AKANKAH OPTIMAL spt di iPad KETIKA PERTAMA kali LUMAFUSION BERJALAN DI ANDROID?

snadragon 8 gen1 untuk lumafusion editor video handal

Setelah samsung merilis tablet besar dengan ukuran layar 14,6 inci yakni tab s8 Ultra, mereka juga mengumumkan akan bekerja sama dengan pengembang aplikasi editor video lumafusion yang selama ini hanya berjalan sangat baik di perangkat mobile Apple terutama iPad pro. 

Jika mengingat iPad pro menggunakan chipset yang sama dengan macbook dan iMac yang nota bene adalah kelas PC laptop dan desktop, saya maklum karena selama ini tablet Android memang hanya menggunakan chipset yang sama dengan lini hape mereka yakni snapdargon, tablet saya tab s7 plus masih menggunakan snapdaragon versi 865 dengan arsitektur jadul 7NM.

Karena jujur saja performanya snapdragon untuk saat sekarang masih jauh dibawah M1 apple jika di ukur dari segi manapun. Setidaknya untuk masa sekarang karena snapdragon berjanji akan menandingi M1 pada upgrad generasi chipset mereka yang berikutnya.

Jadi kemungkinan ketika dapur pacu tablet keluarga galaxy S terbaru sudah meningkat karena menggunakan snapdragon 8 Gen 1 dengan arsitektur 4NM, maka kerjasama dengan Luma touch sebagai pengembang lumafusion segera di jajagi dan menjadi masuk akal. Tetapi benarkah dugaan saya?

Problem perangkat mobile Android

Saya selalu membandingkan sebuah tablet Android dengan sebuah iPad terutama jika setiap tablet flagship Android harus disandingkan dengan iPad pro maka ada tiga perbedaan yang sangat mencolok:

1). Tablet Android menggunakan sistem operasi yang sama dengan smartphone Android bandingkan dengan iPad yang menggunakan iPadOS dan terpisah dengan iOS yang di gunakan oleh iPhone. 

Sistem operasi ini sangat berpengaruh pada pengalaman pengguna karena itulah pabrikan Samsung melengkapi perangkat mereka dengan ONE UI agar antar mukanya dapat meningkatkan pengalaman pengguna menjadi lebih baik.

2). Tablet Android juga - lagi lagi - kongsi atau menggunakan chipset atau dapur pacu yang sama dengan lini smartphone dengan layar yang memang jauh lebih kecil, yakni sama sama snapdragon. Titik. 

Sedangkan iPad menggunakan chipset M1 sekelas PC dan berbeda dengan iPhone yang menggunakan chipset A bionic yang memang dirancang untuk perangkat genggam seperti android.

3). Jika kita bicara tablet flagship yang seharusnya menjadi saingan iPad pro maka perbedaan antara tablet dan smartphone Android hanya disisi dimensi dan ukurannya saja selebihnya kedua perangkat tersebut menggunakan sistem operasi dan chipset yang sama: Sama sama menggunakan Android, sama sama menggunakan dapur pacu snapdaragon yang sekelas. 

Sedangkan iPad dan iPhone memiliki 3 perbedaan: Beda dimensi ukuran layar, beda chipset, dan beda sistem operasinya.

Ketiga perbedaan di atas menyiratkan perbedaan fokus pengembangan perangkat antara Android dengan pihak Apple. Meskipun Android terdiri dari berbagai pabrikan dan manufaktur perangkat, seharusnya bukan menjadi alasan untuk membedakan tablet dengan smartphone hanya dari segi ukurannya saja.

Well saya tidak mempermasalahkan sebuah sistem operasi yang sama asalkan sistem operasi tersebut memang adaptif, responsif dan sangat kompetitif ketika di pergunakan terhadap perangkat yang besar. Saya juga menyadari pengembangan banyak aplikasi Android sangat fokus ke hape saja jadi sangatlah sulit buat sebuah tablet Android yang di gadang gadang sebagai flagship untuk bersaing secara performa dengan sebuah iPad pro.

Lagipula kita bisa sedikit lega karena pada akhirnya Google sudah mengumumkan akan segera merilis Android L khusus untuk perangkat dengan ukuran layar lebar, yakni jajaran perangkat Android lipat dan Tablet. Ini akan membuat tablet tablet Android menjadi setara dengan ipad di sisi sistem operasi.

Chipset iPad pro itu sekelas mesin PC sungguhan dan terlalu kuat jika harus dibanding dengan chipsetnya tablet android sekalipun yang paling premium pada saat ini. Karena chipset tablet premium Android selalu sama dengan chipset kelasnya hape atau smartphone Android. 

Jadi inilah salah satu kendala mengapa Android selama ini belum siap mengadopsi Lumafusion terutama mengadopsi semua fitur dengan kemampuan performa sebuah editor video sekelas PC? Baiklah kita cari informasinya:

Masalahnya terletak pada perfoma software dan Chipset Android

Bebarapa tahun yang lalu laman Smartfilming merilis informasi dari Chris Demiris co-founder Lumatouch yang juga seorang engineering pengembangan aplikasi Lumafusion itu sendiri. Disana Demiris menyatakan dia dengan sangat gembira akan membawa Lumafusion ke Play Store Android namun secara teknis terdapat kendala signifikan terkait dengan persyaratan yakni terkait software dan mesin pacu perangkat Android yang belum support.

Artinya apa? Artinya selama ini kita tidak tahu atau tidak perduli dan tetap membeli perangkat android meskipun dalam beberapa hal secara teknis baik software maupun mesin perangkat Android itu berada di bawah software dan mesin sebuah iPhone dan iPad! Kita juga tidak salah karena yang kita beli adalah hal yang sesuai dengan kebutuhan kita masing masing apakah itu manfaatnya atau bahkan harganya. Akan tetapi kini kita layak bertanya, masih worthedkah perangkat tab s8 ultra seharga 20 jutaan? Jawabannya bisa jadi sangat relatif!

Saya sudah membuktikan bagaimana mengedit video menggunakan kinemaster di tab s7 plus dan di iPad pro. Perbedaannya terasa sekali pada saat merender dan menyimpan video. Karena semakin banyak layer yang saya pergunakan pada tablet Android, maka akan semakin lama renderingnya. Sedangkan pada iPad ajaibnya sangat enteng dan cepat sebagai pengguna umum awalnya saya heran sampai akhirnya saya kepikiran pasti karena perbedaan performa mesin!

Dan itu benar setelah saya bertanya dan juga membaca dari berbagai informasi dan membandingkan kinerja snapdragon dengan M1. Apapun alasannya, snapdragon di desain masih hanya terbatas untuk perangkat mobile. Sedangkan M1 bahkan di desain purnarupa dan sangat kuat bersaing dengan chipset kelas PC bahkan dalam banyak hal mengungguli mereka.

Jadi apa harapan kita pengguna tablet Android ketika ia tersedia di Play store?

Lumafusion pasti akan hadir di Galaxy store dan Play Store Google, karena memang sudah di konfimasikan oleh pengembang resminya.

lumafusion tweet

Kita hanya bisa menunggu seperti apa kompatibilitasnya terhadap sistem operasi dan mesin pacu Android. Apakah semua fitur akan hadir dan bagaimana performanya ketika berjalan di perangkat tertentu Android yang begitu banyak variasinya?

Umpamakan lumafusion bisa bekerja dengan sangat baik di tablet Tab s8 dan juga di hape samsung S22 itu karena chipsetnya sudah snapdragon 8 Gen 1, lalu bagaimana ia bisa bekerja pada perangkat Android  dengan spek mesin di bawahnya?

Malangnya saya sudah membeli tab s7 plus tahun lalu dan baru saja mendapatkan update Android 12 dan ONE UI1 akan tetapi ia hanya di tenagai oleh chipset snapdragon 856 yang setara dengan chipsetnya hape hape android flagship tahun lalu, bisakah ia menjalankan lumafusion sebagus lumafusion berjalan di iPad pro atau paling tidak akan relatif sama dengan tab s8? 

Satu lagi pertanyaan: Akankah dia bisa di bayar sekali beli seperti layaknya di App Store Apple, ataukah harus berlangganan seperti kinemaster ketika ia telah berada di Play store Android? Harapan saya sih harganya sama dengan di App Store dan hanya sekali beli buat di pakai seumur hidup.

Rasanya tidak mungkin! Mungkin gak ya? Ah rasional saja lah...

Ikuti terus trik, tips, dan info melalui halaman blog ini Share:

3 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Thank you banget infonya, ntar kalo udah ada di Play store dicobain akses deh, yep, kita tunggu aja 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tampaknya hanya kompatibel dengan perangkat tertentu android

      Hapus
  2. How do collect back link?

    How to Get High Quality Backlinks in 2021 (7 New Strategies)

    Today you’re going to learn how to get backlinks in 2021.

    In fact, the 7 strategies I’m going to share with you have helped my site rack up 368k total backlinks:

    Let’s get right into the techniques.

    1. Become a Source For Reporters and Bloggers (HARO)

    2. Publish “Skyscraper” Content

    3. Build Links From Outdated Resources

    4. Use Content Formats Proven To Generate Links

    5. Publish Ultimate Guides

    6. Use Branded Strategies and Techniques

    7. Authority Resource Pages

    Bonus Strategy #1: Turn Brand Mentions Into Quality Backlinks

    Bonus Strategy #2: Send “Feeler” Emails

    What is SEO? Search Engine Optimization Explained - Click Here to Read

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak