Renunganku, tentang kehidupan, sains dan blogging

Bisakah aku kembali ke masa lalu, tidur bersama ibuku, kembali dan kembali, bisakah seseorang pergi ke masa lalu dan mengalami realitas yang sama dan lalu pergi dan pergi lagi lebih dalam dan lebih jauh ke masa lalu untuk membunuh kakeknya yang pada waktu itu masih bujangan? 

Lalu apa yang terjadi setelah itu? Bukankah paradox itu tidak mungkin dalam hukum fisika biasa? Karena jika aku dapat kembali ke masa lalu dan membunuh kakekku, tentu bapakku tidak akan di lahirkan dan jika bapakku tidak dilahirkan bagaimana masa kini menjelaskan realitas bahwa saya dilahirkan karena bapakku menikah dengan ibuku? 

renunganku
ilustrasi: Coretan pensil Adelina Sofyan

Ya saya sedang bermain main dengan teori 'Grandpa Paradox'. Saya sudah merenungkannya sejak saya masih kecil. Tentu saja saya tidak mungkin terlintas niat menjadi seorang pembunuh apalagi membunuh kakek yang sangat saya cintai.

Dan banyak hal hal lebih menjijikan dapat kita bayangkan di balik imajinasi dan keindahan. Saya tidak selalu dapat mengabaikannya. Karena saya berfikir.

Jika ada orang mengatakan tidak mungkin kembali ke masa lalu, bagaimana jika itu hanyalah masalah waktu dan ilmu pengatahuan mampu menggapai segalanya dan yang kelak dapat dilakukan oleh manusia? Berjuta pertanyaan yang sama sementara di hadapan kita melihat mereka yang baru dilahirkan, meninggal menjadi tanah. 

Saya tidak pernah meremehkan imajinasi, ide dan apalagi kalkulasi walaupun hanya imajiner.

Tanah itu menjadikan jasad jasad masa lalu menjadi bubur humus, lalu tumbuh tanaman menjadi rantai makanan yang dimakan hewan dan juga generasi sesudah kita. Bukankah itu sangat sederhana? Peta genetik apa yang tertinggal dari humus yang dimakan oleh akar tanaman? Lalu tanaman itu di kirim ke seluruh dunia di konsumsi oleh berbagai spesis makhluk hidup termasuk manusia.

Bukankah itu menunjukan bahwa kehidupan adalah proses engineering dan daur ulang? Saat aku memakan makanan itu berarti aku memakan segala hal yang telah di daur ulang dan memang di sajikan alam untuk kita. Material dan elemen yang sama untuk membangun jasad dan mesin biologis kita dan hewan hewan sebagai makhluk hidup.

Dan hanya urusan dan ukuran moral yang membuat kita memilih apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dimakan. Sisanya hanyalah alasan alasan moral, tata nilai, keyakinan dan agama. Padahal apa yang kita makan dan apa yang dimakan bersumber dari hal yang sama. Kita terlanjur berada di puncak kehidupan tidak ingin menoleh dan kembali ke asal kita untuk melihat faktanya. Ya kita di program untuk menyangkalnya tampaknya agar hukum fisika dapat berjalan dan hidup tetap berkelanjutan. Kita hanya di aduk dalam entropi kata di dalam genom kita.

Kita kadang menggunakan istilah takdir, sebagai ungkapan halus untuk membungkus pengakuan akan keterbatasan kita.

Oh ya, ada yang tampak kuno! Kuno? Lihat pesawat modern yang terbang di langit itu, apa yang menjadikannya modern? Menggunakan apa ia bisa terbang? Fosil dari jasad jasad kuno! Menggelikan klaim dunia modern, ia tidak tampak lebih baik dari zaman manapun. Nenek moyang dulu menggunakan waktu dan memandangi bintang kemintang di langit, khayal dan angan angan mereka melambung, fantasi dan imajinasi mereka tercipta menjadi modal dunia intelektual kita di masa kini. 

Nenek moyang kita, walaupun mereka harus berbulan bulan berkuda dari ujung benua, walaupun sekarang kita dapat menyintas jarak sejauh  berbulan bulan itu menjadi semenit, itu belum menjelaskan apa apa, kita masih saja berada dalam kungkungan waktu yang tampak tidak bertepi. Semenit kita adalah berbulan bulan juga dalam realitas secara keseluruhan. 

Tidak ada yang berubah, walaupun peralatan kita bertambah kompleks, problem kita masih saja sama dan bertambah jumlahnya. Kita menggelembung dalam jumlah, populasi yang membengkak membutuhkan sumber daya. Dan nun jauh di ujung galaxy, ternyata alam semesta juga sedang mengelembung! Kita hanya mengikuti iramanya.

Tapi kita tidak mau berhenti, semangat dunia sains adalah memahami, menguak semua misteri dan faktanya kita mulai melihat bulat lonjongnya dunia ini telah berubah. Benar gambaran kitab Loh poph, ketika para dewa meninggalkan manusia salah satu diantara mereka berkata:

"Lihatlah mereka (manusia itu) mulai mengukur lengkungan langit, mereka begitu mirip seperti kita"

Dan Dewa yang lain menanggapi:

"Biarkan mereka mengetahui apa yang mereka ketahui, karena sebenarnya mereka hanyalah ciptaan kita yang sederhana"

Saya tidak pernah berhenti terkagum kagum oleh kebijaksanaan kuno, bagaimana Pythagoras menemukan rumus segitiga, bagaimana Algoritma di kembangkan oleh seorang Arab muslim yang hidup sederhana sambil merawat ibunya. Dan begitu juga dengan Aljabar. Begitu indah dan mengharukan.

Kembali ke teori segalanya. Ruang waktu tidak mungkin chaos, kita tidak dapat membayangkan bencananya terhadap realitas kehidupan kita. Atau bahkan mungkin tidak akan berdampak apa apa. Akan tetapi dengan logika kita mempertanyakan apa hak alam melahirkan bilangan tidak terhingga dan meruntuhkannya di depan hidung kita dalam hitungan sekian detik? Lihat itu kehancuran dan kematian dari ukuran gigantik hingga ukuran plasma, setiap hari makhluk hidup di lahirkan dan lalu mati terinjak injak di bawah kaki kita tanpa kita sadari. 

Dan kita melihat semut semut bergerak gerak di bawah matahari, kita tidak selalu memahaminya untuk apa mereka ada, apakah mereka memiliki kesadaran bahwasanya mereka itu ada? Ataukah hanya...(?)

Itulah yang hal hal yang paling sering saya renungkan, mencari kebenarannya dengan nalar. Saya sangat menyadari keterbatasan saya. Tapi paling tidak saya telah berusaha untuk tidak begitu saja menyerah pada hanya satu nilai. Dan tetap membuka pikiran saya untuk segala hal seperti teori segalanya, itu hanya salah satu referensi, dan saya bukanlah penganut fanatiknya.

Selamat blogging, tuliskan dan curahkan apa yang ingin kalian sampaikan sekecil apapun akan membawa arti bagi dunia dan menjadikannya lebih berwarna warni. Dengan blogging kita menyampaikan ide dan pikiran kita kepada dunia.

Ikuti terus trik, tips, teknik hack dan kabar terupdate dari blog ini! Share:
Batam, 17 April 2021,
Di tulis Oleh: Sofyan Yaan
Ilustrasi di coret Oleh: Adelina Sofyan

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak