MENGAPA AI HARUS DI CEMASKAN


IMF mengumumkan Ai, akan mengambil alih paling sedikit 40% pekerjaan manusia dalam waktu dekat. Pernyataan itu karuan membuat sebagian penghuni dunia heboh, kuatir dan cemas menanti era Ai, makhluk baru ini akan menjadi bagian dalam hidup kita, bahkan lebih buruknya ketika mereka memiliki kecerdasan, kepribadian dan kesadaran kognitif layaknya manusia.

Tapi tunggu dulu, bukankah manusia selalu cemas terhadap hal hal baru? atau lebih tepatnya terhadap suatu perubahan yang dapat mengganggu status quo? Merusak sektor nyaman satu generasi. Dulu ketika pertama pertanian modern diperkenalkan di eropa, dimana sistem membajak tradisonal akan di ambil alih oleh mesin pembajak, orang orang berteriak membela para petani, bahwa mesin itu akan menyingkirkan ribuan tenaga kerja yang berprofesi sebagai petani tradisional.

Apa yang terjadi? Dalam waktu dekat, korban berjatuhan. Protes terjadi, namun tanpa mereka sadari, lapangan pekerjaan baru terbuka lebar bagi generasi muda. Industri pertanian membutuhkan tenaga administarasi yang merupakan bidang yang sama sekali baru pada masa itu. Ada lagi ribuan lowongan lowongan tenaga ahli tehnik, laboratoratiom, transportasi, hingga buruh kasar di sekitaran lapangan usaha pertanian tersebut.

Pun juga, produksi pertanian meningkat tajam, sehingga hasil pertanian bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga akhirnya di ekspor, yang mana kegiatan ini juga telah membuka lapangan pekerjaan yang sebelumnya tidak pernah ada.

Ekonomi eropa segera bergairah setelah itu. Era pertanian baru ternyata mendatangkan hal hal baru, ya itu dan membuka lowongan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak pernah ada.

Tapi memang, ketika masa transisi kepada perubahan baru di setiap era, di setiap masa, akan ada segelintir generasi pekerja yang menjadi korbannya. Dan kita dapat membayangkan hal tersebut ketika Ai telah hadir, ia merampas pekerjaan konvensional yang telah terbiasa di lakukan oleh beberapa generasi lama, tapi di sebalik itu ia membuka pekerjaan baru yang membutuhkan ketrampilan baru, yang mana hal tersebut akan membuka peluang yang sangat besar kepada generasi muda. Ya generasi muda.

Yang paling cemas adalah generasi lama apalagi generasi status quo yang sudah nyaman pada kemapanannya, karena pastinya era pekerjaan mereka akan segera berakhir, karena akan datang perubahan yang terkadang tidak mereka inginkan, di gantikan oleh cara bekerja yang baru, cara Ai. Cara generasi baru umat manusia.

Tidak heran sering terucap kata kata dari orang orang lama, dulu tidak seperti ini. Kalau begini rasanya dunia sudah semakin dekat kepada kiamat. Memang, tapi kiamat generasi lama, berakhirnya era lama, datanglah era baru, era Ai. Lagipula, apa sih yang tidak akan segera berubah di atas dunia fana ini? Apa sih yang dapat kita pertahankan dengan gigih, mengapa tidak memberi kesempatan saja kepada perubahan? Bak kata einstein: TIDAK ADA YANG ABADI DI DUNIA, KECUALI PERUBAHAN ITU SENDIRI.

Saya pulang kampung setelah puluhan tahun, wajah wajah bocah dulu telah di penuhi oleh keriput. Saya segera mengerti, perubahan tidak semuanya dapat dilawan.

Dan ketika Ai membutuhkan manusia maka itu adalah generasi baru, yakni generasi muda, atau paling tidak meraka yang berjiwa muda. Saya katakan generasi muda, karena hanya itu harapannya. Hai, bayangkan, zaman Ai, adalah zaman kreatifitas tinggi. Manusia muda memiliki imajinasi yang jeuh lebih segar daripada generasi yang sudah tua. Kita dapat membuat sebuah imajinasi menjadi kenyataan. Zaman Ai, banyak peluang terbuka lebar, misalnya meningkatkan sumber daya hidup, sandang dan pangan menjadi lebih murah dan melimpah shingga dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan berpuluh puluh milyar populasi manusia.

Denga Ai, terbuka peluang harapan hidup yang lebih lama, target pendidikan yang lebih singkat, menyingkap rahasia alam semesta, dimana disana sebagai akibatnya kelak peluang pekerjaan menjadi semakin beragam, kompleks dan menantang.

Mungkin Ai akan menemukan cara jauh lebih mudah untuk mengatasi kanker darah, penyakit paru dan jantung, menumbukan kembali sel tubuh yang mati.

Aha itu keuntungannya, lalu apa konsekwensi yang dapat terjadi?

Itu...Kecerdasan Ai juga tidak menutup kemungkinan Ai akan menjadi mandiri, alias memiliki keinginan mereka sendiri, memberontak dari manusia, dan bahkan menguasai ras kita.

Oh ok, kemungkinan itu masih jauh, tapi bagaimana dengan manusia itu sendiri mereka yang bisa mengedalikan Ai? Apakah mereka tidak akan menyalah gunakannya untuk mencari keuntungan diri sendiri dan bahkan menjadikannya alat untuk menguasai orang lain? Segelintir Orang orang itu, para penguasa dan pencipta Ai, apa yang akan mereka lakukan sekurangnya untuk membayar jerih payah mereka?

Mari kita lupakan itu, di dunia kita berlaku hukum alam, sepintar pintarnya kerator, akan membutuhkan orang lain bersamanya. Dalam beberapa hal mereka mungkin sekali akan mengeksploitasi manusia lain melalui Ai, tapi di lain kesempatan mereka membutuhkan orang lain. Kerjasama dalam berbisnis. Dan kelompok orang akan menjaga keseimbangan, hubungan saling menguntungkan. Demikian pula di pemerintahan dunia, akan regulasi yang mengatur keberadaan Ai dalam konteks kemashlahatan umat manusia.

Oke mungkin Anda bisa memahami maksud saya perlahan lahan, Ai bukanlah hal yang perlu di takuti. Ia adalah penomena kehidupan kita, yang kita butuhkan adalah mencari pengatahuan tentangnya. Apakah itu sulit? Kalau Anda hidup di zaman saya, Anda akan merasa sulit. Tapi generasi Z dan generasi Alpha sudah lahir bersama trend teknologi automatisasi sejak mereka masih di dalam orok, teknologi ini sudah tertanam ke dalam genetik mereka.

Ketika saya menonton para professor, mencemaskan Ai, saya segera membaca sejarah penemuna teknologi dari masa kemasa, dan mencoba mengintip gejolak sosialnya, saya mendapati kecemasan yang sama dari waktu ke waktu: Setiap datang hal baru para orang tua mencemaskannya. Generasi muda pada umumnya tidak terlalu perduli.

Sama ketika ibuku mengeluh melihat cara berpakaian adik prempuanku, dan berkata: Pakaian anak muda zaman sekarang aneh aneh. Kami dulu berpakaian cantik cantik dan sopan sopan. Parameternya berbeda. Pijakan zamannya tidak sama, seleranya pasti berbeda jgua, bukan? Dan ternyata sejak 5 ribu tahun yang lalu di keusteraan kuno tertulis telah populer ungkapan orang orang tua ketika melihat perubahan pada zaman anak anak mereka, mereka berkata: Lihatlah, ini tanda tanda hari kiamat sudah semakin dekat. Ya kiamat yang berulang ulang terjadi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai dengan topik kita ya...

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak