Tampilkan postingan dengan label rusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rusia. Tampilkan semua postingan
Halo sobat sobat editblogtema (blogger) editvlogtema (vlogger), pertama saya ingin menyampaikan diclaimer terlebih dahulu, bahwa ketika saya membahasa konten keuangan global posisi saya bukanlah sebagai seorang ahli keuangan, pengamat keuangan atau sedang menggeluti dunia keuangan. Saya hanya seperti anda semua yang mencoba berfikir kritis, dan berkeyakinan bahwa kebebasan berpendapat itu juga di lindungi oleh undang undang. Tambahan lagi dengan jujur konten yang saya bawakan adalah hasil kesimpulan banyak tulisan, merujuk kepada konten konten yang telah ada banyak beredar di media media besar, baik lokal maupaun global, baik dari media pro barat dan Amerika maupun yang anti Amerika. Semuanya saya ikuti. 

dunia sedang menuju keruntuhan dollar amerika

Saya yakin sebagian Anda juga sama. Kita akan membahas masa awal dimana dominasi dollar mulai di pertanyakan oleh masyarakat dunia, setelah delapan dekade mengusai perbankan dan keuangan dunia.

Ya tegasnya Dolar Amerika Serikat telah menguasai dunia keuangan selama hampir delapan dekade sejak akhir Perang Dunia II. Sekarang, perang lain sedang di persiapkan panggungnya oleh banyak negara untuk mengeksplorasi perpindahan dari dolar ke mata uang alternatif untuk perdagangan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang dominasi mata uang di masa depan. 

Sebelumnya, mau di serang, mau di invansi, mau di sanksi ekonominya, tidak ada satupun negara yang mampu menggoyah senjata mau dollar Amerika, itu semua mungkin karena yang di serang adalah negara negara kecil dan lemah, mereka tidak berdaya dan tidak ada sekutu yang berani membelanya. Sebut saja Suriah, lebanon, irak, libya, kuba, venezuela dan masih banyak lagi negara negara yang telah merasakan senjata dollar pada saat di arahkan kepada mereka.

Akan tetapi baru baru ini Amerika walau tidak secara terang terangan menyerang secara militerisme seperti yang biasa mereka lakukan terhadap negara negera yang relatif lemah, dan itupun pasti main keroyokan, kini telah mengusik dan mencampur tangani Invasi negara sebesar Rusia ke Ukraina pada Februari 2022  dan langsung seperti biasa dollar amerika sebagai senjata memicu gelombang sanksi keuangan pimpinan Amerika terhadap Moskow. Dari begitu banyak sanksi, dua yang  paling kuat. Yang pertama adalah  keputusan pemerintah Barat untuk membekukan hampir setengah cadangan mata uang asing Rusia.  Seperti dilaporkan Al Jazeera 7 Maret 2023, cadangan yang dibekukan nilainya mencapai US$300 miliar. Dan yang kedua  adalah penghapusan bank-bank besar Rusia dari SWIFT, layanan  antar bank yang memfasilitasi pembayaran internasional.

Sanksi-sanksi ini oleh beberapa orang disebut sebagai “Senjata maut” dolar. Dan  diprediksi akan membuat Rusia dan China, dua saingan geopolitik terbesar Amerika  mempromosikan infrastruktur keuangan alternatif mereka. Dan benar saja kedua raksasa ini lantas bereaksi dan tidak tinggal diam, tindakan mereka ini benar benar membuat dollar berada di pertaruhan yang nyaris tidak mungkin mereka menangkan selamanya.

Tetapi sebenarnya bukan hanya Beijing dan Moskow. Dari India hingga Argentina, Brasil hingga Afrika Selatan dan Timur Tengah hingga Asia Tenggara seperti Indonesia, negara-negara dan kawasan dalam beberapa bulan terakhir telah mempercepat upaya menuju pengaturan  yang bertujuan mengurangi ketergantungan mereka pada dolar.

 Inti dari inisiatif de-dolarisasi ini adalah ketakutan di banyak ibu kota bahwa Amerika suatu hari nanti Amerika juga dapat menggunakan kekuatan mata uangnya untuk menargetkan mereka. Seperti  yang telah dirasakan oleh Rusia.

Pertanyaannya, bisakah langkah ini benar-benar melengserkan dolar? Jawaban singkatnya: Mungkin, Tetapi memang, dominasi dolar tidak mungkin berubah dalam waktu dekat. Dan dolar  akan tetap menjadi mata uang utama perdagangan dan transaksi internasional. Tapi dalam jangka panjang, tidak akan mungkin ia akan bertahan selamannya tergantung sebarapa kuat lagi Amerika bertahan. di lihat betapa semakin tidak populernya amerika, hal itu bisa saja terjadi lebih cepat.

Sejumlah pakar menilai, hingga saat ini tidak ada mata uang lain yang saat ini bisa  menggantikannya. Namun pengaruh dolar  pada sistem keuangan global pastinya akan melemah. Jika  semakin  banyak negara mulai berdagang dalam mata uang lain dan mengurangi keterpaparan mereka terhadap dolar.

Sejarah Dominasi Dolar AS

Sejarahnya dimulai pada tahun 1944. Saat itu  perwakilan dari 44 negara bertemu di Bretton Woods, New Hampshire. Pertemuan ini untuk memperbaiki perekonomian dunia setelah perang.  Mereka bersepakat bahwa Amerika  sebagai ekonomi terbesar di dunia akan menetapkan nilai dolar dengan standar nilai emas. Dan  negara lain pada gilirannya akan mematok mata uang mereka terhadap dolar. Sejak saat itu negara-negara lain  harus menyimpan dolar sebagai cadangan untuk mempertahankan nilai tukar mereka. Ini  menjadikannya dolar sebagai mata uang global yang dominan.

Rezim Bretton Woods runtuh pada tahun 1970-an. Penyebabnya  karena Amerika tidak lagi memiliki cukup emas untuk menopang dolarnya. Namun pada saat itu dolar telah tertanam kuat sebagai mata uang cadangan yang digunakan oleh negara lain. Dollar menjadi lebih berharga daripada emas, bahkan harga emas bergantung pada dollar.

Begini gambaran gilanya: Jika misalnya ada sebuah negara mencetak uang sebanyak banyaknya, maka akan terjadi inflasi yang mengikuti turunnya nilai mata uang. Ada sebuah negara di afrika yang hanya untuk beli beras sekilo saja harus membawa segerobak uang kertas, benar benar gila gak ya. Mata uang di cetak berdasarkan aturan, mulai dari cadangan devisa, transaksi dan hingga neraca perdagangan. 

Tapi kalau misalnya amerika yang mencetak dollar sebanyak banyaknya, risikonya sangat kecil, mengapa? Karena dollar dipakai oleh banyak negara, amerika bahkan untung dari suku bunganya, sementara negara negara pengguna yang harus menyerap dan menanggung akibat inflasinya, sudah mengerti bukan? dollar itu adalah emas murni. Ia tidak memerlukan emas lain. Amerika tidak perlu cadangan emas, dollar saja sudah cukup. Titik.

Pasar keuangan Amerika yang dalam dan fleksibel, norma-norma tata kelola perusahaan yang relatif transparan, dan stabilitas dolar memastikan bahwa mata uang tetap dominan. Meskipun negara-negara lain tidak lagi wajib menetapkan mata uang mereka ke dolar.

Yang pasti, pembicaraan tentang de-dolarisasi bukanlah hal baru. Pertanyaan tentang dominasi dolar sudah muncul ketika sistem Bretton Woods runtuh. Kemudian  ketika Uni Eropa meluncurkan euro pada 1999. Dan  sekali lagi setelah krisis keuangan 2008-2009. Tetapi belum ada negara yang bisa menandingi kekuatan ekonomi amerika pada saat itu.

Dominasi dolar selamat dari badai itu. Saat ini hampir 60 persen cadangan devisa yang dikelola oleh bank sentral dunia disimpan dalam dolar.

Namun, itu juga menandai penurunan dari sekitar 70 persen pada tahun 2000. Situasi yang menunjukkan pergeseran bertahap dalam tatanan keuangan global. Sementara pangsa euro hanya naik sedikit sejak diluncurkan. Angkanya naik 18 persen menjadi hanya di bawah 20 persen saat ini. Mata uang China yang dikenal sebagai yuan memang telah tumbuh paling cepat sejak 2016. Tetapi tetap  kurang dari 3 persen cadangan global disimpan dalam mata uang itu.

Alicia GarcĂ­a Herrero, seorang peneliti senior di think tank Bruegel yang berbasis di Brussels  kepada Al Jazeera mengatakan dunia  jelas bergerak untuk melepaskan diri dari dolar. Selama setahun terakhir, keinginan  ini semakin meningkat.

“Sanksi yang dipimpin Amerika telah membuat banyak negara ketakutan. Ini  memberikan dorongan baru untuk upaya de-dolarisasi,” katanya.

Sedangkan Zongyuan Zoe Liu, peneliti   di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di New York menggambarkan,   keputusan untuk mengeluarkan Rusia dari sistem SWIFT  seperti menggunakan opsi nuklir di dunia keuangan.

Dia mengatakan sentralitas SWIFT dalam perbankan internasional sering dibandingkan dengan Gmail dalam bidang komunikasi email.  “Dalam sistem keuangan global yang terintegrasi,  memotong Rusia dari penggunaan SWIFT  berarti merampas pembuluh darah mereka,” katanya.

Akan tetapi semuanya jadi tampak berubah drastis, ketika cina tumbuh menjadi kekuatan ekonomi besar, dan ketika Amerika di bawah trump memutuskan menjadi rival cina. Cina akhirnya menjadi aktif dalam upaya menghancurkan dominasi dollar ini. Disinilah banyak negara merasa memiliki pelindung baru alih alih hanya kepada Amerika sebagai satu satunya adi daya ekonomi global.

FAKTOR ADI DAYA BARU CINA

Ya, Negara-negara seperti China, yang sudah berada di garis bidik sanksi Amerika   khawatir tindakan seperti itu dapat digunakan terhadap mereka di masa depan. Dan tentu akan  berdampak pada fungsi ekonomi mereka.

Itulah mengapa ekonomi terbesar kedua di dunia itu  mencoba untuk secara aktif menjauh dari dolar Amerika. Ahmadi Ali, pakar sanksi dan peneliti di Pusat Kebijakan Keamanan Jenewa mengatakan  begitu keluar dari SWIFT,  sebuah negara kehilangan kemampuan untuk bertransaksi lintas batas dengan mudah.  “Negara itu akan  berisiko terputus dari rantai pasokan global dan itu bisa merusak ekonomi   secara keseluruhan.” 

China telah menyingkirkan obligasi Treasury Amerika nya. Ini  merupakan salah satu alat yang digunakan sebuah negara untuk menyimpan cadangan dolar. Sekarang China memegang US$870 miliar obligasi Amerika. Ini adalah  jumlah terendah sejak 2010. China juga telah menegosiasikan kesepakatan dengan negara lain untuk berdagang menggunakan yuan.

Pada bulan Februari, bank sentral Irak mengumumkan akan mengizinkan perdagangan dengan China menggunakan dalam yuan untuk pertama kalinya.  Ini penting mengingat Irak adalah salah satu pemasok minyak utama dunia.

Bank sentral Bangladesh juga membuat pengumuman serupa pada bulan September. Pada bulan yang sama, anggota Organisasi Kerjasama Shanghai yang didominasi China setuju untuk meningkatkan perdagangan dalam mata uang lokal mereka. 

Selain China, blok tersebut terdiri dari Rusia, India, Pakistan, Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan, dan Kyrgyzstan. Dan pada bulan Desember, China dan Arab Saudi melakukan transaksi pertama mereka dalam yuan.

Sementara Rusia  telah memutuskan untuk menyimpan semua pendapatan surplus minyak dan gasnya pada tahun 2023 dalam yuan. Ini  karena Rusia semakin beralih ke mata uang China untuk cadangan devisanya.

Bikan Hanya Sanksi hal yang berbahaya dari dollar Amerika...

Sebenarnya sanksi bukan satu-satunya cara di mana ketergantungan yang berlebihan pada dolar dapat merugikan negara.

Paparan utang berdenominasi dolar dari ekonomi yang lebih kecil,  dan rencana untuk meningkatkan perdagangan regional juga menyebabkan negara-negara menjauh dari dolar. Nilai dolar Amerika sekitar 10 persen lebih tinggi dari pada awal Ukraina pada Februari 2022. Dan  30 persen lebih tinggi dari satu dekade lalu. Pada satu titik di bulan Oktober 2022, dolar berada pada level tertinggi sejak tahun 2000.

Peningkatan  nilai mata uang itu membuat utang berdenominasi dolar jauh lebih mahal untuk dibayar. Untuk negara-negara yang membeli bahan bakar, makanan, dan komoditas penting lainnya dalam jumlah besar dari negara lain, ini juga secara dramatis meningkatkan tagihan impor mereka.

Itulah mengapa bukan hanya China dan Rusia yang mencoba untuk mengurangi eksposur mereka terhadap dolar. Tetapi  banyak negara, termasuk teman dekat Amerika yang mencari alternatif.

Baru-baru ini  duta besar Uni Emirat Arab  untuk India mengatakan kedua negara berusaha menyelesaikan kesepakatan untuk memperdagangkan mata uang mereka, dirham dan rupee.  Uni Emirat Arab adalah salah satu mitra dagang utama India.

Pada bulan Januari, seorang pejabat Kementerian Perdagangan India mengatakan  bahwa Rusia, Sri Lanka, Bangladesh, dan Mauritius  tertarik  berdagang dengan India dalam mata uang rupee.

Dan dalam pengumuman yang menjadi berita utama global, presiden Brasil dan Argentina pada bulan Januari 2023 mengatakan  mereka akan membentuk mata uang bersama untuk menyelesaikan transaksi perdagangan.

Hanya saja, terlepas dari berbagai upaya ini, para ahli tidak yakin bahwa mata uang apa pun dapat melengserkan dolar  dalam waktu dekat.  Satu-satunya mata uang yang dapat menggantikan dolar Amerika dalam jangka panjang adalah Yuan. Tetapi  untuk mengambil peran itu, mata uang harus sepenuhnya dapat dikonversi. 

Suatu mata uang menjadi sepenuhnya dapat dikonversi ketika dapat ditukar secara bebas ke mata uang lain untuk semua tujuan . Entah itu  di pasar keuangan, perdagangan, atau di pasar valuta asing global. Sementara yuan hanya dapat dikonversi untuk tujuan terbatas, seperti perdagangan. Ini membatasi daya pikatnya meskipun dampak China terhadap ekonomi global terus meningkat.

Beberapa ahli percaya bahwa sementara langkah menuju de-dolarisasi tidak akan menggantikan dolar dengan mata uang dominan lainnya.  Negara-negara seperti Argentina dan Brasil misalnya. Mereka  adalah ekonomi berbasis komoditas. Dan   dolar Amerika mendominasi perdagangan komoditas. 

Saat berhadapan dengan negara lain  mereka akan tetap bergantung pada dolar. Dan banyak negara, seperti Arab Saudi dan UEA masih memiliki mata uang yang dipatok terhadap dolar. Melarikan diri dari cengkeraman bagi negara-negara ini dolar tidak akan mudah.

SURGA MENABUNG

Secara global, dolar dipandang sebagai aset safe haven oleh investor, atau tabungan sorga atau sorga tabungan. Terutama selama krisis ekonomi. Ini karena kepercayaan yang tinggi terhadap ekonomi Amerika. Kepastian itu terlihat dari meningkatnya permintaan dolar pada saat-saat seperti itu.

Tetapi permintaan itu juga yang menyebabkan devaluasi sebagian besar mata uang terhadap dolar pada tahun 2022 selama perang di Ukraina.

Bagaimanapun harus diakui ada  keuntungan tak terhindarkan ketika melakukan perdagangan dalam satu mata uang seperti dolar.  Ini membantu mengurangi biaya transaksi dan bertanggung jawab atas sifat yang sangat terintegrasi dari sistem keuangan global. Berdagang dalam berbagai mata uang meningkatkan risiko volatilitas mata uang.

Sistem perdagangan internasional yang terfragmentasi akan membuat transaksi menjadi tidak efisien. Namun jika meningkatnya penggunaan sanksi yang memotong ekonomi dari mekanisme keuangan global dan rantai pasokan, fragmentasi itu mungkin tak terelakkan.

Jika pertanyaannya adalah apakah sistem mata uang yang lebih terdiversifikasi itu baik atau buruk, maka memiliki satu mata uang standar untuk melakukan bisnis karena sejauh ini telah bekerja dengan baik. Tetapi hampir semua ahli bersepakat syaratnya  Amerika Serikat tidak bisa seenaknya mempersenjatai dolar. Atau dalam arti kata lain, menjadikan dollar sebagai senjata....

SHARE YA:


Amerika dan sekutu sekutu baratnya telah menjatuhkan sanksi ekonomi yang bertubi tubi terhadap Rusia. Tidak cukup sampai disana, baru baru ini Amerika melarang produsen smartphone Rusia menggunakan teknologi sistem operasi mobile Android.

Hal ini jika di biarkan tentunya akan berdampak buruk pada ratusan juta pengguna yang merupakan rakyat jelata di Rusia dan bisa mendatangkan masalah besar bagi statibilitas kepercayaan masyarakat Rusia terhadap pemerintahnya.

Bahwa perang kali ini benar benar buruk adalah, ketika pelaku teknologi yang selama ini biasanya netral jadi 'ikut' berperang memihak negaranya masing masing. Ini sebenarnya telah di mulai dari perang dagang dimana Amerika menghajar Cina dengan menghukum Huawei yang pada saat itu sedang tumbuh dan berkembang pesat, tidak boleh lagi menggunakan sistem operasi mobile Android ke smartphone dan tablet tablet buatan mereka.

Namun, huawei Cina berhasil lolos dari kehancuran yang mengerikan, karena mereka sukses membuat sistem operasi mobile mereka sendiri yakni Harmony OS yang telah di akui secara global telah berhasil berdiri sejajar dengan Android dan iOS.

HarmonyOS Cina menyelamatkan Rusia dari hegemoni teknologi barat.

Kita tahu betapa teknologi teknologi penting ini masih menjadi hegemoni barat. Sebut saja microsoft windows, iOS, Android, dan MacOS adalah perusahaan perusahaan teknologi milik Amerika. Namun setelah perang dagang, satu satu demi satu dari model teknologi ini mulai di buat oleh perusahaan perusahaan teknologi Cina. 

Dan bukan hanya teknologi perangkat lunak yang vital seperti sistem operasi perangkat mobile, bahkan teknologi chipset sudah mulai di buat dengan baik oleh pabrikan pabrikan asli Cina.

Dan, ketika pada saat ini Rusia terancam kehilangan hak akses menggunakan sistem operasi Android dimana setiap smartphone secara vital sekali telah menguasai setiap sisi kehidupan termasuk perekonomian, Rusia ternyata dapat dengan segera memecahkan masalah ini dengan beralih ke sistem operasi buatan negara adi daya asia ini, yakni harmonyOS.

Ya, karena harmonyOS sudah teruji di ratusan juta perangkat, maka tidak diragukan lagi ia memang dapat di andalkan untuk menggantikan sistem operasi Android di Rusia.

Ikuti terus trik, tips, dan info melalui halaman blog ini Share:

SHARE YA:

Ini hampir menjadi misteri besar abad ini karena hampir semua negara besar bahkan Indonesia meyakini bahwa angkatan udara adalah lambang supremesi kejayaan sebuah angkatan bersenjata modern. Umumnya negara negara ini nyaris menganggap sebuah serbuan udara adalah sebagai kunci kemenangan yang penting.

Padahal tampak sekali kemajuan pasukan Rusia melambat dan mengesankan bahwa sebenarnya militer Rusia tidak sekuat dugaan banyak pengamat militer sebelumnya, mereka tampak 'biasa biasa' saja. Dan memang tampaknya strategi melambatkan serangan menjadi pilihan yang paling masuk akan bagi Rusia, sementara itu korban terus berjatuhan dan kerugian mulai dihitung bagi kedua belah pihak: Nyawa tentara dan rakyat sipil, uang, material dll.

Perang Rusia dan Ukraina

Soal serbuan udara Amerika selalu melakukannya, demikian juga sekutu sekutunya, menembak dan menjatuhkan bom dari udara ke gedung gedung dan perumahan adalah hal yang sangat mudah dan menguntungkan. Itu terjadi di Irak, Libya dan Suriah. Itu yang paling di sukai oleh angkatan bersenjata Israel: Melakukan serangan udara.

Namun harus di akui negara negara sekutu adalah negara negara dengan keuangan yang kuat.

Tetapi kali ini Rusia benar benar mengabaikan kemampuan ini, seolah mereka menjadi anti mainstream, ada apa Rusia? Ada apa dengan Mr. Putin?

TIDAK ADA PERANG UDARA DAN JET TEMPUR CANGGIH RUSIA

Ada beberapa jet tempur dan helikopter Rusia menerobos wilayah Jepang dan swedia menuju Ukraina tapi itu tidak dapat di hitung sebagai serbuan udara Rusia yang sebenarnya. Itu seperti cina mengintimidasi Taiwan. Pesawat dan helikopter itu sendiri hanya terdiri 4 pesawat tempur kelas 'ringan' yakni SU 27 dan SU24. Tidak banyak negara besar yang tertarik dengan hal itu karena Rusia tidak menerbangkan skuadron perang yang terdiri dari pesawat pesawat canggih mereka yakni SU 35 dan SU 57.

Sedangkan Amerika dan sekutunya sudah menggembar gemborkan apa yang 'pasti' akan dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia yakni seperti biasanya akan menggempur lawannya dengan kekuatan angkatan udaranya yang superior dan mengerahkan pesawat tempur SU 35 mereka benar benar meleset dan di luar dugaan.

Tidak ada pasukan dari angkatan udara yang di libatkan dalam pertempuran penting ini, ada apa Rusia? Pihak barat memposting judul besar di halaman media massa pemberitaan 'Mengapa angkatan udara Rusia menghilang dari udara?'

Padahal mereka telah menunjukan kehebatan angakatan udaranya di suriah dan banyak medan pertempuran di dunia.

Pakar pakar barat mengira di pihak Rusia memiliki kekurangan koordinasi antara angkata udara dan angkatan daratnya dan mereka akan menjadi rentan terkena serangan pihak Ukraina. Bahkan Joe Biden presiden Amerika gembira melihat kenyataan bahwa angkatan udara Ukraina justeru masih sangat leluasa bermanuver melakukan serangan.

Pasti ini adalah kelemahan Rusia dan ini adalah peluang Ukraina!

Dan menurut beberapa sumber ada terdapat misinformasi, misalnya pihak Ukraina lebih gencar memberikan informasi kepada media dunia, sedangkan dari pihak Rusia amatlah pelit mengeluarkan pernyataan, akan tetapi kemudian di akui bahwa pernyataan pihak Rusia cenderung lebih akurat dan lebih formal informasinya.

Contohnya. Awalnya walikota kherson membantah bahwa kotanya telah di kuasai oleh Rusia  dan bantahannya dengan cepat bergema ke seluruh dunia. Padahal faktanya tentara Rusia memang sedang menguasai kota tersebut. Tetapi pada akhirnya mengakuinya dan tampaknya Rusia memberlakukan penduduk kota dengan normal normal saja.

Jadi jelas Rusia yang benar walaupun tadinya Wali Kota Kherson Ihor Kolykhaiev membantah bahwa kotanya telah dikuasai kendali Rusia ketika dia masih memegang kendali komunikasi yang dapat membuat suaranya di dengar ke seluruh dunia. Tidak heran jika Rusia menghancurkan jaringan komunikasi di kota itu.

Dan sebagai seorang Ukraina yang baik dan bertanggung jawab Ihor Koykhaiev juga benar, ia telah melakukan yang terbaik untuk membela negara dan kota yang di pimpinnya.

Dia mengatakan bahwa militer Ukraina tidak lagi berada di kotanya. Kini dia benar benar bersikap seperti yang seharusnya dia lakukan sebagai pihak yang kalah dan satria.

FAKTA PERANG UDARA YANG NAIF

Masih melansir dari CNN sebuah fakta lagi terungkap tentang kemampuan Ukraina untuk terus menerbangkan jet tempur mereka. karena bagaimanapun informasi seperti itu diperlukan oleh Ukraina untuk menaikan moral baik militer maupun rakyatnya, demikian menurut para pakar militer dunia.

Dan ini sukses menghasilkan sebuah mitos bagaimana konon jet tempur Ukraina seorang diri dapat menjatuhkan 6 pesawat Rusia dan berita ini sukses di percayai oleh dunia. Peristiwa 'tak terverifikasi' kebenarannya ini kemudian terkenal secara online dan mendapat julukan sebagai "The Ghost of Kiev"

Bahkan pihak pejabat Amerika menyambutnya dan menjadikannya sebagai berita yang menggembirakan. Rusia tampak benar benar salah langkah.

Faktanya Rusia tidak menanggapi rumor itu dan hal itu cukup membingungkan barat dan perlahan terkuak bahwa ternyata Rusia tidak pernah melibatkan angkatan udara dalam perang kali ini. Jadi pesawat pesawat apa yang di jatuhkan oleh angkatan udara kiev?

Lalu Pemeriksa Fakta dari Reuters menunjukan sebuah bukti bahwa satu buah klip dari video game digital Cobat Simulator telah di salah artikan dan di klaim sebagai jet tempur Ukraina yang sedang menembak jatuh pesawat pesawat Rusia.

Kesimpulan

Ada banyak tersisa pertanyaan, apakah Rusia sengaja menghindari perang udara dengan menghindari menjatuhkan berton ton bom untuk menghindari korban sipil yang lebih besar? Dugaan ini pasti dengan senang hati akan segera di bantah oleh negara negara barat karena faktanya serbuan udara bukan hanya berisiko besar terhadap nyawa aset tentara, tapi juga membutuhkan beaya yang sangat besar.

Dan yang jelas dalam perang ini Rusia memang sangat terdampak oleh banyak hal menyakitkan:
  • Terkena sanksi ekonomi yang di akui oleh Putin sendiri mulai mempengaruhi ekonomi negeri beruang merah tersebut
  • Di keroyok oleh mayoritas negara negara besar dan kuat dunia
  • Kalah suara dalam menyampaikan berita ke media media besar dunia
Fakta: Rusia nyaris di keroyok oleh penduduk dunia

Namun walau yang tampak juga secara fisik Rusia menang dalam perang ini akan tetapi Kemenangan itu juga harus di bayar sangat mahal oleh Rusia sekarang dan nantinya.

Dan fakta yang sangat menarik sekaligus mencemaskan adalah bahwa posisi Rusia yang seolah telah di keroyok oleh negara negara besar dan penting dunia melalui berbagai cara: Bantuan persenjataan, keuangan dan dukungan yang terus mengalir ke Ukraina. Yang lebih menakutkan lagi Rusia juga di kucilkan dan di serang habis habisan oleh segala piranti teknologi yang sudah terlanjur menguasai dunia seperti Google, Microsoft, Tesla, Apple, Meta Facebook dll. Bukan hanya memutus jaringan vital aliran informasi tapi juga menghentikan semua pendanaan kepada seluruh afiliator terkait Rusia.

Ada kans Rusia kalap, walau kemungkinannya kecil dan intrastruktur dunia mengalami kehancuran akibat serangan yang tidak terduga hal ini benar benar akan menjadi bencana kemanusiaan yang sangat mengerikan. Ada perhitungan: Menang jadi arang kalah jadi abu.

Yang perlu dilihat adalah dampak sebuah perang amat merugikan rakyat kecil yang pastinya sangat tidak menginginkan peperangan. 

Mereka hanya ingin hidup tenang dan berbahagia. Jadi kalau bisa membalikan waktu alangkah baiknya jika Rusia tidak berperang dengan Ukraina.

Apakah perang akan memicu perang dunia ke 3? Tidak juga karena baik negara barat maupun Rusia sama sama tahu apa akibatnya. Namun peluang sekecil apapun perlu juga di waspadai.

Ikuti terus trik, tips, dan info melalui halaman blog ini Share:

SHARE YA: