Sinar UV ini juga yang disebut para ahli bertanggung jawab menyebabkan gangguan terkait kekebalan dan mempengaruhi produktivitas pertanian. Kita mulai kehingan segala imunitas biologis kita.

Mulailah untuk menyadari bahwa semua itu adalah salah kita. Kita memulai perang dengan Tuhan, karena kita telah banyak membunuh spisies lain. Sebentar lagi kita akan menciptakan A.I. dan memperpanjang missi perburuan kita, menjadikan mereka makhluk makhluk dan hantu hantu digital cerdas itu sebagai Assasin.

5. Hilangnya keragaman hayati

Banyak spisies makhluk hidup akan punah. Jika selama ini kita tidak memperdulikan mereka, percayalah kali ini kita akan merindukan mereka yang selama ini ada bersama kita menghirup udara yang sama, meminum air yang sama. 

Tidak dapat dibayangkan tidak ada lagi kupu kupu, tidak adalagi kucing besar, dan rusa rusa berlarian di rimba. Tidak ada lagi selain manusia manusia yang hidup tanpa menggunakan hati nurani.

Beberapa bunga yang bemekaran juga akan lenyap karena fasilitas alami lingkungan yang menopang struktur dan fitur kehidupan mereka telah rusak berat, di rusak oleh kita. Bagaimana rasanya merindukan capung dan kupu kupu yang berterbangan? Mereka memang tidak mengenal kita tapi kita mengenal mereka dan mereka selama ini adalah bagian dari isi dunia ini. Ini mungkin gambaran kecilnya saja. 

Tetapi percayalah kita akan banyak kehilangan sebelum kita kehilangan spesies kita sendiri: Ras manusia. Namun sebelum semua itu terjadi kita akan kehilangan sorga kita di bumi.

Dan...Kita sedang menunggu dunia RESET

Tidak banyak solusi yang kita ketahui, karena belum ada kesepakatan nyata untuk itu. Untuk berhenti merusak lingkungan alih alih terpesona oleh penggalian tambang minyak dan batubara. Oh ya kita tahu para pemodal tidak akan sepakat, mereka mulai kampanye bisnis mereka lagi, mulai menakuti kita dengan kemiskinan hidup denganc ara menghalangi akses ke beberapa sumber daya. Tulisan ini tidak sempat berhepotesa, tulisan ini hanyalah khayalan, tetapi coba pikirkan sejenak, mengapa kita selalu merasa di persulit?

Tinggal menunggu waktu, dunia akan reset. Reset ke awal lagi. Berita baiknya reset berarti dunia akan kembali fresh seperti semula dan itu memberikan kesempatan kedua pada generasi berikutnya untuk belajar lebih bijaksana. Jika mereka belajar mereka akan bertahan dan hidup berbahagia.

Berita buruknya reset selalu menghancurkan segalanya terlebih dahulu, memusnahkan noda noda. Menghapus kesalahan yang telah ada, kita benci fiksi armegadon jika ia menjadi kenyataan, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh kaki tangan kaki tangan 'Tuhan' tapi juga belajar bahwa kita ini bukan satu satunya generasi yang harus di lindungi, bukan juga satu satunya yang harus 'dimusnahkan' demi kelanjutan umur dunia. Pertanyaannya apakah generasi kita berada dalam takdir reset itu?

Kita tahu di tangan lima negara ada senjata nuklir yang fitur fitur dan daya hancurnya meningkat drastis dari masa ke masa. Dan di hadapan kita ada isu lingkungan hidup yang sangat kritis. Dari sana ada bayang bayang ancaman bahwa dunia akan RESET!

  
Hitungan mundur.....10,9,8,7,6,5,4,3,2,1.......

Dan bommmm! Kita tidak mengingat apa apa lagi dalam ketiadaan. Hingga 2000 tahun berikutnya mereka yang menggantikan spesies kita melakukan penggalian arkeologi, untuk menemukan sisa sisa fosil dan belajar mencari tahu mengapa dunia pernah RESET? 

Buat ayahku, ibuku dan kakakku orang orang yang paling aku cintai, yang paling aku rindui, ternyata semua perasaan itu terhubung kepada kosmos yang mengelilingi kita rasa bersatu dengan alam semesta ini. Rasa yang selalu kita abaikan, entah mengapa hal itu bisa terjadi.

Itu bisa menjadi sebuah pelajaran yang sangat mahal. Dan akankan memakan 7 milyar jiwa manusia? Apakah aku hanya berkhayal? Bahkan sekalipun orang yang paling aku cintai di dunia ini mengatakannya, aku merasa banyak sekali probabilitas yang dapat kita kesampingan di dunia ini ketika segalanya yang kita perhatikan mulai tampak mustahil. 

Tapi adakah yang dapat mengatakan kepadaku bagaimana caranya menyelamatakan dunia selain bersatu padu?


Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak