Terjadi ledakan kecerdasan di dunia. Bukti konten visual itu mujarab daripada sekedar konten bacaan

authodidact versus college

Dunia pendidikan mungkin membutuhkan pembaharuan, setelah saya menonton - sebelumnya podcast Dedi Corbozier tentang nasib kalangan akedemisi sekarang dan fakta yang terjadi di negara maju. Saya jadi banyak mencari tahu mengapa banyak anak anak muda sekarang tiba tiba sukses tanpa mengecap bangku sekolah? Faktanya ada beberapa orang mampu membuat helikopter dan pesawat modeling padahal diantaranya ada yang tidak tamat SD, mereka mampu membangun bengkel, memanage tukang tukangnya layaknya sebuah 'perusahaan' yang baik.


1. Jadi fenomena

Dulu orang beranggapan belajar otodidak itu langka untuk menjadi sukses. Namun setelah zaman visual menjadi mudah hal ini mulai benar benar menjadi fenomena. Trik apapun ada di Youtube dari dasar hingga yang paling dalam. Saya juga banyak belajar daripadanya.

Fenomena ini terjadi di seluruh dunia bahkan beberapa orang tanpa pendidikan formal berhasil di akui oleh kalangan ilmuwan dan jumlahnya tidak langka, beberapa orang di minta menjadi professor karena keahlian mereka di beberapa disiplin ilmu seperti matimatika, penguasaan bahasa, hingga penguasaan bahasa pemrogramman yang bahkan sulit di kuasai oleh kalangan pelajar yang telah duduk di bangku kuliah selama bertahun tahun!

Hal ini terjadi karena informasi menjadi mudah dan murah, hal ini terjadi menjadi semakin massive di akui bukan hanya karena mereka membaca di internet, namun para teknisi itu mengakui mereka belajar dari yotube! Artinya pembelajaran visual ternyata terbukti berperan penting. Sekelompok anak mudah hacker ketika di wawancarai dimana mereka belajar bahasa pemrograman dan koding, mereka menjawab dari Youtube. Kemana saja sih konten tulisan selama ini? 
Mungkin alasannya adalah generasi Z sekarang memang lebih tertarik kepada hal hal visual ketimbang hal hal simbolik seperti membaca ya.
Dua pemuda asal Sulewasi yang berhasil membuat pesawat modeling dan helikopter yang ternyata mampu terbang juga mengaku belajar dari youtube. Ia merasa tidak mampu belajar dari halaman konten tulisan seperti blog dan web karena ia hanya tamat SD. Akan tetapi melihat kemampuannya kini, beberapa orang mengakui seperti profesor Rhenald Kasali: Bahwa koanten konten video ternyata relatif efektif menyumbang ledakan kecerdasan di kalangan anak anak muda generasi milineal dan generasi Z.

Berikut contoh bocah dan pemuda Indonesia yang sukses belajar melalui youtube
  1. Putra Aji Adhari (duduk di SMP), berhasi meretas situs NASA, E-Commerce, dan perbankan nasional.
  2. Aris pengusaha minuman Cuppucino (tamat SMA) sukses belajar dari Youtbe.
  3. Jujun (tamat SMK) mengaku baru sukses membuat helikopter setelah belajar dari Youtube.
  4. Chaerul (Asal Sulewesi Selatan, tamatan SD) sukses membuat pesawat terbang yang lebih besar setelah belajar dari Youtube.

2. Authodict versus College

Tidak berlebihan jika Dedi Corbuzier mengkritik pedas kalangan akademisi dan yang lulus perguruan tinggi: Matilah kalian kalau tidak segera berubah. Setelah tamat kuliah mau apa? Apa kalian akan segera membuktikannya?

Ada ratusan bahkan ribuan orang dari usia bocil hingga kakek kakek telah mengejutkan dunia karena kesuksesan mereka menciptakan hal hal yang selama ini hanya bisa di lakukan oleh orang sekelas Habibie padahal mereka tidak punya latar pendidikan, selain memiliki kemampuan dan terinspirasi setelah menonton channel kesukaan mereka di Yotube!

Diantaranya yang paling fenomenal adalah penguasaan matimatika, sains, pemrograman, koding dll yang melebihi kemampuan universitas dan kalangan akademis.

Dan fenomena ini di masa sekarang tidak lagi menjadi hal langka. Ketika dunia kerja mulai di isi robot dan robot robot mulai mengambil alih beberapa lapangan pekerjaan terkait operator bahkan inspeksi, generasi z mulai terjun membuat konten. Tahun 2021 mulai terjadi ledakan konten!

Tentu saja di perlukan lebih banyak studi untuk ini. Namun banyak kalangan ahli baik akademisi maupun non akademisi mulai menganggukan kepala mengakuinya. Ada hal yang memang tidak bisa kita hindari: Perubahan.

Tulisan ini adalah rangkuman dari beberapa podcast, ceramah akedimisi dari prof Rhenald Kasali, New York Times, CNN, The Times (Europe version).

Ikuti terus trik, tips, dan info melalui halaman blog ini Share:

1 Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

  1. Yah gak beda jauh sama arsitek belum tentu dia bisa ngaduk semen meski tau cara menakarnya, media visual lebih berguna kalau dipakai buat praktek...


    99% kesuksesan kan didapat dri praktik, tapi tergantung balik lagi ke diri masing2 apa sebenarnya sukses? Punya rumah megah? Dan memiliki bnyk utang sana sini, setiap org kan punya selera dan pendapat, ada juga yang bilang aku sukses jika hidup bahagia, toh org miskin tidak bahagia. Kata siapa? Orang kaya sudah pasti bahagia, kata siapa?

    Eh komentar ku malah merambat kemana2 hehehe, balik lgi ke topik, media visual berguna , bisa jadi lebih berguna, kalau yang punya medianya itu gak bertele-tele dan tepat sasaran dan mudah dimengerti bagi siapa pun yang menyimaknya... Menyimak ya, bukan menonton, klo org nonton mah cuma sekadar liat tayangannya aja, balikknya jadi cuma ngambil ilmu doank, yang memukau org menyimak, mengambil ilmu dan dituangkan ke praktik...



    Ada teori ada praktik itu yang paling bernilai, ketimbang tong kosong nyaring bunyinya ,

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak