DEMI KEABADIAN, MANUSIA MULAI MEMBUKA KOTAK PANDORA

Hidup itu hanya candaan, saya serius. Apalagi ketika perlahan lahan rahasia penciptaan terkuak berkat sains dan teknologi. Saya akan beri contoh, hal yang belum akan terjadi tapi berpotensi menjadi kenyataan di masa depan. Ya sangat mungkin berkat sains dan teknologi.


Dan saya membuat konten ini karena terinspirasi klaim Albert Einstein ilmuwan terbesar di abad ke 20, ia berkata: Kecerdasan tidaklah lebih penting daripada imajinasi. Imajinasi itu sangat penting. Mungkin sampai disini kita belum memahaminya.

Begini kita ini manusia, kita memiliki kesadaran dan memikirkan keberadaan kita dalam kehidupan alam semesta ini. Kita belajar dan mengejar pengatahuan, sampai suatu ketika kita manusia ingin hidup abadi, dengan mengabaikan ajaran agama, manusia ingin hidup abadi tanpa akhirat!

Mereka menemukan banyak hal, mengungkapkan satu demi satu rahasia dan misteri penciptaan. Dan disini rasanya saya sangat tertarik kepada dua hal:

Pertama, Ai (artificial inteligent) yang kemudian berkembang menjadi Agi (Artificial General Inteligence). Bayangkan manusia menciptakan komputer, membuat mesin pintar dan menanamkan kecerdasan di dalamnya. Mesin kemudian dapat meniru kecerdasan manusia dan bahkan cenderung melebihinya, lebih jauh kemudian ia memiliki kesadaran, ia dapat melakukan pekerjaan apa saja, mulai yang sederhana hingga yang paling rumit, dan bahkan mengerjakan hal hal tidak masuk akal penciptanya si manusia itu sendiri.

Lalu melihat hasil kecerdasan buatan itu, timbul harapan dan ide singularity yang akan merubah masa depan manusia selama lamanya. Dimana manusia bisa hidup lebih lama, lebih abadi sesuai keinginannya. Manusia dapat membuat robot yang meniru manusia dan memasukan kecerdasan Ai sebagai otaknya. Suatu ketika humanoid ini benar benar menjadi manusia sempurna, memiliki keinginan bebas dan mulai mempertanyakan kemampuan penciptanya.

Namun sejauh ini, semakin pintar sebuah Ai, semakin terbantu pula manusia dalam mempermudah hidupnya.

Tetapi timbul ke khawatiran dari kalangan pembuat Ai sendiri, setelah melihat perkembangan dan kemampuan Ai yang sangat pesat, mesin ternyata dapat belajar lebih cepat, lebih kuat dan lebih akurat. Maka, tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti, akan timbul konflik yang mana manusia sebagai pencipta dikalahkan oleh ciptaannya sendiri.

Kedua, Genetika dan kloning

Hal diatas bukan satu satunya kasus ambigunya penciptaan yang mengkhawatirkan tentang masa depan. Ilmu genetika biologi juga sedang berkembang pesat. Mula mula manusia dapat mengkloning domba yang di beri nama doly, doly hasil kloningan ternyata hidup, ia mirip dengan domba aslinya.

Lalu timbul ide untuk menghidupkan kembali makhluk makhluk purba melalui teknik kloning dan pengatahuan genetika yang telah mulai dikuasai oleh manusia. Tidak sampai disana ide menjadi semakin liar, ketika manusia semakin dekat kepada kloning manusia. Bayangkan, untuk membuat tiruan atau kloningan diri Anda, para ilmuwan hanya butuh sehelai rambut anda, lalu membaca cetak biru penciptaan diri anda melaluinya dan siap mencetak diri anda yang lain. Ketika ia hidup, ia adalah diri anda, tidak ada bedanya. Ia memiliki bakat dan keahlian yang sama dengan anda, ia memiliki seluruh ingatan, pengalaman, kenangan, dan segala hal yang ada pada diri anda yang sangat dalam ke lubuk dasar kepribadian anda.

Ia pulang ke rumah anda dan mennganggap isteri anda adalah isterinya, menganggap anak anda adalah anaknya. Faktanya secara ilmiah dia tidak bersalah, ia adalah manusia asli, tapi kloning diri anda. Bagaimana kita menjelaskan komplikasi hak dan kewajiban 'kembar' yang muncul setelahnya? Semenjak ia ada dia adalah diri anda, kecuali setelah itu dia hidup dan berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda, barulah akan ada perbedaan pengalaman setelahnya.

Ilmu kloning terlebih lagi genetika juga sangat bermanfaat dalam kehidupan kita, ia menyumbang kepada kemajuan pengobatan modern, ia menguak rahasia genetik manusia. Boleh dikatakan, ia menguak perlahan lahan rahasia dan cetak biru penciptaan manusia. Bukan hanya manusia, ia menguak semua rahasia penciptaan tanaman, hewan dan kini manusia sedang mengeksplorasinya.

Ilmu kloning juga sangat ambigu bagi banyak kalangan, ia seperti menjungkir balikan keyakinan kita, bagaimana jika setiap orang yang berkompeten mencuri dna anda? lalu ia membuat kloningan anda? Misal, seorang mencintai seseorang, tapi orang tersebut sudah memiliki suami, lalu ia mencuri rambutnya dan mengkloningnya? Tentu saja hasil koloningan tidak akan mencintainya, karena memiliki pengalaman mencintai orang lain, ia akan mencari suaminya dan ketika bertemu betapa shock dirinya setelah mengetahui suaminya ternyata telah memiliki seorang isteri yang sangat mirip dirinya? Yang mana yang asli?

Tentu saja teknologi memiliki solusinya, ketika manusia mampu membuat kloning, ia juga mampu memotong ingatan, merubah atau mengeditnya, agar si wanita kloningan yang di dambakannya tidak mencari cari suaminya, maka ingatan, kenangan dan hasratnya harus di edit melalui DNA. Sesederhana itu.

Sekali lagi ini seperti cerita filem, tapi anda harus faham, cerita filem itu di tulis berdasarkan isu penemuan penemuan di atas. Jadi ini adalah sebuah fakta, ketika sekali lagi Albert Einstein benar, bahwa imajinasi itu lebih penting daripada hanya sekedar kecerdasan.

Saya tidak berusaha meyakinkan Anda untuk mempercayai apa yang belum terjadi, saya hanya ingin mengingatkan bahwa penelitian ke arah itu sedang berlangsung dan semakin mendekati kenyataan, bahwa dunia jauh lebih rumit daripada sekedar apa yang telah kita percayai selama ini.

Sekian dulu pertemuan kita, akan kita sambung dengan topik topik menarik lainnya..

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak